.
.
.
.
.
.Waktu menunjukkan pukul 8 malam , dan sekarang aku sendiri disini , Andra pulang setelah berbincang bincang lumayan banyak denganku .
Beberapa jam sekali , perawatan datang untuk mengecek kondisi dan membawakan makanan , secara ini ruang VVIP pastilah pelayanan bagus , ya walaupun makanan yang dibawakan tetap bubur bubur juga .
Handphoneku berbunyi menandakan seseorang menghubungi , dan setelah ku cek ternyata Papa yang menelpon , tumben dia nelpon anaknya .
" Halo Pa "
" Halo Fi "
" Tumben telpon , ada masalah di kantor cabang "
" Nggak , semuanya baik baik saja . Emang salah ya Papa telpon anak sendiri "
" Ya enggak sih "
" Papa dapet info , tadi kamu nggak dateng rapat bareng perwakilan perusahaan dari Singapura " tuh kan... pasti nggak jauh jauh dari kerjaan
" Alergi Dhafi kambuh "
" Iya , Papa sudah dikasih tau Danu . Papa cuma mau bilang , jaga kesehatan , maaf nggak bisa nengokin kamu "
" Biasanya juga nggak pernah peduli "
" Papa pikir kamu udah maafin Papa. Ya memang kesalahan Papa fatal banget , Papa minta maaf "" Hmm.. "
" Ya udah , jaga kesehatan . kamu kebanggaan Papa "
Tuut....
Jika kalian pikir aku dan Papa rukun rukun saja selama ini , maka salah besar , sejak kecil aku dan Papa sudah sangat jauh , Papa dulu selalu disekitar ku , tetapi entah mengapa hati dan raganya sangat sulit ku dapatkan .
Dulu saat aku hancur karena Dhafa dan keyra menikah, Papa memang ada di sampingku , tapi kurasa itu hanya formalitasnya saja . Yang jelas kami tidak baik baik saja.
Toktoktok...
Seorang suster muncul dari balik pintu kamarku , dengan membawa seseorang.
" Permisi pak Dhafi , saya disuruh untuk mengantarkan anaknya dokter Dhafa kesini "
Setelah itu , suster itu pun pergi dengan meninggalkan sesosok bocah yang sedang tersenyum kearahku.
" Kamu kok kesini , besok nggak sekolah apa ? "
Bocah itu berjalan menuju berankarku dan mencoba menaikinya , walaupun tetap aku membantunya.
" Nggak tau Pi , Ken cuma mau nemenin Papi disini . Pasti bosan kalau cuma sendirian disini "
Walaupun terkadang agak menyebalkan, tetapi memang Kenzie sangat peduli dan membuat sisi melowku muncul.
" Makasih Ken " ucapku sambil mengelus rambutnya." Papi boleh nggak Ken tiduran samping Papi "
Aku memperbolehkannya berbaring di sampingku , bahkan dia memelukku , sudah seperti ayah dan anak.
Kan emang harusnya udah punya anak , kalau nggak ketikung :")
" Pi "
" Hmm ... "
" Papi tadi kok garuk garuk sih , liat tuh mukanya jadi jelek banget , ada bekas garukannya "
" Papi tadi alergi "
" Alergi itu apa ?"
" Alergi itu , hmmm... Kayak perubahan reaksi tubuh gara gara terkena atau memakan sesuatu " aku mencoba memilih kata yang mudah dia cerna , tapi entah dia mengerti atau tidak.
" Ohh.. gitu "
" Kamu ngerti maksud Papi ?" Tanyaku , yang dia jawab dengan gelengan kepala.
" Intinya , Papi nggak bisa makan kentang "
" Oh.. gitu " setelah itu tidak ada obrolan diantara kami.
Aku melirik kearahnya siapa tau dia tertidur , dan ternyata matanya masih terbuka . Dia terlihat mengamati ruangan ini .
" Tadi waktu Ken mau kesini dibolehin nggak sama Mama ?"
" Nggak dibolehin , tapi Ken tadi pura pura nangis jadi Mama ngijinin deh "
" Nangis beneran kali , jadi Mama ngebolehin "
" Pura pura Papi , mana pernah Ken nangis"
" Iya iya Kenzie ponakan Papi yang nggak pernah nangis "
" Ken kok sering sama Papi sih , Papi kan galak " tanyaku lagi.
Ken berpindah dari yang tadinya berbaring di sampingku menjadi duduk di perutku.
" Ya karena Papi baik , suka beliin Ken mainan "
" Oh.. karena dibeliin mainan , emang Papa kamu nggak beliin "
" Ya beliin sih , tapi kadang-kadang . Kalau Papi setiap hari , pokoknya Ken suka sama Papi "
" Halah modus "
" Pi , ada permainan nggak , bosen nih apalagi Papi sibuk sendiri " ucapnya ketika aku sedang mengecek email dari beberapa kolega Bisnisku , kasihan juga sih dia dari tadi duduk di perutku tanpa melakukan apapun.
" Papi cuma bawa satu handphone , ini masih buat kerja "
" Yah... " Ucapnya cemberut.
" Ya udah nih , nggak ada permainannya juga " ucapku sambil menyodorkan handphoneku.
" Kan bisa donlot "
Sementara dia mengotak Atik ponselku , aku sibuk memperhatikan wajahnya . Dia sedikit agak mirip denganku , secara bapaknya dia kembaran seiras gue , tapi secara keseluruhan wajahnya lebih ke keyra dari pada Dhafa ." Pi , kok banyak foto Mama disini ?"
___________________________________________
Maaf udah lumayan lama nggak update 🤗 karena kebagian bagi sama beberapa cerita yang lain yang juga harus di up , jadi ya agak lama updatenya .
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
👉⭐
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terimakasih ....
KAMU SEDANG MEMBACA
DONAT
Romance" Papi , Ken mau roti yang bolong Papi" " Roti bolu kali , mana ada roti bolong Ken " "Ada Papi, kemaren Papa beliin buat Ken " " Ya Udah minta beliin Papa sana, Papi sibuk " " Ya Udah kalau nggak mau beliin, Ken bilangin papa nih kalau papi masih...