Pagi ini Byungchan bersiap untuk memulai aktivitasnya seperti biasa karena tiga hari kemarin ia hanya bisa berbaring di tempat tidur. Dan ia sudah merasa lebih baik dari sebelumnya.
"Chan, lo mau kemana?" tanya Yohan begitu melihat Byungchan keluar dari kamar lengkap dengan tad yang biasa ia bawa saat kuliah.
"Gue mau masuk kuliah," jawabnya. "Hari ini ada kuis, udah gitu gue juga harus ngumpulin tugas yang belom sempet gue setor ke dosen."
Yohan menelisik penampilan dari Byungchan. Lebih baik dari kemarin, tapi tetap saja matanya masih sedikit merah serta hidung yang ikut memerah.
"Chan, mending lo gak usah masuk dululah," ujar Yohan setelah men-scan bagaimana penampilan Byungchan. "Mata sama idung lo masih merah gitu juga. Takutnya nanti demam lagi."
Yohan mengalihkan tatapannya pada Wooseok yang baru saja keluar dari kamarnya sambil membawa pouch kecil di tangannya.
"Seok! Lo bilangin napa tuh Uchan biar gak masuk kuliah dulu. Gue takut dia demam lagi."
Wooseok menggelengkan kepalanya pelan. "Udah gue bilangin, tapi anaknya gak nurut." Ia lantas memberikan pouch itu kepada Byungchan. "Disitu ada plester penurun demam sama beberapa obat yang mesti lo minum kalo lo ngerasa gak baik."
Anggukan kepala Byungchan berikan. "Makasih, Seok."
Wooseok tersenyum. "Udah sana lo sarapan dulu, habis itu gue anterin lo ke kampus."
Byungchan menurut dan menghabiskan sarapannya. Tak lupa ia juga meminum obat yang disediakan Wooseok sebelumnya.
"Kalo ada apa-apa, telpon gue aja biar nanti gue jemput lo di kampus," ujar Wooseok begitu mereka tiba di kampus dan Byungchan cuma nganggukin kepalanya doang.
Ketika berjalan menuju kelasnya, Byungchan merasa tubuhnya sedikit tak enak. Tangannya ia naikkan ke dahi dan menghela nafasnya sedikit keras.
Demam lagi.
Byungchan melangkahkan kakinya menuju toilet dan membuka pouch yang diberikan Wooseok guna mengambil plester penurun demam dan menempelkannya di dahi. Ia lantas menutupinya dengan helaian poni agar tak terlihat oleh teman-temannya.
Kelas telah dimulai dan Byungchan sudah duduk di tempatnya. Tak ada yang tak bahwa Byungchan sedang menahan kepalanya yang terasa sangat pusing. Sumpah demi apapun dia harus cepat menyelesaikan kuis ini dan memberikan tugasnya agar bisa pulang dengan cepat.
Selesai mengerjakan kuis, Byunchan segera menghadap dosen yang bersangkutan guna mensetorkan tugasnya.
Bruk!
Byungchan duduk di salah satu kursi yang terdapat di perpustakaan. Setelah ke ruangan dosen, Byungchan memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Niatnya sih dia mau cari buku referensi buat tugas selanjutnya. Tapi apa daya, tubuhnya tidak bisa diajak berkompromi dan berakhir menjatuhkannya di kursi paling pojok yang ada di perpustakaan.
"Kenapa mesti tumbang sekarang sih? Ini masih di kampus," Byungchan bergumam sambil meletakkan kepalanya di atas tangan yang dilipatnya di meja.
Pusing. Itulah yang Byungchan rasakan saat ini dan semakin menjadi kala ia mencoba menutup matanya.
***
Seungwoo memasuki perpustakaan bagian pojok dan melihat seseorang yang dikenalnya tengah meletakkan kepalnya di atas meja. Senyumnya sedikit mereka, beberapa hari tak bertemu rasanya ada sedikit rindu. Namun, senyumnya luntur begitu mengingat apa yang pernah ia lakukan pada si manis itu.
Perlahan ia mendudukan dirinya di samping Byungchan tepat berhadapan dengan wajah Byungchan yang menyamping. Dilihatnya wajah yang memerah ditambah hidung yang juga memerah.
Byungchan sebenarnya tau ada orang yang duduk di sampingnya. Tapi ia tidak mempedulikannya. Yang terpenting saat ini adalah menghilangkan rasa pusing yang melanda dirinya.
Tangan Seungwoo terulur untuk merapikan anak rambut yang menutupi dahi Byungchan. Ia sedikit tersentak melihat plester demam di dahi si manis.
"Dek, kamu sakit?" tanya Seungwoo yang tak mendapat jawaban apapun dari Byungchan yang tentunya tidak asing dengan suara itu.
Tanpa memikirkan apapun lagi, Seungwoo menggendong Byungchan untuk membawanya pulang. Byungchan lagi-lagi hanya diam. Ia tak mampu untuk berontak karna tubuhnya benar-benar lemas.
Setibanya di apartemen, Seungwoo meletakkan Byungchan di kamarnya dengan perlahan. Biasa ia dengar nafas yang teratur dari Byungchan, namun ia terlihat tidak nyaman. Mungkin dengan pakaian yang ia pakai membuatnya tak nyaman.
Seungwoo membuka pakaian Byungchan dan menggantinya dengan kaos putih polos miliknya. Ia juga mengganti plester demam yang ada di dahi Byungchan. Beruntung sekali karena Seungwoo selalu menyediakan plester demam di laci meja.
Setelah membaringkan Byungchan dan memberi kecupan singkat di dahi Byungchan, Seungwoo berjalan keluar kamar menuju dapur untuk membuatkan Byungchan sesuatu.
Berjam-jam kemudian, Byungchan baru sadar dari tidurnya dan sedikit terkejut ketika melihat ruangan yang tak dikenalnya. Terlebih lagi langit di luar telah berubah gelap. Ia memegang plester demam di dahinya dan merasa kalo plester itu baru saja di ganti. Byungchan mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan itu dan menemukan seseorang yang membuatnya sangat kacau akhir-akhir ini.
Orang itu tengah terduduk di salah satu sofa dengan mata terpejam dan tangannya yang ia gunakan untuk menyangga pipinya.
"Kak.." Byungchan berujar sangat pelan dengan suara seraknya. "Kak.." panggilnya sekali lagi.
Seungwoo yang mendengar panggilan itu langsung membuka matanya dan menghampirinya.
"Kenapa? Kamu ngerasain sakit dimana?" tanya Seungwoo. Ia memegang sebentar dahi Byungchan dan sedikit lega karena demamnya udah turun.
"Aku mau pulang."
Seungwoo menggelengkan kepalanya. "Enggak, enggak.. Kamu jangan pulang. Disini aja biar nanti aku minta Jinhyuk buat ngabarin Wooseok."
"Tapi kak, aku mau pulang," rengek Byungchan.
"Kakak gak akan nganterin kamu pulang sebelum kamu sembuh," jawab Seungwoo dengan tegas. Kalo udah kaya gini, Byungchan cuma bisa nurut doang.
Doakan saja supaya Byungchan cepat sembuh dan pulang dari apartemen Seungwoo. Lama-lama disini membuat kesehatan jantungnya tidak baik.
tbc
-
---------------------------------------------------------------------------
Akhirnya bisa update setelah bingung memikirkan alur untuk chapter ini ..
Maaf kalo misal kelamaan 🙏🙏
Sebenernya pengen banget update dari kemaren-kemaren, tapi karena idenya gak ada jadi baru up sekarang.
Udah cari berbagai cara untuk dapet ide dengan salah satunya dengan dengerin lagu. Tapi pas dengerin lagu malah yang kebayang itu EunPyo 🤦♀🤦♀
Segitu aja dulu ya , see you in next chapter 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Friendzone [END]
FanfictionByungchan hanyalah seorang pemuda yang terjebak friendzone dengan kakak tingkatnya sendiri. Seungwoo hanyalah seorang kakak tingkat yang membuat adik tingkatnya terjebak oleh friendzone.