Mirror Mirror on The Hand

7 1 0
                                    

20:00 di pemakaman
Malamnya Annie datang ke pemakaman Jane dia membawa bunga dan meletakkannya ke makam Jane. " Hai Jane, bagaimana rasanya mati? Aku tidak tahu bahwa bahwa rencanaku begitu cepat terlaksana, ah ya aku merindukanmu Jane, tunggu temanmu menemanimu" ucap Annie dengan tersenyum tajam dan mencoret nama Jane di papan pemakaman Jane.

Keesokan harinya aku dan sahabatku sudah berada di kelas dengan cepat tiba-tiba Annie datang menyapa kami dan ia duduk di kursi Jane. " Get out! " Ucap Rossie dengan tatapan yang tajam. " Ada apa dengan kamu? " Tanya Annie bingung, " itu kursi Jane kamu duduk di kursi Jane" ucapku kepada Annie, " memangnya salah aku duduk disini? Lagipula Jane sudah meninggal " ucap Annie dengan santai dan membelakangi kami. Rossie yang merasa bahwa perilaku Annie salah dan membuatnya kesal ia menghampiri Annie dan menariknya untuk pindah dari kursi Jane. " Apa-apaan sih Rossie, Jane sudah tidak ada, move on " ucap Annie sambil merapihkan buku-bukunya yang terjatuh karena dilempar oleh Rossie. Aku yang merasa bahwa tindakan Rossie berlebihan dan anak-anak memperhatikan kami, aku mencoba menarik Rossie kembali dan membujuknya, tapi Rossie malah pergi dari kelas berpapasan saat guru masuk. " Ada apa dengan Rossie? " Tanya guru. " Dia tidak enak badan, tadi merasa badannya sakit " ucapku, Alex menyenggolku karena aku berbohong pada guru. Annie dan anak lainnya memperhatikanku karena aku berbohong soal tindakan Rossie. " Why? Aku cuman ingin menolong Rossie" ucapku dengan berbisik pada Alex. " Maaf Bu, mungkin harusnya ibu tanyakan langsung pada Rossie ya karena Olivia sahabat Rossie jadi bisa saja dia berbohong" ucap Ryan. Aku dan Alex terkejut mendengar ucapan Ryan yang malah membuat Rossie dan aku tampak sangat bersalah. " Tidak apa-apa ibu percaya pada Olivia" ucap Bu guru. Aku merasa lega mendengar ucapan Bu guru yang membelaku, Ryan melihatku dengan sambil tersenyum. " Saat aku melihat wajahnya rasanya aku ingin membalas amarah Jane" ucapku berbisik kepada Alex " ya kamu bisa membalasnya nanti tapi dari tadi Ryan melihat kearah kita, bagus Liv kita berbisik membicarakan orang saat orang itu melihat ke arah kita" ucap Alex " ah iya maaf " ucapku memalingkan wajah dari pandangan Ryan.

13:57 di koridor sekolah
Aku dan Alex yang melihat Rossie sedang di lokernya langsung menghampirinya dan menanyakan keadaannya. " Hei, bagaimana perasaanmu? " Tanya Alex sambil merangkul Rossie, tapi Rossie hanya tersenyum dan menunjukkan sebuah kertas kepada kami, ternyata itu adalah kertas pendaftaran untuk menjadi ketua siswa yang baru ( bisa dibilang OSIS). " Kami selalu mensupport kamu " ucapku sambil menepuk bahunya, " tidak apa-apa aku mendaftar ini? Karena Jane dulu ingin mencalonkan diri " ucap Rossie " tidak apa-apa, aku tahu kamu menginginkan ini kan, Jane juga pasti akan mendukungmu" ucap Alex sambil memeluk aku dan Rossie. Rossie sangat senang kami mensupportnya, lalu dia pergi keruang kepala sekolah untuk mendaftarkan dirinya. " Kamu tidak mau memberitahukan Rossie soal Ryan tadi? " Tanya Alex " udahlah aku tidak mau membahas itu, Rossie pasti down mendengar itu" ucapku. Saat aku dan Alex menyusuri koridor untuk pulang, kami melihat Annie sedang berbicara sambil berjalan pulang bersama dengan Ryan. Alex yang melihat itu menghampiri mereka dan bertanya tapi mereka acuh dan menyuruh Alex untuk pulang. " Sikapnya berubah semenjak kejadian ulang tahun Jane, hubungannya dengan Rossie dan bertemu Annie" ucapku sambil mengajak Alex untuk ke cafe seberang sekolah tiba-tiba Rossie merangkul kami dari belakang, kami terkejut dan langsung memalingkan badan Rossie kearah cafe agar dia tidak melihat Annie dan Ryan bersama.

14:15 di cafe
" Ada apa? " Tanya Rossie sambil membawakan minuman pesanan kami. Aku dan Alex saling bertatapan, aku meminta Alex memberitahunya tapi Alex memintaku memberitahunya. " Kalian sekarang merahasiakan sesuatu dariku kan, tidak apa-apa aku tidak marah " ucap Rossie dengan muka masamnya yang kesal. " Tenanglah kami tidak merahasiakan apapun Ros" ucap Alex dengan menyenggol Rossie, " ah iya Annie mendaftarkan juga" ucap Rossie, " mendaftar menjadi ketua? Wah " ucap aku dan Alex bersamaan. Kami tidak menyangka bahwa Annie tertarik untuk mendaftar hal seperti itu karena menurut kami Annie anak yang pendiam, tapi semenjak kejadian dikelas tadi aku berpikir bahwa Annie yang selalu bersama kami kemaren bukanlah Annie yang sesungguhnya.
Kami cukup lama di cafe membicarakan banyak hal, semenjak kejadian Jane meninggal Annie tidak pernah bersama kami lagi dan aku yakin kalau Annie datang pun Rossie pasti akan kesal dan marah. Besok persiapan Rossie untuk pidato pertamanya dalam pemilihan ketua, kami membantu Annie untuk pidatonya dan memilihkan pakaian untuk Rossie.

You're The Wine That I Want Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang