Udara dinginnya malam semakin menusuk, bahkan suaranya angin bisa terdengar cukup kencang. Freya menarik selimut, merapatkan ke tubuhnya yang serasa akan membeku.
"Ah, padahal ini bukan musim dingin. Tapi anginnya kenapa kencang sekali." Freya menatap gorden jendelanya yang bergerak-gerak karena tertiup angin.
Tiba-tiba saja mata Freya terasa berat, dia menguap.
"Tumben udah ngantuk, biasanya jam segini aku masih nonton televisi."
Freya menggosok-gosok matanya, dengan sisa kesadarannya. Dia segera mematikan televisi, melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Tepat setelah Freya menjatuhkan tubuhnya di ranjang kecilnya, Freya langsung terlelap.
🌩🌩🌩
Freya membuka matanya, merasa terusik dengan bisikan lembut yang terasa tepat di depan telinganya. Namun ketika dia menoleh, mencari pemilik suara itu. Kosong, tidak ada orang yang berada di samping apalagi sekitarnya.
Ketika dia duduk, dia terkejut melihat penampilannya saat ini. Seingatnya, dia tadi tidur menggunakan kaos dan celana longgar. Tapi saat ini dia mengenakan gaun tidur putih yang terlihat sangat cantik. Layaknya gaun-gaun yang dikenakan tuan putri dalam film Disney.
Dia semakin bingung saat melihat tempatnya saat ini, ranjang Queen size, pintu, bahkan seluruh perabotan dalam ruangan ini terlihat sangat kuno namun elegan.
Dengan pelan, Freya menginjakkan kakinya di lantai marmer itu. Dia sempat terjengit, merasakan dinginnya marmer pada kulit kakinya. Dia menunduk, mengetuk lantai itu.
"Wah, ini marmer asli. Bahkan lantainya terlihat cantik." gumam Freya takjub, jelas pemilik ruangan ini bukan orang sembarangan.
Dengan pelan, Freya melangkah mendekati pintu. Langkahnya seketika terhenti, melihat sosok asing yang terpantul dari benda yang dia lewati.
Dia kembali, mendekati sebuah benda yang terlihat seperti kaca besar itu. Matanya sukses membulat melihat pantulan kaca itu, dia menatap rambutnya yang menjuntai lebih panjang dari rambut aslinya. Dan lagi, rambutnya berubah warna menjadi pirang keemasan.
Dia bingung, pasalnya rambutnya itu hanya sepanjang bahu dan warnanya hitam.
"Kok, aku malah kayak rapunzel ya? Rambutku bahkan hampir sepanjang kaki." Freya menatap rambutnya, dia teringat sesuatu. Bukankah dia tadi tidur? Mungkin ini hanya sekedar bunga tidurnya, efek karena dia tadi sempat nonton film disney.
Sebuah suara berderit membuat Freya terlonjak, dia takut terhadap hal yang akan muncul dari balik pintu besar itu. Namun rasa penasarannya lebih tinggi, sebisa mungkin dia membuang rasa takutnya.
Dia melangkah, mendekati pintu itu. Membukanya sedikit dengan gerakan pelan, berharap pintu itu tidak menimbulkan suara.
Freya tercenung melihat seorang laki-laki berambut putih yang sangat tampan sedang berdiri tegak di depan pintu itu, Freya membeku. Belum pernah dia melihat seorang laki-laki yang setampan itu, rahang tegas, sorot mata tajam namun menenggelamkan, proporsi wajah maupun tubuhnya lebih dari sekedar indah maupun sempurna.
Tanpa di sangka, laki-laki tersebut langsung menerjang tubuhnya. Freya mundur beberapa meter, belum sadar dari kejadian yang membuatnya terkejut. Freya kembali terkejut, beberapa detik kemudian. Laki-laki itu langsung menyambar bibir plumnya, melumatnya dengan brutal.
Nafas Freya tercekat, dia sudah pernah ciuman dengan Dion. Namun hanya sekedar kecupan singkat, dan kini laki-laki ini melakukan ciuman yang sangat intim. Melumat terus bibir bawah dan atasnya secara bergantian, rasanya Freya kehilangan seluruh tenaganya. Lututnya lemas, jika laki-laki itu tidak merengkuhnya dengan kuat. Pasti Freya sudah ambruk jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream [On Going "Slow Update"]
Fantasy"Aku akan mendapatkanmu, dimanapun kau berada. Pengantinku," =Zeus Jackson= Disaat kehidupannya mulai akan sempurna, kekasih yang dia tunggu selama setahun melamarnya. Freya malah merasakan mimpi aneh yang selalu menariknya ke dunia seperti dongeng...