Aku sampai dirumah.
Apa yang terjadi?!
Yarrabim!!
Aku melihat sekeliling. Kertas berhamburan dimana-mana, pintu yang terbuka sangat lebar dan...
"MURAT?!"
Aku menatap betul-betul, ia berada di pintu yang sudah terbuka lebar
Ia terduduk. Menyebut namaku berkali-kali dengan kata maaf
"Alita maafkan aku"
"Alita maafkan aku"
Aku menatapnya heran, ada apa ini?
Aku dan Sançar menghampirinya. Ia terlihat membaca sebuah surat sambil menutupinya dariku
"Murat. Apakah itu? Kenapa rumahku bisa seberantakan ini?"
Dia diam
"Murat aku tanya padamu!"
Dia diam. Kesabaranku sudah sangat terkuras!
"MURAT!"
Aku mengambil paksa secarik surat tersebut. Membacanya, tapi...
Teruntuk anakku,
Alita Kirana Madhev.Ini Ibu,
Jika kau membaca surat ini mungkin Ibu sudah tidak ada di Dunia ini lagi.Kau tahu? Ibu bahagia memilikimu, kau adalah anak Ibu yang paling ibu banggakan. Ayahmu juga membanggakanmu
Kenapa? Karena kau anak spesial. Tapi itu berubah...
Karena ucapan Orang tua kandung Murat, bahwa kau adalah seorang yang tidak berguna.
Yang paling parah adalah Murat, ia mengejekmu hingga ayahmu mengalami stress berat.
Makanya, ia tak merasa kau tidak berguna lagi, untuk menghilangkan stressnya ia melakukan hal keji dan keras.
Hingga orang tua kandung Murat mengira kalau keluarga kita adalah keluarga yang tidak waras.
Ia meninggalkan Murat, sendirian.
Jadi Ayahmu merawat Murat secara diam-diam. Merencanakan sesuatu
Aku tak tahu itu apa..., namun Murat hanyalah anak polos yang tidak tahu apa-apa.
Hanya itu..., maafkan kesalahan Ibu selama ini
Annen.
.
.
."Berarti kematian Ibu..."
.
.
.Kau tahu?! Aku menyesal menikah denganmu! Bahkan kau melahirkan seorang anak Autis!
Apa?! Kau beraninya memanggil darah dagingmu dengan sebutan Autis!
Oh ya?! Dia bukan anakku lagi. Tapi anakmu! Hanya anakmu! Camkan itu!
Hingga Murat datang dari jendela, membukakan pintu dan aku lari dari rumah
Keesokan harinya, aku kembali ke rumah ditemani Murat.
A-Anne!
.
.
."Murat! Jawab aku! Apakah kau telah melenyapkan Ibuku!"
"MURAT!"
Ia menarik napas dalam-dalam...
"Iya"Satu kata itu ia sebutkan secara enteng. Seolah kata itu hanyalah sebuah basa-basi.
Tubuhku ambruk, tersender di kursi roda. Air mataku mengalir deras
Orang yang kupercaya hampir 2 dekade menghianatiku, ia menyembunyikan ini layaknya hanya sebuah rahasia kecil.
Dibalik ia yang periang, jiwanya...
"ALITA! TOLONG MAAFKAN AKU! AKU TAU ITU SANGAT MENGGORES HATIMU!!
...tolong maafkan aku"
"Biarkan itu hanya masa lalu..."
Aku menatap kearahnya, mulutku bergetar namun, ini lah yang harus kukatakan kepadanya!
"K-kau bi-bilang itu hanya masa lalu!"
"Kau Penghancur!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day With Venus
Science FictionVenus, suatu planet yang ingin kuteliti. Tapi, teman-temanku mengatakan bahwa itu hanyalah khayalan dimana aku bisa meneliti planet itu. "Lihat saja, aku akan membuktikan kalau itu tak benar!" -Tak ada yang tak mungkin bagiku!- Alita Kirana Madhev ...