5• ofc

3.6K 493 42
                                    

Renjun tak pernah berpikir kalau ternyata ia bisa bertahan menjadi sosok pendiam untuk waktu yang lama.

Dirinya sendiri masih bimbang, semenjak pernyataan spontannya yang mengaku kalau dia menyukai Jeno membuatnya banyak berpikir keras tentang apa yang sebenarnya salah dengan dirinya.

"Masa iya aku suka Jeno?"

Tak seperti Renjun yang biasanya kalau Jaemin bilang. Terlalu pendiam dan tidak asik ketika diajak bercanda.

Bahkan ketika Jeno muncul dihadapannya, Renjun yang biasanya selalu tersulut emosi kini malah memilih menghindar.

Astaga, kalian tidak tahu saja kan kalau jantung Renjun terus menggila ketika didekat Jeno?

Ya, itu yang beberapa hari belakangan terjadi padanya.

"Ah, tapi Jeno itu tam—"

"Renjun?"

Matanya membulat, buru buru juga Renjun bangkit dan berniat pergi darisana.

"Kau menghindariku lagi Huang!"

Jeno menarik pergelangan tangannya, membuat anak mama Huang kini hanya bisa merutuk dalam diam karena dirinya bahkan tak sanggup untuk melepaskan diri.

"Aku salah apa?"

Ohooo, salah apa Jen?

Salahmu banyak, bocah bodoh-_-

Jeno yang tak mengerti letak kesalahannya dimana, bukan, maksudnya hari ini dia bahkan belum berinteraksi apapun dengan pemuda manis ini.

"Renjun-ah, katakan, salah ku diman--Hei, tatap aku..." ujar si tampan sembari menangkup wajah Renjun dengan kedua tangannya.

Yang diminta menatap tak jua menoleh, "Ti-tidak mauuu.."

"Ren-"

"Shi-shireoo!" lelaki itu tetap menolak meski Jeno berusaha sekuat tenaga membujuk dirinya agar menatap lawan bicara agar nampak sopan.

Sejalan dengan sentuhan si tampan pada rahang manisnya, degup jantung Renjun menjadi sama nadanya.

'Argh! Kenapa aku gugup begini..'

Jengah, "Tatap aku atau aku cium?"

Seketika itu putera mungil mama Huang menoleh pada si pemaksa dan.. Sial! Jarak antara mereka hanya lima senti saja!

"Je-Jeno.."

Mata keduanya bertemu, dengan pupil bergetar milik Renjun yang sebenarnya terlihat begitu menggemaskan dipandangan Jeno.

"Jadi?"

"A-apa?"

"Kau menghindariku belakangan ini. Padahal waktu itu kau bilang merindukanku"

"Kap—"

"Pura-pura tidak ingat eoh?"

"A-aku memang tidak pernah mengatakannya.." elaknya, padahal dalam hati sudah berteriak ingin menenggelamkan diri di rawa-rawa.

Jeno semakin mendekatkan diri pada tubuh mungil di hadapannya sembari menatap dalam mata bulat penuh gugup disana.

"Renjun-ah..

Jeno semakin dekat dengan sisi kiri wajah Renjun yang memerah, telinganya.

...Kau kira aku tidak tahu kalau kamu pernah mengatakan bahwa kamu juga menyukai ku, eum?"

Blush!

Tubuh besarnya semakin meringsek, menepis jarak diantara mereka. Hingga napas dari masing-masing dapat saling terdengar helaannya.

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang