Aku melihatnya membawa sekop itu. Air mata mengalir di wajahnya. Isak tangisnya tertahan keluar dari mulutnya dengan berat. Aku mencoba menahannya tapi tak bisa. Ia mengangkat sekop itu tinggi tinggi dan air hujan pun berubah warna.
***"Selamat pagi bu" ucapku sambil memakan sereal yang sudah ibu siapkan untukku setiap paginya.
" Selamat pagi juga sayang, hari ini kamu tidak akan pergi kemana-mana kan?" Jawabnya sambil menatapku dengan serius.
" Ah sebenernya nanti malam Jane mengajak kami untuk pergi ke danau dekat hutan " kataku sambil terus memakan sereal tanpa menatap ibu.
" Ibu tidak yakin kalau itu ide yang bagus " ucapnya sambil duduk di sebelahku.
" Ini tradisi bu dan kita sudah lama tidak melakukannya semenjak kejadian itu " aku mengambil serealku dan membuangnya ke tempat sampah dan bersiap untuk berangkat.
" Itu yang ibu khawatirkan, bagaimana jika itu terjadi? Lagi? " Ibu terus mengikutiku dan terus menatapku dengan berharap aku akan berkata ya untuk tidak pergi.
" Tenang Bu kita akan berhati-hati dan Jane membayar seseorang untuk menjaga kita" sambil menatap ibu dengan penuh harapan bahwa dia tidak akan membahas itu lagi.
" Tapi Olivia " ibu terus menatapku dan mencoba meyakinkan aku dengan menggenggam tanganku.
" Bu please, jangan buat aku menghubungi ayah sekarang dan aku yakin jika dia disini dia akan ikut juga" aku tahu kata-kata itu tidak seharusnya aku ucapkan kepada ibu, karena itu akan membuat ibu merasa sedih dan khawatir.
" Baiklah tapi jam 9:00 kamu sudah pulang" ucapnya dengan lesu. Aku masih tidak percaya ibu akan memperbolehkan aku setelah aku berkata seperti itu.
" Bisa kita perpanjang itu jadi tengah malam?" Aku menunjukkan wajahku yang memelas.
" Tidak" jawab ibu dengan tegas.
" Bagaimana jika 11:48? 11:30? 11:15? 11:08? " Aku mendekatinya dan memeluknya agar dia mengizinkanku untuk pergi agak lama.
" Bagaimana kalau kita jadikan itu jam 11:00 " aku menatap jam dan kurasa aku bisa meminta Ibu untuk mengantarku.
" Oke setuju, ah aku harus segera berangkat " Aku bergegas berangkat untuk bertemu teman-temanku.
" Hati-hati " ucap ibu dengan sedikit berteriak karena aku berlari agar tidak ketinggalan busku.07:00 Di Sekolah
Rossie dan Alex selalu berangkat bersama karena rumah mereka yang berdekatan. Hari itu sekolah terasa tenang dan damai, tidak ada keributan apapun sampai Jane dan pacarnya datang membuat hari pertama seseorang menjadi suram." Hei nanti malam mau berangkat bersama? " Ucap Alex dengan menyikut lengan Rossie yang terus terusan tersenyum melihat hpnya.
" Kamu pikir aku selama ini pergi dengan siapa hah?" Ucap Rossie dengan tersipu malu karena dia sedang dekat dengan seseorang.
" Aku yakin tidak akan bertahan lama" Alex menunjukkan tatapan sinis seakan dia tidak yakin dengan sahabatnya itu bahwa dia akan mulai setia terhadap pasangan.
" Ayolah Alex kamu pikir aku akan terus terusan seperti itu? Tidak akan, aku capek" ucap Rossie dengan tersenyum jahat membalas tatapan Alex.
" Haha percaya atau tidak kamu sudah bilang seperti itu semenjak berkenalan dengan cowok onlinemu itu" Alex tertawa menganggap Rossie tidak akan mudah melakukan itu. Ya walaupun mereka seperti itu terkadang suka berkomentar yang bisa membuat sakit hati tapi dengan cara itulah kita bisa dekat sebagai sahabat dan sebagai seorang pagar besi satu sama lain. Kejujuran nomor satu sesakit apapun itu.Sesampainya aku disekolah aku langsung bertemu dengan sahabat-sahabatku. Hanya satu orang yang tidak bersama kami, yap itu Jane, seperti biasa Jane dan pacarnya selalu berulah setiap tahunnya untuk merayakan ulang tahun salah satu dari mereka dan Minggu ini adalah ulang tahun Jane. Jane selalu memiliki aturan ulang tahunnya sendiri, dia akan memilihi salah tau dari siswa disekolah yang tidak terlalu diperhatikan oleh anak lain untuk dijadikan brand ambassador dari ulang tahunnya, memang aneh tapi itulah Jane, dia merasa bahwa kebahagiaan harus dibagi dengan yang lainnya, tetapi kali ini berbeda, dia memilih Annie, seorang anak pindahan dan kita semua tidak tahu seperti apa Annie itu.
Jane mulai mendekati Annie dan mencoba untuk mengajak Annie agar mau datang ke pesta ulang tahunnya, Annie merasa tidak nyaman dan terganggu dengan cara Jane dan pacarnya mengajaknya, aku dan yang lainnya menghampiri mereka. " Jane tidak perlu memaksanya jika dia tidak mau, kamu bisa memilih yang lain " ucapku sambil merangkul Jane agar dia tidak memaksa Annie. Tiba-tiba teman-teman Ryan ( Pacar Jane ) datang secara bergerombol dan Ryan seperti memberikan kode dengan mengangkat alisnya. Teman-teman Ryan mengangkat Annie dan membawanya ke taman kampus, aku dan yang lainnya terkejut melihat itu dan kami mengikuti mereka.
" Jane apa yang mau Ryan dan temannya lakukan? " Ucap Rossie dengan tatapan serius karena Jane dan pacarnya tidak pernah melakukan hal seperti ini, mereka biasanya hanya mengajak dan tidak melakukan hal yang aneh. Lalu Teman-teman Ryan melempar Annie kedalam kolam di taman, semua orang yang melihatnya tertawa dan merekam kejadian itu, Jane dan Ryan pun ikut tertawa, aku dan sahabatku yang lain kaget dan merasa tidak enak melihat Annie seperti itu.
" Selamat Annie! Kamu diperhatikan oleh orang-orang sekarang " ucap Ryan sambil tersenyum.
Saat aku berusaha untuk membantu Annie tapi Jane melangkah terlebih dahulu dan membantu Annie untuk keluar dari kolam itu, lalu memeluk Annie dan berbisik " datanglah kepesta ulang tahunku, kamu akan senang dan maafkan aku" dengan memasang wajah seakan dia menyesal.
" Semuanya, jangan lupa untuk datang kepesta ulang tahunku Minggu depan, ah iya dan jangan lupa membawa pasangan " ucap Jane.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Wine That I Want
Mistério / SuspenseLima gadis remaja berurusan dengan supranatural yang berasal dari permainan " Lady In The Mirror" Ketika gadis-gadis itu mulai mati dengan cara yang tepat seperti yang dikatakan sebuah cermin, para gadis harus mencari tahu mengapa mereka menjadi ta...