Karena ini chapter terakhir dan jaraknya udah lama bgt dari chapter sebelumnya, baca ulang dulu yaa dari awal. Enjoy!
***
Dua unit ruko yang disulap menjadi sebuah butik 3 lantai itu tidak terlalu ramai ketika Chanyeol memarkirkan mobilnya di depan pintu masuk. Hanya ada tiga mobil lain di sana, salah satunya ia kenali sebagai mobil Yoona.
Ia mendengar seseorang terkesiap cukup keras ketika ia mendorong pintu dan menginjakkan kaki ke dalam butik bernuansa emas dan pink itu. Seseorang di balik meja kasir pun terang-terangan menatapnya dengan mata membeliak lebar.
"Saya mau ketemu Yoona, bisa?" tanyanya pada penjaga kasir yang masih menatapnya tanpa berkedip.
"Ah.. itu..." ia tampak gagap. "Tadi kata Bu Yoona silakan langsung ke atas saja."
Tentu saja penjaga kasir itu langsung tau siapa yang sedang mengajaknya berbicara. Tadi ia nyaris tidak percaya ketika Bu Boss mengabari akan ada temannya yang datang dan teman itu bernama Chanyeol. Chanyeol Bramantya yang itu, lebih tepatnya.
Chanyeol mengangguk. Sebenarnya Yoona sudah berpesan untuk langsung ke atas, ke ruangan pribadinya, sebelum Chanyeol berangkat tadi. Tapi rasanya tidak etis kalau melewati orang-orang di bawah begitu saja. Lagipula, ia selalu menikmati tatapan takjub dan respon gugup orang-orang yang ia ajak berbicara.
Yang dimaksud ruang pribadi Yoona adalah sebuah ruangan berdinding dan berpintu kaca yang letaknya ada di bagian ujung di lantai 2 butik ini. Sebagian kacanya tertutup tirai, tapi Chanyeol bisa melihat keberadaan Yoona dari pintu yang terbuka.
Chanyeol mendadak merasa perlu berhenti hanya untuk menatap lebih lama pemandangan di dalam sana.
Yoona, dalam balutan pakaian kasual ditambah bandana kain, tampak serius berkutat dengan manekin di hadapannya. Keningnya sedikit berkerut, alisnya pun hampir menyatu. Beberapa helai rambutnya tampak bandel dan jatuh di sekitar wajahnya, membuat dada Chanyeol berdesir melihat pemandangan itu.
Woman with a passion. Salah satu kelemahan Chanyeol terhadap wanita.
Namun Chanyeol tidak bisa berlama-lama menikmati keindahan di hadapannya karena sang objek terburu sadar akan kehadirannya. Yoona sedikit terlonjak di tempatnya, membuat Chanyeol terkekeh. Respon Yoona setiap bertemu dengannya selalu membuatnya terhibur.
Yoona melirik jam dinding dengan panik. "Oh God, sorry gue nggak tau kalo udah jam segini."
Chanyeol melangkah masuk. Tangannya tersembunyi di dalam saku celana sementara ia memindai interior ruangan yang ia yakini sebagai studio Yoona, tempat Yoona melahirkan semua karya-karyanya.
"The party doesn't start until 8. Dan kita masih punya waktu..." Chanyeol menyingkap lengan baju untuk memeriksa jam tangan, "excactly 1 hour."
"Itu lebih dari cukup. Gue siap-siap dulu, ya. I won't be long, I promise."
Yoona meletakkan seluruh peralatan perangnya tanpa repot-repot membereskan. Sebelum keluar dari ruangan, ia berbalik dan berpesan, "Make yourself at home."
Sepeninggal Yoona, Chanyeol berkeliling melihat-lihat seluruh sudut studio ini. Tidak ada satu detail pun yang terlewat, terutama jajaran bingkai foto yang memenuhi salah satu sisi dinding.
Kebanyakan adalah foto-foto Yoona di runway dari sebelum mendirikan butiknya sendiri sampai foto yang ia yakini diambil satu atau dua bulan lalu. Yoona selalu terlihat memesona di semua event yang diselenggarakannya, tapi foto-foto pribadi wanita itu lebih menarik perhatian Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer to You
Fanfiction[COMPLETED] You're the brightest in the universe Stars are shining in your eyes We jump up to somewhere cozier than here Sit next to me on the back seat We can go to the universe holding hands *** A short yoonyeol series inspired by EXO-SC 'Closer t...