Aku bertepuk tangan. Hebat-hebat-hebat!"Jadi kalian akan merakit sebuah robot. Dengan barang yang tersedia di meja biru itu, kalian akan menyeselesaikan perakitan selama 14.400 detik. Oke?" Ucap pembimbing itu sambil mengabsen seluruh peserta dengan matanya
"Oke!!" Serentak seluruh peserta
"Dan pertandingan..."
"DIMULAI!"
Alisha mulai berlari cepat, walaupun larinya seperti anak kecil... Dia pelari tercepat yang pernah aku lihat.
"Ini-ini-ini cepat kita rakit!!" Ucapnya sambil mengabsen peralatan seperti obeng, las, sekrup dan banyak lagi
3 jam 48 menit 12 detik
Rasanya waktu berjalan begitu cepat, 12 menit terakhir. Robot rakitan kami hampir selesai, tapi rasanya...
"ALITA! KABEL KITA HILANG!" Ucap Aalisha panik. Tangannya gemetar dan deretan giginya menggigit bibir bawahnya
"Habislah kalian" Bisik tim lainnya ke telingaku, Diriku panik!
"Kali ini juaranya aku, bukan kau, dasar Idiot!" Bisiknya sambil menyombongkan diri
Aku tambah panik, khawatir, dan jika..., jika! Kalau aku tak menang..
AKU DIPERMALUKAN!
Alisha rasanya sudah frustasi. Penyakit lamanya mulai kambuh. Berlenggek-lenggek sambil menutup keras telinganya.
Mulutku mulai gemetar hebat, perutku bergejolak seperti ada badai didalamnya dan pikiranku kacau seperti rasanya Bleng!
"A-a-lisha, jangan kha-khawatir! Ki-kita bisa menyeselaikannya!" Ucapku menenangkannya
"Tidak bisa! Kabelnya hilang! Bagus!" Oceh Aalisha panik
"Alita, kau bisa memakai kabel punyaku, ini sudah tak terpakai" Ucap seorang gadis di meja work sebelahku
"Terimakasih!" Ucapku menerima kabel tersebut dengan tangan yang gemetar
"Lihat! Tuhan punya jalan untuk setiap mahluk-Nya kita kaitkan ini dengan segera. Oke?" Ucapku memperlihatkan kabel yang menjuntai di tanganku
Ia mulai menatapku, menyembunyikan rasa paniknya dengan sebuah senyum bulan sabit.
"Iya!" Jawabnya semangat dan mengambil tang
Setelah itu, kami selesai! Dan waktu tersisa 6 menit lagi
"Selesai! Coba aktifkan terlebih dahulu"
---
"Hebaat! Gak percaya kita juara 2 Sha!" Ucapku bertepuk tangan
"Iya. Makasih ya Alita. Kamu udah buat aku percaya bahwa ada jalan di setiap rintangan!" Ucapnya sambil mendorong kursi rodaku
Aku tersenyum bahagia, dengan beberapa kali tepukan tangan aku menyimbolkan kesenanganku di lorong Kampus
"Aalisha. Aku mau ke kamar mandi, tanganku kotor dengan debu" Ucapku menoleh padanya
"Mau aku bantu?"
"Gak usah. Aku bisa mendorongnya"
---
Aku sekarang berada di kamar mandi. Mencuci tangan dan aku melihat seseorang di ambang pintu
Entah kenapa. Lawanku yang mengejekku dengan kata idiot datang menghampiriku dengan tatapan kebencian
Aku mengejeknya balik "Jadi? Siapa yang menang? Aku. Kau harus kalah telak."
"Oh ya? Dasar sombong"
"Kau yang mulai"
"Njir. Iya ya. Sorry" Raut wajahnya berubah 180°
"Aku baru liat deh cowok kek lu. Maafin aku juga ya!"
"Iya. Nah, kita bisa jadi temen. Lu pinter juga! Gak idiot-idiot juga"
"Huh? Lu ngejek aku?"
"Ga. Canda"
"Yaudah ah. Makasih dah jadi patner ngobrol"
"By the way. Siapa nama?"
"Perasaan gaada yang namanya nama disini"
"Nama lu!"
"Oh sorry. Alita, Alita Kirana Madhev"
"India ya?"
"Yap. India, Turki dan sedikit campuran Pakistan"
"Oh ya. Namaku Ahmed Sançar Denize . Panggil aku Sançar saja"
Aku melihat pantulannya dicermin. Rambut berantakan berponi ala-ala Oppa Korea namun rambutnya yang hitam. dan manik matanya yang abu kehijauan.
"Tampan juga"
___
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day With Venus
Science FictionVenus, suatu planet yang ingin kuteliti. Tapi, teman-temanku mengatakan bahwa itu hanyalah khayalan dimana aku bisa meneliti planet itu. "Lihat saja, aku akan membuktikan kalau itu tak benar!" -Tak ada yang tak mungkin bagiku!- Alita Kirana Madhev ...