Extra - Before The Year Ends

1.7K 233 65
                                    

Sesuatu di layar ponsel Yoona membuatnya menggerutu. Ia berdecak kesal lalu memutuskan untuk meletakkan benda pipih itu di meja sebelum suasana hatinya makin memburuk.

Kakaknya baru saja memamerkan fotonya bersama suaminya di Paris. Kedua orang itu menghabiskan liburan akhir tahun di Eropa sementara Yoona terjebak di butiknya sendiri hingga pergantian tahun nanti.

"Kok mukanya bete gitu?"

Saking sibuknya menyusun payet-payet di gaun, ia sampai melupakan eksistensi sosok berambut pirang di ruang kerjanya. Sosok itu sudah hampir satu jam di sana, menemaninya menyelesaikan pekerjaan hari ini.

"Kak Yoojin pamer lagi di Paris," Yoona bahkan tidak menyembunyikan nada kesalnya.

Chanyeol meletakkan skrip film yang sedang ia baca. "Kan ada aku," katanya.

Yoona mendengus. Ia memutar bola mata sebelum kembali menekuri gaun di hadapannya.

Meletakkan kacamatanya, Chanyeol menghampiri Yoona dan merangkul bahunya. Yoona bahkan sudah tidak punya tenaga untuk menyingkirkan lengan Chanyeol.

"This can wait. Our table can't."

Malam ini Chanyeol dan Yoona berencana makan malam bersama untuk merayakan kesuksesan film Chanyeol. Chanyeol bahkan sudah memesan meja dari seminggu lalu karena restoran yang akan mereka datangi selalu penuh setiap akhir pekan. Mereka harus segera berangkat paling lambat lima belas menit lagi kalau ingin sampai di sana tepat waktu. Dan karena Yoona hanya akan makin cemberut kalau tidak kunjung memasukkan sesuatu ke mulutnya.

Menghela napas panjang, Yoona pun menyerah. Apa yang dikatakan Chanyeol benar. Lagipula ia juga merasa bersalah karena membuat Chanyeol menunggu lama.

"Aku siap-siap dulu," putus Yoona akhrinya. Chanyeol tersenyum puas. Dengan senang hati ia kembali duduk di sofa sambil menunggu Yoona bersiap-siap.

Restoran yang mereka datangi kali ini adalah sebuah restoran fine dining di bilangan Jakarta Selatan. Pemilik sekaligus head-chef Bianco, nama restoran itu, adalah salah satu teman dekat Chanyeol semasa SMA.

Yoona tampak terkesan ketika mobil Chanyeol berhenti di pelataran Bianco. Kedua matanya dengan cepat memindai eksterior dan interior restoran itu yang didominasi warna hitam dan cokelat sementara mulutnya berdecak kecil.

"Kamu tau ya aku udah pengen banget makan di sini dari lama?"

Chanyeol hanya terkekeh. Meskipun diucapkan dengan nada menuduh, pertanyaan Yoona itu dilontarkan semata-mata karena wanita itu terkesan dengan pilihannya.

Ia menggiring Yoona ke dalam dan menyebutkan namanya di meja resepsionis. Seorang pelayan langsung mengantarkan mereka ke meja yang sudah disiapkan.

"Chef Dana?" Chanyeol menyebut nama teman lamanya pada pelayan yang langsung disambut dengan senyuman ramah.

"Sudah menunggu Anda. Chef Dana akan bergabung sebentar lagi," ujar pelayan itu sopan sebelum pamit undur diri.

"Chef Dana siapa?" Yoona bertanya dengan kening berkerut. 

Senyum di wajah Chanyeol tampak misterius. "Nanti juga kamu tahu."

Mata Yoona menyipit curiga, tapi kemudian ia memilih mengabaikannya. Deretan makanan di buku menu lebih menarik perhatiannya.

Tak berselang lama, sesosok beratribut chef warna hitam menghampiri mereka. "Welcome to Bianco," sapa sosok itu ramah.

Chanyeol dan Yoona mengangkat wajah bersamaan. Chanyeol langsung berdiri dan menyalami sosok itu sementara Yoona memandang keduanya bingung. 

Closer to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang