Waktu itu hujan turun dan membuat aku terjebak di dalamnya. Hati ini masih menunggu kehadirannya, kaki ini menolak untuk pergi, dan tangan ini hanya ingin mengenggam tangannya. Pandanganku sudah kabur, aku berharap ada yang menyadarkanku dari mimpi ini. tetapi ternyata tidak satu pun membantuku keluar dari senja ini. Aku duduk manis tanpa menggerakkan kaki ku sedikit pun, kemudian aku menunduk lama melihat sepatu kets-ku yang mulai basah karena hujan.
Aku mendengar suara motor datang dan berhenti di depanku, tetapi aku memaksakan untuk nunduk dan nunduk. Aku melihat sepatu hitam besar di depanku, dan mendengar suara yang memanggil namaku, “Nada, jangan nunduk terus!” Kemudian aku mengangkat kepalaku, laki-laki dengan jaket hitam, baju hitam, dan rambut lepek terkena hujan itu tersenyum.
Aku tidak tahu senja ini kemudian cerah seketika, aku berasumsi itu berasal dari senyumannya. Aku tidak pernah menyangkan lelaki yang memiliki aura hitam itu ketika tersenyum mampu mengalihkan suasana ini. Aku bahkan tidak pernah menyangka hubungan aku dan dia yang berawal dari bukan siapa-siapa menjadi sahabat. Ini terdengar klise bahkan jauh lebih klise dari drama TV.
Aku masih melihat keatas, mulutku mulai tersenyum.
Ternyata senja tidak selalu buruk bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad boy vs Ukhti (Completed)
Ficção AdolescenteKata siapa pertemanan antara bad boy dengan ukhti itu mustahil?