"Kamu tau nggak bedanya breakfast sama dinner, selain waktunya?"
Yoona yang sedang memotong-motong buah untuk dijadikan smoothie menghentikan gerakannya. Kedua alisnya mengerut mendengar pertanyaan random Chanyeol.
"Apa emang?"
"Dinner itu bisa dibilang romantis. But breakfast is intimate. Kita baru bangun tidur, masih di comfort zone, tapi udah makan sama orang lain. Kita nggak akan sarapan sama orang itu kalau kita nggak nyaman," jelas Chanyeol panjang lebar sambil mengusap-usap Reo yang bergelung di kursi sampingnya.
Yoona tertawa kecil. Ikatan rambutnya bergoyang-goyang ketika ia menggelengkan kepala. "Sebelum sarapan kita udah jogging, Chanyeol. Jadi nggak bangun tidur banget. And comfort zone? You're in my house, not yours."
Bibir Chanyeol terangkat membentuk sebuah seringaian. "Tapi kita keringetan, belum mandi, udah duduk bareng gini. And who said your house can't be my comfort zone, too?"
Bener-bener ya, Chanyeol Bramantya ini. Mulutnya lancar bener.
"Whatever makes you sleep at night, deh, tukang gombal."
"Aku ngomong fakta, bukan gombal."
Yoona berjalan menghampiri dengan segelas smoothie di tangan kiri. Ia mengusap lengan Chanyeol pelan sebelum meletakkannya di meja makan. "Oke, oke terserah. Yang penting cobain dulu smoothie-nya."
Hidung Chanyeol mengernyit melihat segelas minuman hijau yang tidak terlihat menarik itu. "What's this?"
"Bayam, nanas, pisang, dan almond milk."
Mendengar penjelasan itu, wajah Chanyeol tidak jauh beda dengan anak kecil yang dipaksa makan sayuran. "Kamu yakin semuanya boleh dimakan barengan?"
Yoona tertawa. "Trust me, ini enak. Kamu nggak akan ngerasain bayamnya. And you, Mr. Busy, butuh asupan sayur dan buah."
Ekspresi jijik di wajah Chanyeol berubah menjadi raut riang dengan senyum lebarnya. "Ah, perhatian banget. Kalo gini kan aku mau minum."
Yoona memutar bola matanya, tapi kemudian tersenyum puas saat Chanyeol membawa gelas smoothie ke mulutnya. Mata pria itu sedikit melebar karena rasa tidak terduga yang menyerbu indera pengecapannya.
"This is good," pujinya setelah menghabiskan setengah gelas.
"Tuh, kan. Yaudah abisin. Aku mau lanjut bikin sarapan."
Sudah dua minggu sejak percakapan mereka di mobil sepulang dari pesta ulang tahun Sehun waktu itu. Sudah dua minggu pula mereka berusaha saling mengenal dengan menghabiskan waktu bersama-sama. Makan siang di butik Yoona, makan malam setelah Chanyeol selesai dengan jadwalnya hari itu, atau bahkan jogging dan sarapan bersama seperti hari ini. Tidak peduli weekdays atau weekend karena pekerjaan keduanya sama-sama tidak mengenal hari.
Meskipun awal kedekatan mereka bisa dibilang cepat, mereka tidak ingin terburu-buru dengan proses saling mengenal satu sama lain ini. Belum ada kata-kata pengikat yang terucap, tetapi mengingat usia mereka yang sudah mendekati kepala tiga, mungkin kata-kata itu tidak lagi penting.
Chanyeol sudah cukup puas bisa menjalani ini semua bersama Yoona. Sejauh ini, Yoona memegang rekor wanita terlama yang didekatinya. Dan mungkin ia tidak akan pernah bosan di sisi Yoona. Karena setelah bertemu Yoona, mengenalnya lebih dalam, menghabiskan waktu bersama, wanita lain jadi terlihat biasa-biasa saja. Tidak ada yang bisa membuatnya menoleh.
Kalau kata Sehun sih, dia mencium bau-bau tobat dari Chanyeol.
Sementara Yoona membuat sarapan, Chanyeol menunggu di depan televisi sambil memangku Reo. Berkali-kali bertandang ke rumah Yoona membuatnya mulai dekat dengan Reo. Hari ini ia tidak membawa Ben karena Ben sedang diungsikan di rumah mamanya mengingat promo filmnya yang sedang berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer to You
Fiksi Penggemar[COMPLETED] You're the brightest in the universe Stars are shining in your eyes We jump up to somewhere cozier than here Sit next to me on the back seat We can go to the universe holding hands *** A short yoonyeol series inspired by EXO-SC 'Closer t...