3• Whiplash

4.7K 534 89
                                    

"Hyunjinnn! Oper bolanya!"

Seru lelaki yang kaosnya basah oleh keringat di tengah lapangan indoor. Ia tengah serius bermain basket dengan teman sekelas, sedang yang lain duduk di tepian sembari cheering their up. Begitu pula lelaki manis yang kini menekuk wajahnya di atas lutut karena sebal--tidak di ajak bermain bersama.

".. Njun.."

"Renjunieeee~"

Yang di teriaki tepat telinga terhenyak, "Astaga Na! Tak perlu berteriak bisa? Jarak kita pun tak ada lima meter"

Na Jaemin alias Nana menggulirkan matanya malas, "Renjun sayang.. Sini Mama beri tahu, tadi aku sudah manggilmu seribu kali, tapi kau hanya diam dan melamun....Jadi?"

"Masa bodo. Aku sedang kesal."

Bibir pinkish-nya dipoutkan, juga jemari-jemarinya yang iseng memungut apapun didekatnya sambil ia lemparkan ke tengah lapangan sana.

Renjun kurang apa sih? Renjun kan laki-laki juga, masa tidak boleh ikut bermain seperti yang ada dilapangan sana.

Menyebalkan.

"Na"

"ap- haishh, Mark hyung tampan sekali"

"Aishh jinjja! Na Jaemin!"

"Apasih? Kau menggangguku!" Keluh Jaemin yang sekarang terlihat kesal karena waktu 'bersenang-senang'-nya diganggu

Renjun memutar matanya jengah, terlalu bosan dengan sikap Jaemin yang seolah mendewakan seorang Mark Lee.

'Apa bagusnya sih? Masih mending Jen-tidak-tidak. Kau gila Renjun!'

"Nana aku bosaaaaaan"

"..."

"Kenapa sih aku tidak boleh ikut main? Me-"

"Badan seringkih itu mau ikut bermain disana? Yang ada tulangmu patah semua kalau jatuh"

Rasanya Renjun ingin sekali menelan Jeno hidup-hidup. Padahal Renjun sedang diam, tak mencari gara-gara apalagi mencari jodoh. Eh

Tapi teman sekelasnya itu seperti tak pernah bosan mengganggu Renjun atau menggodanya dengan begitu menyebalkan.

"Pergilah Jeno. Aku sedang tak ingin bertengkar"

"Siapa yang mengajak bertengkar?"

"Kam--Pergi sanaa!" teriaknya sembari mendorong kaki Jeno menjauhi duduknya.

Sumpah demi apapun, Renjun tidak ingin meluapkan kekesalannya pada sosok berhidung mancung ini sekarang. Sudah banyak hal bercokol di dada soal kegeramannya pada si menjengkelkan Lee, ia hanya takut tidak bisa mengontrol diri.

Jaemin yang merasa terganggu akan cekcok pasutri--eh, bukan, maksudnya musuh bebuyutan itu akhirnya angkat bicara, "Yak! Kalian! Masalah rumah tangga jangan di bawa ke sekolah. Sana! Hush-hush.."

"Naaa apa sih?"

"Itu, pacarnya di rawat dulu sana, baru main basket loh. Hush-hush.." ejek kekasih Mark pada Renjun yang kini sudah semerah tomat wajahnya.

Jeno menikmati setiap perlakuan Huang manis Renjun dengan sang sahabat yang entah karena apa belakangan ini menjadi rutinitas.

"Jaem, pinjam Renjunnya sebentar ya?"

"Mau di bawa pulang juga boleh banget kok, Jen. Bawa aja, dia berisik, awas haha.."

Diberi gestur mempersilahkan membuat senyuman di wajah bak pangeran itu semakin melebar. "Kalau di bawa pulang sih, sudah Jaem. Kemarin.. Ups!"

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang