First Impression

1.8K 311 97
                                    

Chanyeol

Gue baru aja ketemu cewek paling cantik di dunia.

Sial, dangdut level akut ni gue.

So I met her, just now, Almedia Yoona yang hanya sering gue dengar namanya dan lihat wajahnya wira-wiri di instagram Sehun. Gue tau dia cantik. Tapi gue nggak pernah menyangka bahwa up close, Almedia Yoona bener-bener secantik ini.

Yang pertama kali gue sadari dari Yoona adalah betapa hampir seluruh bagian tubuhnya begitu kecil dibandingkan dengan gue. Wajahnya kecil. Badannya ramping. Untung aja tadi dia nggak mental waktu gue tubruk. Atau lebih parahnya, tulang dia patah.

But her legs. Fiuh. Gila. I always have a thing for girls with long legs. Dan kaki Yoona ini bukan pengecualian. Putih mulus dan sangat jenjang. Perlu usaha keras bagi gue untuk nggak terus-terusan menatap kakinya.

"Kenapa selama ini lo nggak ngenalin gue ke Yoona?"

Sehun yang baru aja selesai interview langsung ngeliatin gue heran. Jelas, karena selama ini bahkan gue selalu cuek tiap nama Yoona disebut di circle gue. Ke mana aja lo, bahlul?!

"Kenapa gue harus ngenalin dia ke elo?" tanya Sehun balik.

Gue menampilkan seringaian terbaik gue. "You know she's my type."

Kayaknya Sehun males denger kelanjutan cerita ini. Makanya dia cuma memutar bola mata. Bosan. "Iyadeh terserah lo. Asal jangan macem-macem aja. Adik ipar kesayangan kakak gue tuh."

Nice. Begini dong jadi temen.

Oh, ya. Ngomong-ngomong, ke mana bidadari gue tadi?

Ah, mungkin kita berdua emang jodoh. Baru mau gue cari, bidadari gue udah lebih dulu jalan mendekat. Dia emang mau nyamperin Sehun, but I'm right next to him, jadi otomatis dia nyamperin gue juga.

"Congrats ya, Hun!" Yoona maju memeluk Sehun dan bercipika-cipiki.

Waktu dia menoleh ke arah gue, gue tersenyum lebar. "Hey, Yoona. Kita ketemu lagi."

Bidadari gue ketawa. Duh, indahnya.

"Kita ketemu nggak ada lima menit yang lalu, Chanyeol."

I like how my name sounds on her lips. Merinding gue. Gue jadi pengen tau apakah efeknya akan berbeda kalo dia panggil nama gue di tempat tid-

"Masuk, nyet!"

Baru mulai berkhayal, Sehun udah menepuk pundak gue keras dan menyuruh gue masuk teater. Gue senyum lagi ke arah Yoona dan ngajak dia masuk bareng.

Ternyata keburuntungan gue malem ini nggak cuma sampai di situ. Waktu gue mau duduk, Yoona ikut duduk di sebelah gue.

"Kayaknya kita jodoh deh malem ini," kata gue.

Dia senyum. "Tenang, gue bukan penonton yang berisik kok. Lo akan seneng duduk sebelah gue."

Oh I will, baby. Hanya saja bukan itu alasannya.

Karena para pemain film Cold Eyes masih perkenalan dan sedikit sesi tanya-jawab di depan sana, gue jadi punya waktu lebih banyak untuk ngajak ngobrol bidadari di sebelah gue ini.

"Funny how we never met before. Padahal gue sama Sehun temenan udah lama."

Gue harus sedikit berbisik karena nggak mau mengganggu penonton lain. Tapi ada untungnya juga buat gue, karena gue jadi punya alasan untuk mendekat ke arahnya.

"Gue sering kok liat lo," jawabnya tanpa gue duga.

Gue mengangkat alis. "Oh ya? Di mana?"

"Di TV. Sama di billboard depan butik gue." Lalu dia nyengir. Bukan nyengir jail atau tengil gitu. Tapi nyengir.... cantik. Nah, iya. Nyengir cantik.

Closer to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang