13:45 Diruang rekaman
Rossie, Annie kalian siap? Tanya Ryan sebagai penanggung jawab penyelenggara pemilihan ketua.
" Siap " jawab mereka bersama.
" Oke Rossie kamu pertama pidato setelah Rossie baru Annie "
Mereka berdua mengiyakan dengan mengangguk. Ryan pergi sejenak untuk mengambil laptopnya yang ketinggalan.
Diruang rekaman hanya ada Annie dan Rossie, keheningan pun terjadi, Rossie sedang menghafal teksnya sedangkan Annie mengaca.
" Ah iya Rossie, aku minta maaf soal Ryan " ucap Annie.
" Minta maaf? Untuk apa? " Tanya Rossie
" Akhir-akhir ini Ryan sering mengajakku pergi, entah itu menonton atau sekedar ke cafe "
" Ryan mengajakmu? Kenapa dia tidak mengajakku malah mengajakmu"
Annie mulai mendekati kamera yang mengarah ke Rossie, dia menekan tombol rekam pada kamera. Seluruh tv dikelas pun menyala, semua anak melihat siaran langsung itu, dilayar nampak Rossie sedang berdiri didepan meja.
" Aku tidak tahu rossie "
" Dengar, Ryan menyukaiku dan dia hanya denganku, aku dan Ryan sudah mempunyai hubungan sejak lama, bahkan saat ia masih dengan Jane "
Semua anak yang mendengar itu kaget dan mulai membicarakan Rossie, bahkan aku dan Alex pun terkejut, kami saling bertatapan satu lama lain.
" Kenapa kamu melakukan itu Rossie? Jane sahabatmu "
" Aku tahu Jane sahabatku, tapi aku menyukai Ryan dan dia juga menyukaiku "
" Kamu tega sekali Rossie, walaupun begitu kamu tidak boleh merebutnya "
" Aku tidak merebutnya, Ryan yang mendekatiku duluan "
Aku dan alex langsung beranjak dari kursi dan keluar kelas menuju ruang rekaman untuk memberitahukan Rossie dan Annie untuk berhenti, dikoridor aku bertemu Ryan yang juga sedang menuju ruang rekaman.
" Annie, Rossie stop! Percakapan kalian terekam dan tersiarkan diseluruh sekolah, sekarang orang-orang sedang membicarakan kalian terutama kamu Rossie " ucapku dan Alex mematikan tombol rekaman.
" Sungguh aku tidak bermaksud, Annie menjebakku, kalian tahu kan itu " jawab Rossie dengan tegas.
Alex merasa kecewa langsung meninggalkan ruangan, Annie dan Alex mencoba menjelaskan padaku tapi aku juga kesal dengan Rossie yang tidak menghargai Jane dan Annie dengan perilakunya. Ryan yang berdiri disitu hanya diam menatap mereka berdua dengan kesal " kalian urus sendiri saja " ucap Ryan langsung pergi dari ruangan itu.14:00 Waktu sekolah pun berakhir dengan ditutup pengumuman oleh kepala sekolah bahwa Rossie didiskualifikasi dan pengumuman dipercepat malam ini.
Selama pulang aku tidak melihat Rossie sama sekali malah melihat Annie pulang bersama Ryan. Seketika aku teringat Jane dan rindu dengan Jane " aku ingin ke pemakaman Jane dulu sebelum berangkat nanti malam "
" Mau aku temani? " Tanya Alex.
" Tidak perlu, aku nanti menyusul "
" Kalau perlu apa atau ada apa, hubungi aku ya "
" Iya terima kasih "
Aku dan Alex pulang bersama, kami membahas tentang Jane, keseruannya, kesedihannya, kenakalannya, andai Jane masih disini mungkin kami tidak akan pecah seperti ini, tapi aku yakin hal ini terjadi semenjak Annie datang ke lingkaran persahabatan kita.
" Terima kasih, sampai jumpa nanti malam di sekolah " ucapku pada alex.
" Bye, kabari aku jika sudah sampai " ucap Alex.Sesampainya dirumah aku mendengar bunyi pecahan didalam rumah. Aku langsung lari kedalam karena aku takut bahwa itu ibu jatuh.
" Bu! Ibu! " Teriakku memanggil ibu.
Ternyata ibu ada dikamar sedang membersihkan pecahan kaca dilantai, aku langsung menghampirinya dan membantunya.
" Ada apa ibu? Ibu minum lagi ya "
" Tidak, ibu tidak minum, hanya gelas ini tersenggol ibu "
" Jelas jelas ibu minum, baunya tercium "
Ibu mencoba mengalihkan pembicaraanku dengan menawariku makan dan ia langsung pergi ke dapur.
Aku mengikutinya sambil membuang pecahan kaca itu " ibukan sudah janji tidak akan minum lagi "
" Maaf ibu lupa "
" Apa yang ibu pikirkan? "
" Ibu rindu saudaramu, rindu kita bersama "
" Bu, kita harus bisa melepasnya, masih ada aku "
Ibu hanya tersenyum dan kembali ke kamarnya.
Akupun pergi ke kamar tidak mau terlalu membahas itu karena kondisi ibu. Aku berusaha menghubungi Rossie tapi dia tidak menjawab, aku menghubungi Alex diapun tidak tahu.
Semenit kemudian Rossie mengirim pesan bahwa dia baik-baik saja dan akan datang malam ini ke sekolah. Aku merasa lega membacanya, saat aku akan memilih pakaian untuk nanti malam hpku berdering kembali, aku pikir itu pesan dari Rossie atau Alex tapi dari nomor tidak dikenal " kejutan nanti malam, bersiaplah " isi pesan itu.
" Sepertinya ini Henry pulang " ucapku dengan senang.19:45 di sekolah
Setelah aku mengunjungi Jane, aku langsung bergegas ke sekolah untuk bertemu Henry di sekolah dan menanyakan kejutan apa yang mau dia berikan.
" Henry "
" Hai Olivia, aku pikir kamu tidak datang "
" Aku datang untuk melihat alex tampil "
" Ah iya Alex juga akan tampil, aku yakin jika adikku masih ada dia pasti akan senang melihat Alex tampil dan terpilihnya dia sebagai ketua "
" Pasti, besoknya dia akan membuat pesta "
" Haha betul sekali, dia sangat menyukai pesta "
" Bagaimana kuliahmu? "
" Kuliahku baik dan lancar, kalau tidak mana mungkin aku bisa pulang "
Saat aku sedang mengobrol dengan Henry tiba-tiba Annie datang menghampiri kami.
" Hai semua " ucap Annie dengan wajah yang gembira.
" Hai, aku pikir kamu tidak datang " ucapku
" Haha mana mungkin aku tidak datang di acara terpilihnya aku sebagai ketua " ucapnya sambil menggandeng tangan Henry.
Aku merasa kesal dan marah melihat perilaku Annie pada Henry " ah iya selamat " ucapku dengan senyum yang terpaksa.
" Kenapa kamu menggandeng Henry terus, Ryan nanti marah melihat itu " ucapku pada Annie
" Hmm Ryan ya, aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Ryan, yang memiliki hubungan dengan Ryan itu Rossie sahabatmu, benar kan sayang " Annie tersenyum ke arah Henry dan sebaliknya, aku terkejut Henry tidak marah dengan perlakuan Annie yang seperti itu.
" Sayang? Kalian bercanda ya "
" Kamu tidak tahu? Aku dan Henry sekarang resmi berpacaran " ucap Annie memeluk lengan Henry sambil menyandarkan kepalanya pada Henry.
Aku hanya tersenyum dan mengucapkan selamat pada mereka dan langsung masuk ke audit untuk bertemu Alex dan Rossie, rasanya kesal, marah dan sedih bercampur saat itu, aku mencoba menahan kesedihanku saat aku melihat Alex dan Rossie sudah duduk menungguku.
" Ada apa liv? " Tanya Rossie.
" Ah tidak ada apa-apa, kapan kamu tampil? " Tanyaku pada Alex
" Aku tidak tampil "
" Kenapa? "
" Aku tidak ingin ikut andil dalam acara annie, aku masih kesal dengan dia "
" Aku juga kesal dengan dia, tapi dia sudah tidak bersama dengan Ryan lagi, aku melihatnya bersama seorang pria yang mirip dengan Henry "
" Henry? Tidak mungkin, itu hanya mirip " ucap Alex
" Itu memang benar Henry " ucapku dengan lesu.
" Apa? Jadi itu benar Henry? Kenapa? " Tanya Alex dan Rossie.
" Annie dan Henry sekarang berpacaran, aku juga tidak tahu bagaimana bisa, aku pikir Henry menyukaiku " ucapku.
" Perempuan itu! Aku tidak tau maksud dia apa datang kemari dan menghancurkan kita seperti ini, pertama Jane, kemudian aku, Alex dan sekarang kamu " ucap Rossie.
Aku tidak mau menjawab dan terus terusan membahas itu, kepala sekolah pun muncul diatas panggung sambil menyambut Annie sebagai ketua yang baru, disana ada Henry juga yang mendampingi Annie tiba-tiba layar panggung berubah dengan sebuah foto Jane di dermaga dengan 3 orang perempuan.
" Jane " ucap Henry dengan terkejut.
" 3 orang perempuan, apa itu kalian? " Tanya Annie kepada aku, Alex dan Rossie, semua orang menatap kearah kami dan mulai membicarakan kami.
" Bukan kami " ucap Alex
Kemudian muncul sebuah video yang menunjukan 3 orang itu mendorong Jane ke laut. Semua orang terkejut terutama Henry yang langsung turun ke arah kami " kalian keterlaluan, kalian membunuh adikku dan berusaha baik didepanku dan ibuku, wah luar biasa, terutama kamu Olivia, aku pikir kamu orang yang baik dan ramah, aku menyesal sempat kagum padamu " ucap Henry dengan kesal dan langsung pergi meninggalkan kami diikuti oleh Annie yang tersenyum kepada kami.
Semua orang pun menatap kami dengan tajam dan membicarakan kami, menyebut kami pembunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Wine That I Want
Misteri / ThrillerLima gadis remaja berurusan dengan supranatural yang berasal dari permainan " Lady In The Mirror" Ketika gadis-gadis itu mulai mati dengan cara yang tepat seperti yang dikatakan sebuah cermin, para gadis harus mencari tahu mengapa mereka menjadi ta...