"Na?"
"..."
"Nana"
"Y-ya hyung?"
Lelaki dengan surai hitam itu menghela nafas perlahan, yang niat awalnya baru ingin melepaskan kancing kemeja lelaki dihadapannya kini malah urung
"Kenapa? Kau banyak melamun hari ini"
Jaemin melirik kekasihnya kali ini, juga menggigit bibir bawahnya ragu-ragu."Katakan saja"
"R-renjun"
Tangan Mark yang tengah melepas kancing kemeja Jaemin berhenti untuk sejenak. Memastikan bagaimana keadaan kekasihnya yang baru saja suaranya terdengar bergetar.
"Renjun kenapa?"
"Pacaran dengan Jeno. Tapi dia sama sekali belum menjelaskan apapun ke Nana"
"Pacaran? Yang benar saja, Na. Kamu tahu kan kala--"
Jaemin mendongak, menatap yakin pada sang kekasih bahwa si sahabat benar-benar menjalani hubungan spesial dengan sang musuh bebuyutan.
"Aku yakin sekali, hyunggg~ kamu tahu semalam Nana telpon Renjun menanyakan apa bisa menemani keluar membeli sesuatu tapi.. Ugh.." si cantik yang mirip karakter Nala di kartun jebolan Disney itu ragu melanjutkan kalimatnya.
Mark memasang ekspresi tak mengerti, "Katakan saja, sayang. Kau tau ini semakin malam dan kita harus memulainya ce--"
"A-aakk! Ba-baiklah.."
Pipi Jaemin merona ketika Lee Minhyung menyebutkan tujuan dirinya menginap malam ini di apartemen milik si kakak kelas.
".. Ungg--A-ada suara Jeno yang so damn ro-romantis.. Hyung, katakan padaku. Sejak kapan Jeno memanggil Renjun dengan sebutan sayang?"
"Mana hyung tau, cantik.. Yang hyung tahu kalau--"
"Yak! Bukan waktunya menggombal.. Ish~Hyuu--mmph!"
Dengan tergesa Mark melumat daging kenyang milik sang pujaan yang sibuk mengoceh di hadapan. Ia tak sabar menunggu waktu dimana penyatuan mereka disaat musim dingin seperti sekarang. Jaemin yang terkejut hanya mengikuti permainan lidah Mark yang menggila walau ia kalah dominasi dari ahlinya.
"Cpk. Biarkan saja mereka dan ayo segera memulai, eum?"
"Hy-hyungggh~"
Jaemin melenguh lembut, juga memamerkan leher jenjangnya ketika ciuman Mark semakin turun melewati pipi dan rahangnya juga untuk memberikan beberapa tanda kepemilikan.
"a-anhhh hyunghh~"
.
.
.Kalau Renjun pernah menganggap Jeno adalah manusia normal, ia pasti benar-benar harus berpikir dengan serius.
Lee Jeno = Manusia normal adalah pembodohan publik!
Lelaki idiot tak tahu malu itu memang sungguh tak bisa ditebak lagi tingkahnya.
Tadi memeluk Renjun sembarangan didepan ruang guru, mencuri sebuah kecupan dibibir sambil bersembunyi dibalik pintu, dan kini, anak itu menariknya menjauh dari keramaian, memenjarakannya diatara tembok dan tubuh tegapnya.
"Mau apa?"
"Cium. Hehe"
Nah, lihat sendiri dimana ada sisi normalnya?
Kalau hanya minta cium kenapa sampai mengajaknya kabur? Padahal tadi anak nekat itu berhasil mencuri banyak kecupan dibibir Renjun.
"Kalau hanya minta ci—hmmptth"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
FanfictionFIREFLIES | NOREN Special book for Our beloved couple, Jeno and Renjun. @apeen_ x @fujikazeyuki_ collaboration project! Stay tuned and please support this with your vote and comment❤