#3

223 33 12
                                    

Sudah berhari-hari sejak Chris mengirimkan pesan pada Sharon di Instagram.

Chris : Hai Sharon, kenalkan aku Chris, anak jurusan mesin yang tempo hari masuk IGD puskesmas dini hari. Ini benar Sharon yang waktu itu?

Tapi tak ada balasan.

Chris benar-benar putus asa. Aku Sharon yang terkunci membuatnya semakin tak bisa apa-apa.

Botol minum hitam milih Sharon masih di tangannya. Sudah berkali-kali ia cuci bersih, ia tak ingin jika sewaktu-waktu ia harus mengembalikan botol minum itu pada Sharon dalam keadaan kotor.

Kemarin ia menelepon Jamie dan hanya dibalas dengan gelegar tawa Jamie. Namun setelah tawanya selesai, Jamie masih tidak mau membantu Chris kecuali memberinya informasi bahwa Sharon anak yang sangat pendiam.

Siapa yang perlu diberitahu hal itu jika Chris menjadi korban betapa diamnya Sharon?

Ting...

Ponsel Chris bergetar sebentar, menandakan ada notifikasi baru yang muncul. Chris tak mengacuhkannya, dipikirnya hanya pesan tidak penting. Ia malah merebahkan tubuhnya di kasur sambil menyelesaikan rubiknya. Kemudian ia berpindah meraih komik yang belum selesai dibacanya. Hingga ia baru meraih ponselnya lagi setelah 30 menit.

Jantung Chris rasanya ingin berhenti berdetak. Chris bahkan lupa bagaimana cara menghirup napas.

Sharon : Oke, Chris. Ada apa?

Chris rasanya ingin berteriak. SHARON MENJAWAB PESANNYA!

Dengan tangan sedikit gemetar ia mengetikkan balasan pesan Sharon.

Chris : Hai, aku mau balikin botol minummu. Enaknya gimana nih?

Setelah selesai mengetikkan balasan untuk Sharon, akhirnya Chris bisa menghembuskan napas yang selama ini ia tahan. Chris baru ingat bagaimana rasanya berdebar bahkan saat membalas pesan seorang cewek, rasanya sudah lama sekali ia merasakan euforia yang sama.

Penyebab reaksi berlebihan Chris saat berurusan dengan cewek dapat dirangkum menjadi dua :

1. Chris anak teknik di institut teknik dengan jumlah gadis yang terbatas.

2. Gadis kampus Chris tidak ada yang mau berurusan dengan Chris.

Untuk yang nomor 2, Chris ingin mencetak poster dan menempelkannya di mading Jurusan, isinya klarifikasi bahwa ia bukanlah playboy seperti rumor yang beredar, kalau ia hanya pacaran hanya sekali dalam seumur hidup dan tidak berganti-ganti cewek tiap bulan, dan yang terakhir soal Chris yang genit kepada cewek... well, ia hanya mencoba ramah.

Tak lama kemudian, datang notifikasi baru lagi ke ponsel Chris. Kali ini Chris bereaksi cepat, tidak akan membuang sedikitkpun waktu untuk berinteraksi dengan Sharon.

Sharon : Ah, santai aja.

Satu kalimat pendek dari Sharon yang membuatnya frustasi. Chris memutar otak untuk membalas pesan Sharon yang singkat, padat, meskipun tidak jelas.

Chris : Aku gaenak sama kamu. Kalo kamu ada waktu mau aku kembaliin langsung.

Sharon : Aku di rumah sakit, sorry.

Chris : Mau aku anter botolnya ke rumah sakit?

Sharon : Nggausah. Urusan botol gampang.

Chris : Jangan gitu, kapan kamu kosong? Biar aku antar. Rumah sakit kota kan?

Chris sadar betapa menggebu-gebunya ia, padahal ia baru bertemu sekali dengan Sharon. Dalam hati, ia terus mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia tidak sedang naksir Sharon, hanya ingin mengembalikan botol Sharon.

Polar OppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang