Kata Mereka

3.2K 98 4
                                    

Kata mereka ukhti-ukhti itu terjaga kehormatannya.

Kata mereka ukhti-ukhti itu pendiam dan bertutur halus.

Kata mereka ukhti-ukhti itu selalu mendengarkan kajian-kajian Islam.

Kata mereka.

Aku masih mendengar kata mereka dimana-dimana. Bukankah sebaiknya mereka melihat langsung daripada berasumsi yang tidak ada habisnya?

Ukhti-ukhti yang mereka bayangkan itu tidak terjadi di kampusku. Aku senang menceritakan ini agar mereka sadar sendiri bahwa manusia tidaklah sempurna.

Mari melihat Aisyah Maghfira atau biasa dipanggil Icha oleh teman satu kampus. Dia cantik dengan dandanan syar’i, sangat sholehah bahkan dia sudah menerima CV taaruf lebih cepat dariku, dan memang dia selalu berkata lembut dari hatinya. Tetapi, Aisyah terkenal dengan wajah jutek kepada laki-laki bahkan perempuan yang tidak disukainya. Aisyah pernah memarahi teman sekelasku karena perlakuan orang itu sangat tidak disukainya. Aku bingung dengan kejutekan dia yang selalu berakhir cibiran bagi yang sudah mengenalnya lebih dekat. Aisyah si jutek panggilannya.

Mayang Sari adalah primadona kampus. Wanita tegas, berpikiran matang, dan terkenal dengan leadership-nya ini adalah suri teladan kampus. Di sisi lain, Mayang sudah berapa kali ditolak dalam perjodohannya. Orang bilang karena penampilannya yang menakutkan sehingga membuat laki-laki tidak berani mengenalnya lebih dekat, bahkan menjadikan pujaan hati saja tidak mau. Mayang yang selalu ditolak oleh laki-laki membuat dirinya menjadi pribadi yang makin keras, ya keras kepala. Kami semua berharap ditunggu seseorang yang datang mampu melunakkan hatinya, kami hanya berharap.

Ramadhani Anindya adalah seorang ratu. Walaupun terkenal royal dan loyal, wanita satu ini memiliki sifat sombong yang tinggi. Keluarganya berasal dari keluarga tajir kalau bisa dikatakan. Ketajiran ini menarik cowok-cowok, benar tetapi berakhir tidak baik. Dia juga hobi merendahkan lelaki yang tidak tajir seperti dia sehingga laki-laki enggan menjadikannya sebagai seorang kekasih. Keluarganya pun seperti itu. Namun dia dikenal juga sebagai pendengar yang baik.

Agita Putri Lolita atau Tita. Bertubuh mungil, memiliki senyum yang manis, dan berkepribadian hangat ini selalu menjadi bahan percobaan para lelaki. Lelaki senang mendekatinya namun berakhir tidak jadi, jika kalian tanya mengapa, jawaban itu berada pada sifatnya yang seperti bunglon, tidak menetap. Dia selalu terjun ke masalah orang lain tanpa permisi dengan topeng pura-pura kenalnya. Dia selalu mengambil manfaat terbanyak baginya, mungkin kalian tahu arti friends with benefit, Tita mungkin salah satunya.

Mutiara Alya Permatasari dan mereka memanggilnya Alya. Alya adalah perempuan sempurna karena dia lembut hati, pemalu, dan penuh perhatian. Namun Alya adalah seorang wanita yang cengeng. Bahaya sekali jika laki-laki ingin bersamanya, karena Alya bisa menjadi seorang yang posesif dan sensitif. Alya terkenal setia dan dia jatuh cinta kepada Fauzan yang sempat ia tolak cintanya. Fauzan sudah berakar di hati Alya, bahkan menjadikan pribadi Alya sensitif. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Alya yang berani menaruh harapan kepada Fauzan. Bagiku sangat mustahil, benar-benar mustahil.

Kemustahilan itu berada di dalam diriku, aku berpikir bahwa semua bad boy itu jahat, playboy, pemalas, nakal, dan tidak memiliki masa depan. Mustahil bukan seorang bad boy berada di dunia ini. Aku memegang prinsip itu dengan kuat, bad boy itu harus dihindari.

Aku adalah Nada Lantunan Qolbi, mereka memanggilku Nada yang galak. Aku lahir di Kebumen dan sekarang kuliah di Bandung. Ukhti-ukhti yang aku jelaskan sebelumnya adalah teman dekatku, sangat dekat. Aku mengenal mereka secara berbeda-beda, contohnya Alya yang aku kenal dari Instagram, lalu Dina dan Tita yang satu jurusan denganku. Mayang dan Aisyah mengenalku dari jaman pengenalan kampus terdahulu. Aku memiliki ciri-ciri berbadan tinggi, memakai baju syar’i, dan suka menulis puisi serta prosa. Aku menyukai puisi dan prosa, bahkan aku menganggap bahwa puisi dan prosa bisa menyatakan perasaan yang tersembunyi seseorang. Aku memang bercita-cita menjadi seorang penulis namun aku terjebak di jurusan ini, betapa ironisnya.

Aku menyukai warna oranye karena senja. Aku terlihat klise dengan kata-kata senja, entah kenapa aku jatuh cinta dengan senja, mungkin karena senja adalah penutup hari dan persiapan untuk hari selanjutnya. Aku bukanlah seorang yang rajin, namun aku bisa mengatur waktuku dengan baik. Aku tidak suka belajar, karena aku cepat bosan. Aku juga tidak suka spagheti karena aku pernah tersedak karenanya. Aku tidak tahu apa yang harus aku ceritakan mengenai diriku ini, karena aku merasa tidak spesial dan tidak sempurna.

Kata mereka, aku tidak suka mendengarkan musik, padahal aku suka sekali dengan musik. Musik bisa memberikan inspirasi kepada orang-orang, seperti saatnya jatuh cinta kepada seseorang. Aku bodoh dalam masalah cinta, aku tidak bisa membedakan perasaan cinta dengan perasaan biasa saja, mungkin karena itu mereka gagal mendekatiku. Aku tidak berani mengisi CV taaruf karena takut sekali, aku takut tidak sesuai dengan apa yang aku kira. Karena pada dasarnya manusia memiliki topeng-topeng untuk melindungi dirinya, bahkan menjadikan alasan yang kuat untuk pergi.

Topeng, aku pun memilikinya.

Aku sebenarnya tidak nyaman dipanggil ukhti, karena aku tidak seperti ukhti-ukhti.

Aku pun tidak nyaman jika berada disamping laki-laki. Aku ingin kabur saja jika ada laki-laki yang berjejer menghalangi jalanku.

Tetapi aku bukanlah socialphobia.

Aku berada di salah satu organisasi yang terkenal, terkenal menyebalkan, namun aku jalani karena aku butuh pengalamannya. Aku tidak segila Mayang dengan organisasi, aku pun tidak pintar seperti Alya, dan aku tidak fasih dalam public speaking seperti Aisyah.
Aku punya kelemahan yang fatal.
Aku ini orangnya cepat nyaman atau orang bilang baperan.

Oleh karena itu, aku menghindari laki-laki.

Aku tidak mau pacaran, aku ingin langsung dihalalkan.

Ini kata mereka tentang ukhti, dan aku membocorkan kebenarannya. Tidak sempurna, memang seperti itu manusia. Aku pun akhirnya berpikir seperti itu setelah bertemu dengan seseorang.

Adimas Fairuz atau Bimo panggilannya. Aku dikenal cowok yang bad boy banget, begitu juga teman-temanku diantaranya ada Bobby, Zaky, Faisal, dan Ammar. Kita terkenal geng bad boy yang suka menggoda cewek-cewek di kampus. Kami menyukai rokok, dugem, berkelahi, ngebut-ngebutan, kabur dari kelas, dan pematah hati para wanita. Kami dikenal tidak baik dan terlalu nakal.

Padahal tidak seperti itu.

Bobby ini suka membuat kerajinan tangan.

Zaky menyukai hal-hal yang berbau jepang dan sayang banget sama ibunya.

Faisal suka musik bahkan dia mempunyai band dan menjadi drummer, cukup sukses dia.

Ammar ini sebenarnya seorang Akhi, pujaan para ukhti namun dia lebih enjoy bersama kita..

Aku ini pribadi yang tertutup dan tidak mau jika ada yang masuk ke kehidupan pribadiku tanpa permisi. Aku memiliki mantan banyak, Aku mengenal dengan Tita yang masuk geng Ukhti kampus. Aku juga seorang perokok berat, setiap hari berkelahi, hobi balapan, dan sering pulang pagi. Aku memiliki kerja sambilan di kafe milik teman yang terkenal loyal, gajinya lumayan dapat membantu urusan mobil ini dan itu sebabnya aku kerja hingga pagi. Aku tidak suka dengan laki-laki yang berani dengan wanita, karena aku sangat menghargai wanita, oleh karena itu aku suka berantem karena membela wanita.

Tenang ladies, aku seorang jomblo.

Perempuan takut kepadaku, mungkin karena aura gelapku. Pakaian serba hitam, mobil jadul, gaya bad boy, dan hobi bolos. Aku kuliah di Bandung, jurusan Sastra Indonesia. Kalau kalian tanya suka bikin puisi dan prosa, pasti aku akan menjawab iya. Tapi tertutup, tidak suka diumbar-umbar. Sastra Indonesia di kampusku terkenal banget, sering menjadi sorotan orang luar. Jurusan kedua yang terkenal lainnya adalah jurusan teknik.

Mayang menjadi ratu Teknik Mesin disana. primadona kampus. Tapi orang-orang enggan untuk mengenalnya lebih dekat, apalagi aku.

Jurusan ketiga itu Perawat, katanya halus-halus ceweknya. Disitu aku ketemu ukhti-ukhti, salah satunya Nada.

Ingat ya kalian, aku seorang jomblo, aku tidak tertarik pacaran, karena aku mencari jati diri terlebih dahulu.

Ini kata mereka tentang bad boy.

Katanya bad boy  dengan ukhti tidak bisa bersatu.

Kata siapa?

Bad boy vs Ukhti (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang