Friend (?)

7.3K 320 49
                                    

06.45 PM.

Hujan masih turun dengan sangat lebatnya tanpa menunjukkan atensi untuk berhenti sama sekali.

Baekhyun masih berdiri di depan mini market sembari memeluk tubuhnya sendiri walaupun itu tak berpengaruh banyak.

Bibir tipis tersebut sudah membiru, begitupun dengan keadaan tubuh mungil yang terus menggigil.

"Eomma..." Gumamnya pelan. Baekhyun nyaris menangis. Lagi.

Benar. Tidak seharusnya ia meladeni Chanyeol hingga bernasib seperti ini. Namun Baekhyun juga tidak mempunyai nyali yang cukup besar untuk meminta Chanyeol membelikan ia jas hujan tipis, sekalipun dengan harga murah.

Baekhyun menunduk. Kalut dengan perasaan pusing yang tiba tiba kini menderanya.

Klining..

Suara pintu mini market kini terbuka, menampakkan lelaki bermata rusa yang terus melangkah ke arah Baekhyun.

Baekhyun menoleh, melihat kearah lelaki bermarga Xi tersebut lalu tersenyum tipis.

Baekhyun dan Luhan memang satu kelas. Namun mereka tak pernah terlihat akrab. Berbicarapun tak pernah. Terakhir kali saat Baekhyun menangis ketika Luhan membacakan diary nya di koridor sekolah dengan lantang.

Lelaki bermata rusa itu memang berpengaruh banyak bagi para siswa. Ia populer dan disukai banyak orang. Maka dari itu, ia tak jarang untuk selalu menghardik orang orang yang berada di dekatnya.

Luhan juga kerap menyendiri di kelas. Duduk di bangku paling belakang, melipat kedua tangannya di dada sambil mendengarkan musik melalui earphone. Tak ada yang berani mengganggunya ataupun mencampuri urusannya. Karena seseorang yang mendekatinya saja akan tertimpa kemarahan oleh sang kekasih tampannya yang posesif. Oh Sehun.

"Kopi?"

Satu kata yang keluar dari bibir Luhan benar benar menghentak semua kenyataan selama ini. Ya Tuhan, seorang Xi Luhan menawarkan kopi kepada Baekhyun? Yang benar saja, ia pasti tengah bermimpi.

Luhan menurunkan tangannya, ketika orang yang ia ajak bicara tak kunjung menerima pemberiannya.

Mata itu bergulir ke arah leher Baekhyun yang kini penuh dengan kissmark yang membiru akibat tubuh Baekhyun yang menggigil.

"Oh, I see.. Kau habis 'bermain' dengan Park Chanyeol?" Tubuh itu kini semakin mendekat kearah yang lebih pendek.

Baekhyun melirik takut takut ke arah Luhan lalu kembali menunduk dan mengangguk kecil. Sebenarnya yang ia takutkan kini ialah ketika Xi Luhan yang dengan segala keajaiban karakternya bisa saja melemparkan cangkir kopi itu ke wajah murung Baekhyun saat ini.

Pemikiran itu sangat gila omong omong.

Luhan kembali melihat ke arah Baekhyun yang terus mencuri pandang ke arah kopi yang masih bertengger di tangan putih itu. Ia benar benar takut jika fikiran gila nya tentang kopi itu benar benar terjadi.

"Kenapa? Kau mau?"

Namun lelaki bermata rusa itu justru menawarkan kopi itu lagi kepada Baekhyun.

"Ambil lah. Aku membeli dua."

Perlahan, tangan yang semula besedekap di depan dada itu meraih kopi dari uluran tangan si pemberi.

"Ya Tuhan.. Tubuhmu dingin sekali. Sudah berapa lama kau disini?"

Baekhyun terdiam. Memandang ke arah cairan hitam pekat itu dan kembali memikirkan kejadian tadi sore saat Chanyeol benar benar tak peduli padanya. Gosh, memang nya Baekhyun mengharapkan apa?

The Reason (CHANBAEK 19+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang