Freya menatap wajah lelaki itu, bagaimana bisa seorang manusia mengeluarkan cahaya pada tangannya? Tidak, dia lupa dia sedang di alam mimpi.
Tapi jika memang ini mimpi, kenapa semuanya terasa nyata. Kadang kepalanya Freya terasa akan pecah memikirkan apa ini sebenarnya, terlalu sulit untuk di fikirkan secara nalar.
"Apa yang kau lakukan?" Zeus menoleh, balas menatap Freya.
"Akan aku tunjukkan istanaku." Freya terpana melihat senyum yang terukir pada wajah rupawannya laki-laki yang saat ini memeluknya.
Belum sempat bertanya lagi, sebuah cahaya biru besar melingkupi dirinya dan laki-laki itu.
Sangat silau, hingga Freya menutup kedua matanya karena tidak kuat menangkap cahaya itu.
"Buka matamu." bisikan lembut di sebelah telinganya, membuat Freya tersadar sekaligus begidik geli.
Freya menatap sekitarnya, dia tertengun. Ruangan ini begitu indah, desain hiasan, ukiran bahkan seluruh perabotannya. Semua layaknya barang-barang kuno yang indah, belum lagi warna emas dan berlian yang menempel menghiasi cukup banyak dari perabotan dari ruangan itu.
"Duduklah," Freya berkedip, bahkan saking terpesona akan ruang itu. Freya hingga tidak sadar jika dia di tarik mendekat ke kasur king size,
Freya sempat bingung saat dia di dorong agar rebahan pada kasur itu,
"Tidak apa, aku tidak akan menyakitimu." mata Freya berputar, merasa bingung. Dia takut, namun dia juga tidak membantah perintahnya laki-laki itu.
"Kau mau apa?" pekik Freya terkejut, melihat laki-laki itu malah duduk di kasur yang dia rebahi.
"Zeus."
"Apa?!" Freya menatap laki-laki itu dengan bingung, dia sedang marah.
"Panggi aku Zeus," Freya melongo,Bisa-bisanya dia memperkenalkan dirinya pada orang yang sedang marah padanya, orang itu benar-benar tidak tau situasi.
"Istirahatlah, tapi jangan sampai tertidur. Nanti malam kita akan memulai ritualnya,"
Dahi Freya berkerut bingung, ritual?
"Ritual apa?"
"Penandaan, bahwa kau milikku."
"Hei tuan, aku tidak tau apa maksudmu. Aku masih bingung dengan mimpiku yang aneh ini, dan kau jangan membuatku semakin bingung dengan ucapan anehmu."Zeus mengangkat sebelah alisnya,
"Ini bukan mimpi,""Bukan mimpi? Astaga tuan, aku masih cukup waras untuk membedakan mana mimpi dan mana dunia nyata."
"Tapi ini memang dunia nyata, bukan mimpi." Freya memijit dahinya, kepalanya terasa akan pecah. Mimpi sialan ini,
"Tuan, aku katakan sekali lagi. Jangan membuatku bingung, aku juga tidak mungkin mempercayai ucapan orang yang baru aku kenal."
"Apa kau perlu bukti?" Zeus menyeringai melihat anggukan kepala dari Freya.
Sebelum Freya berkata lagi, Zeus langsung menundukkan kepalanya. Menyambar bibir plumnya Freya dengan perasaan menggebu-gebu.
Seperti ciuman sebelumnya, Freya diam. Namun kali ini Freya lebih terkejut lagi, karena Zeus menciumnya beda dengan saat pertamakali ciuman mereka.
Jika ciuman yang pertamakali, Zeus seolah mengungkapkan kerinduan padanya. Namun ciuman kali ini, benar-benar menggebu-gebu.
Bahkan Freya tidak merasakan sejak kapan dia menjadi duduk diatas pangkuannya Zeus. Zeus semakin bersemangat melumat bibir manisnya Freya, bahkan dengan tanpa permisi. Zeus menelusupkan lidahnya pada mulutnya Freya.
Telinga, kepala, leher, dan dengan cepat rasa panas merambat pada seluruh tubuhnya Freya. Freya mencengkeram jubah depannya Zeus, entah bagaimana dia bisa kehilangan kontrol atas dirinya.
Ketika Freya merasakan akan kehabisan oksigen, Zeus menghentikan ciumannya. Tapi masih menyandarkan keningnya pada keningnya Freya. Nafas mereka bersahutan, terutama Freya. Dia terengah-engah,
"Kenapa kau melakukan itu?" ujar Freya dengan nada tidak suka setelah bisa menstabilkan nafasnya,
"Kau bilang, kau butuh bukti."
"Mana ada bukti semacam itu," Freya menegakkan tubuhnya dengan kesal, hendak turun dari pangkuannya Zeus.Tapi Zeus lebih dahulu menahan pinggulnya Freya, Freya hendak protes. Namun dia memekik kesakitan karena tiba-tiba Zeus menggigit bibir bawahnya.
"Kau ini, dasar mesum!" teriak Freya kesal, menggosok bibir bawahnya yang baru saja di gigit Zeua. Memang tidak sakit, namun membuatnya terkejut.
"Apakah itu belum menjawab kebingunganmu?" Freya mendongakkan kepalanya, menatap Zeus bingung.
"Jika ini mimpi, kau tidak mungkin bisa akan kehabisan nafas, bergairah, maupun merasakan sakit secara nyata seperti ini." Freya melotot, Bergairah? Ingin rasanya Freya menendang kepalanya orang yang saat ini memangkunya.
Tunggu, memangkunya? Freya melotot, dengan cepat dia segera melompat turun dari pangkuan Zeus.
"Bergairah dari mana? Dasar orang mesum." Freya berteriak tidak terima, Zeus menyeringai.
"Apa perlua aku ulangi tadi ciuman tadi, agar kau merasakan suhu panas tubuhmu sendiri." Freya melotot, orang ini benar-benar.
Freya kesal, wajahnya memerah. Dia mengibas-ngibaskan telapak tangannya, berharap bisa menghilangkan rasa panas pada wajahnya yang terasa terbakar.
"Istirahatlah, akan aku minta bawahanku untuk melayanimu. Nanti malam akan menguras banyak tenagamu," Zeus berdiri, mengusap puncak kepalanya Freya.
"Tapi ingat, jangan tertidur maupun menutup mata terlalu lama." Freya menyerngitkan dahinya, kenapa dia tidak boleh tidur bahkan juga hanya menutup matanya?
Freya hendak bertanya, namun Zeus sudah keluar. Tak lama kemudian muncul banyak perempuan berseragam maid, masuk kedalam ruangan itu.
"Kami akan melayani yang mulia," mata Freya berkedip bingung, menatap sekitarnya. Berharap menemukan sosok yang dipanggil 'yang mulia' oleh para maid itu.
Namum nihil, hanya ada dirinya. Freya memijit keningnya, keanehan apa lagi ini.
Kertosono, 23 sept 2019
"""""""""""""""""""""""""""""""""""
Harap meninggalkan jejak ya? 😄 memang hanya sekedar sepatah dua patah kata maupun vote. Namun, itu merupakan hal yang berharga bagiku.Terimakasih mau mampir, 😄
Salam ELF, anak kpop 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream [On Going "Slow Update"]
Fantasy"Aku akan mendapatkanmu, dimanapun kau berada. Pengantinku," =Zeus Jackson= Disaat kehidupannya mulai akan sempurna, kekasih yang dia tunggu selama setahun melamarnya. Freya malah merasakan mimpi aneh yang selalu menariknya ke dunia seperti dongeng...