8• Chance

3.4K 412 67
                                    

Perbedaan signifikan yang Renjun rasakan sejak Jeno jadi pacarnya.......

Jeno itu tak se-idiot kelihatannya, tak se-sampah biasanya, bahkan selalu bisa membuatnya tersipu malu juga bahagia karena setiap tingkahnya.

"R-renjun, mama-mu....."

"Tak apa Jen, mamaku tidak menggigit"

Jeno yang receh, yang bawel, bahkan yang sangat hiperaktif kini terlihat gugup bukan main.

Padahal hanya diajak untuk menemui mama Huang, bukan diajak bertemu Tuhan untuk survey tempat dimana posisi yang nyaman di neraka.

"Semua akan baik-baik saja Jeno sayang"

Kata Renjun yang kembali menenangkan kekasihnya. Senyum lembutnya muncul, mengeratkan juga genggaman tangannya ditangan Jeno yang agak berkeringat.

"Astaga Jen, ini hanya mama. Mama juga pasti akan menyukaimu"

"Engggg, b-bagaimana kalau tidak?"

"Kan ada aku yang menyukaimu. Hehe"

Oke, candaan Renjun sedikit menenangkan Jeno. Lelaki tampan itu akhirnya bisa tersenyum, walau terlihat masih gugup.....tapi setidaknya lebih baik dari sebelumnya.

Perjalanan dari halte dekat Namsan ke kediaman Renjun yang jauh terasa begitu dekat saat gugup melanda. Bukan apa-apa, Jeno hanya.. Ungg takut tidak di sukai keluarga Huang disana.

Jeno berkali-kali menghela napas walau telapak besarnya di genggam erat oleh putera pertama mama Huang. Renjun menatap kekasihnya iba.

"Jenooong~"

Pemuda Lee itu balas menoleh, mendapati bidadara cantik kiriman Yang Kuasa yang entah mengapa begitu menenangkan.

Usapan lembut dapat Jeno rasakan di sisi kanan wajah tampannya, "Hey, tidak ingat bagaimana kamu menggoda ku mati-matian di sekolah? Tapi hanya bertemu calon mert--umm mama ku saja tidak berani? Mana Jeno yang ku kenal, sayang?"

Duwjxisnixkakzd sejak kapan mulut pedas itu berganti selembut marsmellow? Jeno ya.. Sedikit aneh dan senang bersamaan.

Jeno tersenyum penuh arti, "Terima kasih, Injun--"

Cup~



Renjun mengusap bibir basah Jeno dengan ibu jarinya. Setelah mencuri sesapan singkat disana, ia tersenyum selebar si Lee sebelumnya.

"I love you 3000, Lee Jeno.."

"Darimana belajar seperti itu?"

"Unggg, aku mengintip ketika Jeno sedang menonton avengers hehe"

Keduanya berjalan beriringan lagi, dengan tautan tangan yang sama sekali tak terlepas.

.
.
.

Butuh sekitar 10 menit hingga akhirnya mereka berdua sampai dikediaman Renjun.

Helaan nafas Jeno lagi-lagi terdengar bergetar, Renjun jadi tak tega.

"ng, atau kita pergi saja? Aku bisa bilang ke Mama kalau aku harus kerja kel—"

"A-ani, kita temui Mama-mu sekarang"

Ya kalau tidak sekarang, kapan lagi? Ya lagi pula tak ada salahnya, jikalau nanti Mama Huang memang tidak menyukainya.......mungkin akan Jeno paksa untuk menyukainya.

Ah entah, itu kan hanya pemikirannya saja yang buruk. Hehe

"Ayo ma—"

Cklek

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang