"Chan, semua bahan buat bikin perlengkapan ospek gitu udah lo masukin kan?" tanya Wooseok yang berjalan di depan Byungchan--yang lagi dorong troli--sambil memegang catatan.
"Udah gue masukin ko semua," jawab Byungchan sambil terus mengekori Wooseok. "Han, punya lo udah se-- Loh Yohan kemana? Perasaan tadi di belakang gue, sekarang ko ngilang?!"
Byungchan yang panik langsung nanya sama Wooseok.
"Seok, Yohan kemana? Dia gak ada!" ujar Byungchan.
Wooseok yang lagi fokus milih ramen langsung ngalihin perhatiannya ke Byungchan.
"Bukannya tadi dia di belakang lo, Chan? Ko bisa gak ada sih?"
"Udahlah jangan ributin itu, mending sekarang kita cari Yohan aja," kata Byungchan sambil kembali dorong troli menjauh dari Wooseok.
"Ah nih anak ngilang mulu deh perasaan," ujar Wooseok yang berjalan di belakang Byungchan.
"Yohan! Kim Yohan!" teriakan Byungchan menarik perhatian para pengunjung super market.
"Chan gak usah teriak gitu kali ah, Yohan gak bakalan ilang jauh."
Byungchan berhenti dan membalikan tubuhnya ke arah Wooseok. "Gak bisa gitu, Seok! Dia itu anak orang dan sekarang kita tinggal bertiga dan harus saling menjaga. Kalo dia ngilang gini gimana? Mau ngomong apa sama papa dan mama Kim? Mau tanggung jawab lo?"
Wooseok memijat pelipisnya. "Tapi kan gak usah te--"
"Stop, Seok! Lo tinggal ngikutin gue aja! Gak usah teriak atau apa!"
Malas berdebat dengan Byungchan, Wooseok memilih mengikuti perkataannya.
"YOHAN! KIM YOHAN!"
"Apaan sih Chan teriak-teriak gitu malu-maluin coba," Yohan muncul dari salah satu lorong sambil membawa beberapa snack kesukaannya.
"Lo tuh ya, Han, yang lain khawatir nyariin lo ini malah asik-asikan beli snack gini," gerutu Byungchan.
"Ya gak usah pake teriak segala, Chan. Ini super market, bukan hutan. Lo gak bisa teriak seenak jidat! Malu tau di liatin orang," balas Yohan.
"Makanya jangan ngilang kalo gak mau gue teriak!"
"Lah kan kalo gue ngilang lo bisa minta bagian informasi buat manggil gue, bukan malah teriak-teriak gini."
"Lo berdua masih pada mau debat atau ngikut gue pulang?" tanya Wooseok yang muncul di belakang Yohan. "Kalo lo masih pada mau debat, gue tinggalin nih. Tapi kalo mau ngikut balik, kita ke kasir sekarang. Malu tau di liatin banyak orang."
Byungchan dan Yohan kompak ngeliat sekitar dan langsung minta maaf sama para pengunjung yang udah keganggu sama kelakuan mereka.
"Awas ya kalo nanti sampe apartemen lo berdua debat lagi!" Wooseok langsung ngasih death glare ke arah Byungchan dan Yohan yang jalan di belakangnya menuju parkiran super market.
"Oh ya, lo pada di suruh bikin daftar nama kating gak?" tanya Byungchan yang kini udah duduk manis di samping Wooseok yang juga udah duduk di belakang kemudi. Sementara Yohan duduk di bangku belakang.
"Lah jelas bikin dong. Orang kita satu fakultas pasti sama tugasnya," jawab Yohan yang lagi benerin seatbelt-nya.
"Terus lo udah tau nama-nam katingnya?" giliran Wooseok yang nanya.
Yohan gelengin kepala. "Enggak. Ngapain juga di tulis dari sekarang. Besok ajalah di kampus kalo mereka lagi perkenalan. Ribet amat."
"Kata-kata lo bener juga, Han" balas Byungchan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Friendzone [END]
FanfictionByungchan hanyalah seorang pemuda yang terjebak friendzone dengan kakak tingkatnya sendiri. Seungwoo hanyalah seorang kakak tingkat yang membuat adik tingkatnya terjebak oleh friendzone.