3. Alita - Mereka Meragukan aku!

50 1 131
                                    

Aku menghela nafasku, tenang!

Bahwa orang yang diam selalu lebih kuat daripada seorang yang ngebacot kagak jelas!

---

"Benarkah namamu Kirana Alita Madhev?" Tanya seorang pria tegap

"Benar, a-a-ada apa y-a?" Tanyaku ragu sambil tertunduk

"Apa benar kau pernah memenangkan lomba merakit robot di İzmir?" Tanyanya lagi

"B-b-benar, m-memang ada ap-ap-apa?" Ucapku menatap manik hitam miliknya

"Aku tak percaya dengan hal itu. Mana mungkin anak Autis seperti ini bisa menang lomba merakit robot di İzmir. Apa kau menyogok panitia?" Datarnya sambil menatap lurus kearah Murat

"Tidak! Alita memang bekerja keras! Iya kan Alita?" Tanya Murat sambil menatap mataku dan terduduk dengan lututnya

"B-benar!" Jawabku tajam

"Maaf ya tuan, mana mungkin anak ini merakit robot selama 3 jam sedangkan dia di kursi roda! Apa kau bisa membuat paralel sendirian, huh?!" Tanya murid sialan yang tadi pagi itu

"A-ak-aku bisa!" Jawabku sambil menatap murid sialan itu dengan tajam

"Oh ya? Apa kau bisa mengambil pulpen ini kira-kira 2 menit sendirian? Değil!" Ucap lelaki tegap itu seraya membuang pulpennya dan keluar dari ruangan

"Mereka meragukanku!" Teriakku sambil menjatuhkan diri ke lantai

Murat terbelakak dan berusaha membantuku

"Tidak Murat! Aku lakukan ini sendiri!" Teriakku sambil berusaha mengambil pulpen itu

Bagi kalian, itu sangatlah dekat. Namun, bagiku itu sejauh 2 mil! Tapi aku akan selalu ingat prinsipku!

-Tak ada yang tak mungkin bagi Alita Madhev!-

"Kau lihat?! Ini 2 menit! Aku bisa!" Ucapku terengah-engah sambil mengangkat pulpen itu

.
.
.
.
.
.
Murat semakin terbelakak, aku berucap tanpa gagap!

"B-bicaraku!" Senangku sambil terengah-engah dan melihat pulpen itu

"Selamat Alita!" Senang Murat sambil memelukku

"Gitu aja seneng" Ucap murid sialan itu sambil berlalu pergi

Aku melepaskan pelukanku dengan Murat lalu, ia membantuku untuk duduk di kursi roda lagi

"Baiklah jika kau memaksa, Kiran. Aku tunggu kau di laboratorium kampus besok jam 1 siang" Datarnya sambil berlalu pergi

"Yey!!" Senangku bersamaan dengan Murat

---

17.43

Aku berada di atap kampus bersama dengan Murat. Menatap Kota Ankara yang sangat indah dan menunggu dia, Venus si bintang kejora.

"Tangga mimpiku mulai terbuka untukmu, Venus" Ucapku sambil menatap keufuk barat

"Jika tangga mimpimu tercapai. Apa kau tak memerlukanku lagi?" Lirih Murat sambil tertunduk

"Hey Murat, kita sahabat sedari aku kecil! Dua dekade kita bersahabat! Dan kaulah yang membuat mulutku terbuka dan aku tak gagap lagi! Aku tak akan melupakanmu Benım Murat!" Jelasku sambil merangkulnya

"Tapi, apa kau akan baik-baik saja jika kau pergi tanpa aku?" Ucapnya sambil memegang pundakku dan terduduk menggunakan lututnya

Aku mengangguk sambil menatap wajahnya

"Kali ini, aku menemukan seorang yang bisa menatapku sejajar. Bukan yang menatapku dari ketinggian dan merendahkanku" Lirihku sambil mengusap pipinya yang kasar karna janggut tipis

"Kau memang segalanya. Kau sudah menjadi bagian dari hidupku!" Balasnya sambil menyibak rambutku yang berantakan karna angin yang kencang

"Kirana Alita Madhev" Ucap Murat sambil tersenyum

"Ahmed Ayzaan Murat" Balasku tersenyum haru

Kami memandang ke ufuk barat dan melihat matahari terbenam dan sebuah titik jelas, Planet Venus yang sangat jelas!

"Bahkan Venus pun setuju dengan kita"

***

One Day With VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang