Cinta, lima huruf yang memiliki banyak definisi, berjuta manusia berusaha mendeskripsikan kata penuh makna tersebut, tak terkecuali Juna, baginya, cinta adalah anugrah tuhan yang dititipkan pada seluruh umatnya, menyampaikan dengan cara sederhana, bukan dengan lisan tapi dengan perbuatan, karena cinta yang sederhana adalah cinta yang sesungguhnya luar biasa.
Juna berlari di koridor sekolah, ya, hari ini dia kembali terlambat, karena Juna semalaman begadang memikirkan Tiara dan kata-kata sahabat yang dilontarkannya tempo hari.
“BRRRAAAKKKK!” Juna menabrak seseorang namun Juna yang terjatuh.
“Eh, eh, maaf, maaf membuatmu jatuh,” ujarnya.
“Iya, tak apa, asal jangan buat aku jatuh cinta,” jawab Juna sambil berdiri.
“Kamu Juna, kan?” tanyanya.
“Iya, kamu kalau tidak salah ... temannya Tiara, kan? Siapa namanya? Aku lupa.”
“Adia.”
“Oh iya, Adia! Aku mau ke kelas dulu, aku terlambat soalnya.”
“Iya, aku juga mau ke toilet.”
“Oke, awas hilang, karena wanita sepertimu hanya ada satu didunia,” ujar Juna sambil berlari meninggalkan Adia.
“Ternyata dia memang bucin, aku jadi semakin penasaran sama dia,” batin Adia sambil sambil senyum sendiri melanjutkan perjalanannya menuju toilet.
Disisi lainnya Juna masih terus berlari menuju kelasnya, namun larinya tak terlalu membuahkan hasil, Pak Galuh sudah berada didalam kelas.
“Terlambat lagi?” tanya Pak Galuh.
“Maaf, Pak.” Juna menunduk.
“Hari ini kamu saya hukum!”
“Plis pak, kalo mau hukum saya nggak apa, asal jangan ke toilet pak, saya mohon, baunya naudzubillah pak,” pelas Juna sambil menyatukan kedua telapak tangannya.
“Saya tidak memintamu membersihkan toilet, nanti kamu bersihkan ruang musik yang penuh debu itu sepulang sekolah, disana ada CCTV, saya bisa pantau kamu melaksankan tugas atau tidak, silakan masuk.”
“Baik, Pak, terimakasih,” jawab Juna sambil masuk kedalam kelas.
“Lu telat lagi? Kenapa?” tanya Tiara.
“Semalam gua nggak bisa tidur,” jawab Juna singkat.
“Kenapa?”
“Ehem.” Pak Galuh berdehem. “Kalian mau belajar diluar?”
“Tidak, Pak, maaf,” jawab Tiara sambil melirik sedih ke arah Juna.
~(o0o)~
“Emang lu nggak bisa tidur kenapa?” tanya Tiara saat perjalanan mereka menuju kantin.
“Ya ... gimana jelasinnya yah ...” Juna kebingungan.
“Ceritain lah ...”
“Hm... semalem gua nonton film horror, jadi kepikiran hantu yang terus menghantui pikiranku,” jelas Juna.
“Ya elah, kirain begadang apa.”
“He he he”
Percakapan diantara Juna dan Tiara seketika hening.
“Terus lo kena hukuman apa dari Pak Galuh?” tanya Tiara sambil duduk di meja kantin.
“Gua disuruh bersihin ruang musik, ya masih lumayan lah daripada bersihin toilet.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is The King Of Bucin (TELAH TERBIT)
Teen Fiction#1 in Buciners (30 Juli 2019) #1 in Kerinci (8 Agustus 2019) #1 in Sungaipenuh (19 Maret 2021) Jika jatuh membuatmu cinta, jangan sampai cinta membuatmu jatuh