"Renjun.." panggil seseorang dari seberang ketika tubuhnya yang tinggi telah meringsek masuk ke dalam coffee shop terkenal di kota. Yang di panggil balas mengangkat tangan, memberi kode supaya lelaki itu mendekat.
Jaemin berlari kecil menuju sang sahabat yang pagi buta tadi mengiriminya pesan agar menemui lelaki manis itu di sini, "Udah lama?"
"Iya.. Tidak juga, baru dua puluh menit.."
Jaemin duduk di hadapan kekasih Jeno, memasang muka bersalah yang kentara, "Dua puluh menit tidak lama? Asdfghjkl.. Pasti menginap di rumah Jeno membuat otak mu sedikit bergeser ya?"
"Sembarangan.." protesnya.
Sulung Huang tersipu ketika nama pemuda Lee terdengar, entah mengapa, namun semacam adiksi.. Renjun telah jatuh pada pesona pacar tampannya, Jeno.
Jaemin mengernyit, "Senyum-senyum sendiri.. Kamu sehat kan, Njun? Ahni, takutnya kamu memanggilku karena ingin mewasiatkan sesuatu?! Omo-- YAK!"
Toyoran telapak mungil bertanda lahir mendarat di kepala kekasih Mark Lee, sembarangan. Dikira mau mati apa?!
"Siapa yang mau mati bodoh?! Aku hanya.. Hanya.. Memikirkan Jeno"
Nah!
Pipi bulatnya merona lagi, membuat Jaemin agak gemas tapi tak berani memberikan reaksi lebih.
"ewwh, pipimu merona. Kau memikirkan.....hal jorok ya?" Tuduhan konyol itu Jaemin layangkan secara spontan. Karena rona kemerahan dipipi seperti Renjun sering ia alami sebelumnya.
"A-apasih!"
"Jadi? Kenapa?"
"Kita.. Masih kelas 11 kan Na?"
Jaemin melongo, pertanyaan macam itu?!
Si cantik itu masih terdiam, menerka akan kemana arah pembicaraan yang lebih mungil ini kedepan. Ada banyak hal mengapa seseorang menanyakan hal yang sudah sangat jelas sekali.. Terlebih sejenis pertanyaan Renjun yang.. Apakah?
Yang bermarga Na terkejut, ia akan menggebrak meja ketika lupa bila mereka sedang di tempat ramai, ".. Kamu hamil?!"
"Bajingan! Siapa yang hamil.. Pa-pabbo~" cicit Renjun ketika mata bulatnya membola, bereaksi akan pertanyaan Jaemin yang tiba-tiba.
"Ya habisnya pertanyaanmu itu......ugh, kau serius sudah ng....anu.....bersama Jeno?"
Renjun diam, menunduk dalam ketika pipinya terasa hangat. Astaga, ia teringat lagi bagaimana bayangan permainannya bersama Jeno tempo hari.
"Ah, aku tahu" Melihat reaksinya, Jaemin pikir Renjun tak perlu lagi menjelaskan. Rona dipipinya juga bagaimana anak itu menggambar abstrak dipahanya cukup Jaemin pahami.
"J-jangan bilang-bilang yang lain!"
"Yayaya, aku cukup tahu diri untuk ti— lupakan, kau masih belum memberiku penjelasan tentang memaksaku menemuimu disini!"
Masih ada niat menyembunyikan niat, Renjun mengajak Jaemin memutar pembicaraan dahulu, "Na.. Ungg sama Mark-hyung sudah main.. Ungg berapa kali?"
Polos.
ASDFGHJKL?! Siapa yang menanyai orang lain tentang hubungan badan bersama kekasih kalau bukan si polos Huang Renjun ini pelakunya. Jaemin tidak apa-apa sih, cuman... Asdfghjkl?!
"YAK! Asdfghjkl Njun.. Kamu kenapa sih? Ba-banyak kali, aku udah lupa berapa ka-kali.."
"Iya?! Woahh~ me-memakai pengaman tidak?"
"KAU MAIN TANPA PAGAR?!"
"Bajingan mulutnya Nana.. Diam, malu di lihat orang-orang aishh!" ujar Renjun seraya menutup wajahnya dengan kupluk hoodie ketika pandangan pengunjung kafe tertuju pada meja nomor dua lima.
![](https://img.wattpad.com/cover/195296387-288-k860233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
FanfictionFIREFLIES | NOREN Special book for Our beloved couple, Jeno and Renjun. @apeen_ x @fujikazeyuki_ collaboration project! Stay tuned and please support this with your vote and comment❤