Kesedihan adalah rasa yang tepat untuk membuat kita sadar bahwa kehilangan begitu menyesakkan
Aku seorang gadis yang berasal dari kota kecil yang cukup terlihat asri tapi tidak seasri dulu. Kota kecil yang dimana aku tumbuh menuju dewasa dan tempatku dibekali banyak pembelajaran untuk tumbuh menjadi seorang gadis yang baik.
Aku adalah gadis tidak lahir langsung menjadi sosok yang dewasa tapi tumbuh perlahan hingga menjadi dewasa seperti sekarang. Ibuku adalah wanita terhebat dan tertangguh di dunia ini yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan ku, sedangkan ayahku adalah satu-satunya lelaki yang tidak akan meninggalkanku sampai kapanpun, yang rela menguras tenaganya hanya untuk kebahagiaan kami semua.
Ayahku adalah sosok orang yang diam jika orang belum mengenalnya dengan baik, padahal sebenarnya ayah itu humoris. Kata pepatah "Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya" itulah ayah, tentunya dia mewarisi sifat seperti itu dari kakek. Kakek adalah orang yang punya kasih sayang yang luar biasa yang dia limpahkan kepada cucu-cucunya dan selalu menasehati cucu-cucunya dengan cara yang unik.
Kakek ku adalah seorang yang cukup dikenal di kota kecilku, dia mendirikan musholla dari aku kecil yang awalnya terbuat dari kayu dan sekarang sudah direnovasi dan jadi lebih bagus.
Musholla sederhana yang kakek bangun menjadi tempat untuk ku dan teman-teman ku belajar mengaji saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar. Setiap adzan berkumandang, musholla itu ramai. Selesai solat zhuhur dijadikanlah musholla itu sebagai tempat untuk mengaji.
Setiap hari sepulang sekolah setiap mendengarkan adzan merdu yang dikumandangkan oleh kakek ku, aku langsung bergegas berganti pakaian dan berlari menuju musholla. Kebiasaan ku ingin ikut solat zhuhur bersama kakek dan langsung mengaji.
Aku sering berlari bersama teman-temanku menuju musholla karena kami rebutan untuk duluan mengaji. Sesampainya di musholla aku tentunya lelah karena berlarian dari rumah dan duduk lesehan dipinggir pintu musholla dengan keringat yang bercucuran di dahi.
Tak lama kemudian ada sosok yang berdiri di depanku, siapa lagi kalau bukan kakek. Terjadilah percakapan antara aku dan kakek. (didepan pintu musholla)
"Ndah, kecium bau seperti bau ayam basah tidak?" Ujar kakek padaku yang terengah2 setelah berlari
"ayam basah kek?" Tanyaku pada kakek dengan raut muka heran.
"Iya, bau ayam basah. Bau beneran ini"
"Indah gak nyium kek. Memangnya baunya dimana kek?"
perlahan kakek mendekati ku dan mendengus ke arahku
"Sepertinya baunya didekat kamu ndah?""Masa sih kek, kok indah gak kecium ya?"
"ya iyalah indah gak kecium itu kan bau badan indah" ujar kakek sembari tertawa kecil.
aku merengut, tanda tidak setuju
Terus kakek bilang
lain kali kalau mau ngaji gak usah lari-lari kan jadi keringetan
gitu, masa mau ke musholla bau ayam basah hehe. Indah kalau ke sekolah pakaiannya rapi dan wangi, masa pas masuk rumah Allah malah bau ayam basah". (sambil tersenyum)"iya kek, besok-besok aku bawak minyak wangi ke musholla biar waktu nyampe, aku tinggal semprotin tuh minyak wangi soalnya kalau aku jalan nanti ngajinya jadi jadi terakhiran" jawabku dengan senyum kecil.
(Kakek hanya tertawa mendengar ucapanku) "ayo mulai mengaji ndah"
Saat mengaji kakek mengajariku dengan sabar mulai dari iqro' hingga al-qur'an. Setiap bacaan yang salah kakek selalu memberi tahu ku dengan sabar dan penuh kasih sayang. Selesai mengaji aku tentunya tidak langsung pulang, sebelum pulang aku bermain dengan teman-temanku dibelakang musholla. Pergi dari rumah pukul 13.00 wib pulangnya pukul 16.00 wib. Itu bukan karena lamanya mengaji tapi lama karena bermain.
Sebenarnya aku tidak khawatir pulang terlambat kerumah karena musholla tempat mengaji tepat bersebelahan dengan rumah kakek, jadi kalau ibu bertanya aku bilang "main didekat rumah kakek". Ibu tidak akan marah, kalau ibu marah mungkin ibu yang nanti dimarahi kakek hehehe...
Ditengah permainan aku dengar suara lonceng es kacang merah favoritku. Ketika terdengar lonceng khas es kacang, aku bergegas kedepan musholla untuk membeli es. Untungnya aku masih punya sisa uang yang diberikan ayah untuk jajan disekolah tadi pagi. Saat mau minum es itu, ada satu temanku yang tidak membeli es terus dia liat es aku dengan wajah yang mengisyaratkan "aku juga mau" aku mau beliin tapi uangku sudah habis. Terus kakek ku datang sambil bilang
"ndah, kasih aja sama temannya es itu"
"Tapi kek ini kan indah yang beli" jawabku dengan wajah bingung.
"udah kasih aja, kasian kan temannya pengen es nya" ujar kakek lagi
(dengan sedikit terpaksa)
"Ini ambillah" sembari menyodorkan es itu pada temanku."ngasihnya harus ikhlas ndah"
"Iya kek, iya indah ikhlas kok"
Tak lama kemudian kakek pergi dan kembali dengan membawa es yang sama didalam cangkir yang besar.
"nah ini es nya buat indah".
Terus kakek bilang "indah, saat kita memberi orang dengan ikhlas insyaAllah nanti akan Allah ganti dengan yang lebih baik".
Lama aku terdiam dan mengangguk tanda mengerti.
Dari sana aku mengerti, kakek mengajariku untuk ikhlas dalam memberi sesuatu kepada orang lain dan menanamkan pada diriku "bahwa sesuatu yang baik akan dibalas dengan yang lebih baik dan yang buruk akan dibalas sesuai dengan porsinya".
Hal itu membuatku tumbuh menjadi gadis yang selalu berpikir dalam mengambil keputusan di setiap langkah dan setiap berucap. Kakek selalu mengajariku setiap hal baik dengan cara yang baik dan mudah untuk aku pahami.
Tapi mentari yang selalu memberiku kehangatan disetiap peluknya itu tepat 26 oktober 2017 lalu hilang, langit yang begitu cerah hari itu seakan mengerti dan ikut menangis, karena kehilangan sosokmu kek.
Mentari yang selalu menyinari disetiap langkahku. Suara adzanmu yang jadi favoritku, selalu kau kumandangkan, membuat kaki kecil ini berlari dari rumah untuk segera pergi kemusholla untuk solat dan mengaji. Tapi sekarang jangan kan suara adzan, untuk mendengar suaramu memanggil namaku sambil berkata "jangan lupa ngajinya ndah" tidak bisa ku dengar lagi.
Kek..kami bakal rindu, rindu saat kau mengajariku banyak hal, rindu tawa candamu, rindu nasihatmu juga merindukan suara adzanmu. Akankah bisa ku dengar lagi suara adzan itu kek? Waktu didunia sangat singkat ya kek, rasanya baru kemarin aku memijit kakimu dan bercengkrama dan kondisimu baik2 saja.
Kami sayang kakek, tapi Allah lebih sayang. Selamat jalan kek.
Semua yang kau ajarkan insyaAllah bermanfaat untuk kehidupan kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Kehidupan
Short StoryKumpulan kisah penuh hikmah sebagai pembelajaran untuk kehidupan. Merangkai makna dalam setiap kejadian, untuk meningkatkan kualitas diri. Rank # 4 - Bersyukur (8 Mei 2020) # 105 - Kehidupan (11 Mei 2020) # 2 - Bersyukur (16 Mei 2020) # 1 - Bersyuku...