part 12

4.2K 166 0
                                    

Pagi ini sang surya menampakan sinarnya, masuk melalui jendela hingga membuat sang seorang perembuan berbalut hijab berwarna pastel bergiat.

"pagi dokter,,,ada yang bisa saya bantu?" ucap seseorang yang suaranya sangat tak asing bagi allya.

"eh? Dinda? Lu kapan kesini? Ngapain?"

"tadi malem gue dateng. Ya jadi asisten lu lah"

"lah kok gitu? Bukannya dulu...."ucap allya terpotong saat dinda mulai menatap matanya tajam.

"iya dulu gue paling anti sama yang namanya medis, tapi yaa mau gimana lu kan tau sendiri bokap gue gak ngijinin gue masuk akmil."jelas dinda yang mulai menunduk.

"yah din, maafin gue ya, gue gaada maksud buat ngungkit masalah itu."ucap allya dengan nada bersalah.

"yaallah al santuy ae lah ama gue mah toh kan gue juga udah jadi sekarang. Gue asisten lu  al jadi lu kalo misalnya butuh bantuan gue tinggal tereak aja"

"iya lah terserah lu. Oiya din lu tau gak dimana si fani?soalnya dari semalem gue gak ngeliat dia"

"lah si fani? Maksud lu si fani yang dulu terobsesi sama yang pake baju loreng yang sampe sampe ada tukang parkir pake baju loreng aja dia ampe teriak teriak gak jelas"

"iya temen lu tuh gue mah eneg liat nya lah dia mah malah seneng"ucap allya sambil bergidig.

"ngomong ngomong emang dia disini juga al? Sejak kapan?"

"iya bareng sama gue"

Saat tengah asik berbincang datang seseorang berpostur tinggi besar menghampiri mereka.

"dokter allya, bisa bicara sebenar?"ucap laki laki itu.

"oh sertu azka, bisa tunggu sebentar"ucap allya pada laki laki bernama azka tersebut.

Mereka berdua keluar meninggalkan dinda sendiri didalam.

"etdah dasar ketek miper maen pergi gitu aja"gerutu dinda.

Allya pov
Hari ini gak tau kenapa gue seneng banget. Mungkin karena si mulut mercon dateng kali ya, jadi paket komplit gue, fani ama si dinda.

Gue lagi asik ngobrol tiba tiba dateng cowo yang menurut gue dia itu perfect seperfect mi instan yang direbus bareng  telor sama tambah toping sukro beuh mantap jiwa.

"dokter allya, bisa bicara sebentar?"busyet mimpi apa gue semalem di datengin cogan.

"oh sertu azka, bisa tunggu sebentar"jaim lah didepan cogan mah. Gapeduli gue si dinda mulutnya ngebusa ampe ampe uda kaya aer bekas cucian baju.

"em begini dok saat ini keadaan sedang genting. Banyak prajurit diterjunkan untuk mengatasi kejadian ini, pasti dokter tau sendiri kan bagaimana resiko nya? Banyak prajurit yang terluka dan sangat tidak mungkin untuk dibawa ke posko ini mengingat jarak tempat kejadian dengan posko agak jauh. Saya dapat perintah dari kapten satya untuk menyampaikan ini pada dokter."panjang kali lebar syekali bapak sampe pusing saya ngedengernya untung saya gak lemot otaknya jadi langsung gercep nangkep kata katanya.

"iya saya tau soal masalah itu. Jadi saya dan dokter dokter yang lain harus bagaimana?"ya kalo liat sorot matanya si dia lagi serius.

"jadi kapten satya ingin beberapa dokter untuk ikut dalam tindakan ini."

"maksud anda ikut masuk kedalam hutan sersan?"wado seru nih kalo beneran ikut ke hutan.

"benar dok."kan bakal seru nih

"diposko ada 6 dokter mungkin hanya 3 orang yang bisa ikut sersan. Bagaimana?"

"oke siapkan peralatan sekarang kita berangkat 30 menit lagi"

"oke"

-------------------------------------------------------------

"dinda, lu uda ketemu fani belum?"

"uda. Enak banget lu maemunah main tinggal tinggal aja"kan mulutnya mulai bukatuk lagi.

"din ini bukan waktu nya becanda. Mana fani? Kita dikasih tugas buat ikut operasi kehutan dan lo, fani, sama gue harus ikut. Jadi dimana fani sekarang?"

"what??? Ke hutan? Skincare mahal bu"ya tuhan mengapa orang sealay dia masi hidup.

"ga peduli. dimana fani sekarang?"

"dia lagi cuci muka disana."

"oke lu tunggu disini. Gue mau manggil dia dulu. Oiya lu siapin alat alat yang harus dibawa."

"iya dokter."

Author pov
Setelah kurang lebih 15 menit mereka bertiga merundingkan perihal itu laki laki tadi datang kembali dengan wajah yang sudah sangat sulit dikenali.

"astaga setaan"dinda sudah heboh sendiri.
"berisik bambank dia manusia bukan setan. "ucap fani.

"bagaimana dokter? Sudah siap? Kapten satya dan yang lain sudah menunggu didepan."ucap azka.

"siap sersan mari."ucap allya sambil melirik teman temannya itu.

"oke"

Satya pov
Entah mengapa hari saat saya mendengar perintah komandan saat para tim medis harus ikut operasi saya senang mendengarnya.mungkin karena ada dia.

Dan saat ini saya berada di pintu posko menunggu para tim medis keluar.

"izin kapten"suara sertu azka menghentikan obrolan kami.
Saat aku menoleh, pandangan ku langsung terkunci pada perempuan yang beberapa hari ini selalu hadir di mimpi ku.

"izik kapten, tim medis siap untuk berangkat."



My KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang