[Jane?]

30 1 2
                                    

...

" Tom...kau kenal dengannya?"
" Dia mantannya Jane."
" Jane ? Hm..menarik."
" ...."
" Tenang saja Pete...atau boleh kupanggil Jarvis ?"
"...."

Aku terbangun malam hari dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Semenjak itu, kata-kata mereka terus terngiang tanpa henti...

Siapa Jane?
Mengapa Pete dipanggil Jarvis?
Mengapa Ludwig mengetahuinya dan aku tidak ?

....

Pagi ini tidak seperti biasanya. Ludwig sudah duduk di meja makan dengan menggunakan baju olahraga. Tapi kehadirannya di meja makan justru menampakkan bahwa sesuatu tidak berjalan semestinya. Selama dia menginap di rumah kami, dia tak pernah sekali pun bangun pagi, apalagi makan di meja makan bersama kami..

" Hei K, bagaimana tidurmu?"
" Baik...kenapa ?"
" Kemarin malam Aku mendengar pintu kamarmu terbuka, itu kamu ?"

Sepertinya perasaanku betul..dia menyembunyikan sesuatu. Percakapan kemarin malam itu bukan hal yang biasa. Dia bukanlah Ludwig dan Pete yang kukenal. Ada sesuatu terjadi diantara Ludwig, Pete, dan wanita bernama Jane.

"Bukan Aku"

Raut mukanya berubah. Ia hanya menatapku dengan curiga dan tiba-tiba berdiri membisikkan sesuatu padaku.

" Baguslah K, karena kalau itu kau...Aku harus menyingkirkanmu."
"...."

Raut mukanya kembali berubah menjadi Ludwig yang ceria tanpa dosa. " Harus menyingkirkan" sepertinya bukan kata-kata yang enak untuk didengar. Rasa takut mulai muncul di hatiku. Sebisa mungkin Aku tak menunjukkan itu di depannya. Tetapi sepertinya mukaku berkata lain.

" K? kau baik-baik saja?"
"...."

Dengan mudahnya Ia tersenyum dan sengaja berkata seperti itu. Dia sengaja mengatakan hal itu untuk melemahkanku.

" K...ayo berangkat."
" Huh?"
" Malah ngelamun..ayo!"
" Iya.."

Ludwig hanya tersenyum dari meja makan. Dia beranggapan seolah-olah tak terjadi sesuatu.

" Hati-hati ya,K"
"...."

Di kereta,Pete hanya diam termenung. Pandangannya nampak kosong. Aku yang berada di sebelahnya pun tak dihiraukannya. Dia bahkan tidak sadar bahwa kami sudah melewatkan 2 stasiun.

" Hei Pete?"
"...."
" Pete !"
" Maaf...kenapa K?"
" Aku tak mau ke sekolah..."
" Apa maksutmu?"
" Percuma..kita sudah kelewatan 2 stasiun."
" Kenapa kau diam saja ?!"
" Hah, diam ?! Dari tadi Aku berbicara denganmu !"
" Hah?"
" Sudahlah..ayo kita ke taman bermain?"

Pandangannya nampak kosong. Dia tak biasa seperti ini. Pasti ada sesuatu yang mengganggunya. Jane..pasti dia.

" Jangan jadi bocah."
" Sudah kubilang aku bukan bo..."

Belum selesai berbicara, tak sengaja kami bertemu pandang. Aku tak sanggup melihatnya. Pandangan yang menunjukkan kesedihan itu, seketika melukaiku juga...

" Iya emang Aku bocah...jadi ayo pergi."
" K...kalau kau melakukan ini karena kasihan , Aku akan meninggalkanmu sekarang juga.
" Kasihan ? Apa terjadi sesuatu denganmu?"
" Tidak..lupakan saja."
" Ahh...Aku tau, kau ditolak oleh perempuan yang suka yaaa?"
"..."
" Tenang saja, adikmu ini selalu siap membantu kapanpun !"

Seketika senyuman hangat itu terlukis di pipinya.

" Adik ? Jadi Aku hanya kakak bagimu?", dia menarikku mendekat padanya.
"...."

Bila dilihat dari dekat wajah Pete terlihat manis. Kuakui ini adalah pemikiran yang tak wajar. Dia sudah kuanggap seperti kakakku. Perasaan seperti seharusnya ini tidak boleh ada...

" K...kau..."

Jarak diantara kami semakin kecil.

" Kau...gendutan ya.."
" Hahh?!!"
" Hahahahaha..dasar gendut."
" Kuhajar kau ya !"

Walaupun senyum di pipinya itu muncul, Aku dapat melihat bahwa semua itu palsu. Yang sekarang nampak di Pete hanyalah kepalsuan. Dirinya yang penuh kehangatan seperti sirna karena percakapan semalam.

"Jane.."
" ?!"
" Jane...siapa dia?"
" Bukan siapa-siapa."
" Pete, siapa dia ? "

Raut muka Pete berubah drastis. Dia menjadi suram hanya karena sebuah kata.

" Siapa Jarvis?"
"Diamlah K...kau berisik."
" Jangan bohong."
" Diamlah K."
" Apa kau ada hubungannya dengan Jane?"
" Kau mendengar percakapan semalam ?!"
" Aku..."
" Jangan ikut campur K !"
" Terserah Pete..Aku pergi."

Sudah kuduga.
Ada sesuatu diantara mereka.
Sesuatu yan tidak bisa kumasuki. Terdapat dinding yang membatasi duniaku dan mereka.
Dunia dimana Jane menjadi tokoh utama, sedangkan Aku...Aku bukanlah siapa-siapa...

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang