Aku sepenuhnya menyadari bahwa Tom menaruh rasa suka padaku. Tanpa ia katakan pun, perilaku Tom padaku dan perempuan lain sangat berbeda, tentunya hal ini membuatku senang. Tetapi...bagaimana dengan Pete ?
Ketika Aku masuk dan menyalakan lampu rumah, Pete sedang menunggu di meja makan dengan raut muka marah. Selama kami tinggal bersama, salah satu peraturan yang harus kami patuhi jam malam yaitu jam 22.00. Aku bukanlah anak kecil yang harus diawasi sehingga menurutku hal seperti ini tidak lagi sesuai denganku dan Aku juga merasa bahwa hakku untuk pulang dengan siapa dan jam berapapun,
[...]
"K ?"
"Rumah Lily"
" Aku tidak bertanya Kau pergi kemana..siapa tadi ?"
" Nobody Pete"
" Jangan bohong, K "
" Kamu yang jangan bohong Pete"
" You know I've never lied to you"
" Whatever Pete, ini udah malam aku ga mau kita berdebat"[...]
Never Lied To You ? What a bullshit Pete. Pete adalah keluarga bagiku dan keluarga sudah seharusnya terbuka satu sama lain. Entah mengapa semenjak mendengar nama Jane aku selalu bertindak konyol dan marah terhadap Pete. Aku pergi meninggalkannya di meja makan dan berlari ke kamar tanpa melihat mukanya sedikitpun
[KRING...KRING...]
"K, who's that ?"
Karena masih merasa kesal dengan sikap Pete aku memutuskan untuk tidak menjawabnya selama beberapa hari,
" Iya , halo Tom"
Seketika itu Pete berlari, menepis tanganku dan telepon pun terjatuh. Raut muka Pete berubah, dia tampak marah tetapi juga sedih...ada apa dengannya ?
"You're insane Pete, apaan sih ?"
" Matikan teleponnya"
" Apaan sih Pete ?!"
" Hang up the phone K"
" Enggak Pete...this is my friend not yours, mind your own business"
" K...tutup teleponnya atau aku akan..."
" Aku akan apa ?"
" Please just hang up the phone K"
" Enggak Pete"Saat Tom telepon aku sengaja menekan tombol untuk mengahiri panggilan tetapi sepertinya Pete tidak menyadari hal itu. Raut muka Pete berubah dia mendorongku ke tembok dan segera menarik kalung yang ada leherku. Dia menggenggamku dan menatapku dengan muka yang sangat sedih.
Kesedihan di muka Pete seperti menciptakan luka baru di didiriku. Sudah lama aku tidak melihat Pete marah. Dia hanya marah ketika ada sesuatu yang sangat menganggunya. Aku tau bahwa aku salah tetapi jika aku tidak melakukan ini maka aku tidak dapat memaknya untuk memberi tahu siapa Jane dan Jarvis serta apa hubungannya dengan Ludwig ?
" Ouch...sakit Pete"
"Kalung ini, apa dia yang ngasih ke kamu K ?"Ia menarik dan memojokkanku ke tembok dengan muka marah,
" Kamu ga perlu tau Pete"
" Kamu sudah lupa janji kita K? Bukankah semua yang kamu tau harus kamu ceritakan padaku ? Don't you know that I worry about you Ja.."
" Hah ? Ja ?"
" Hah enggak, maksudku K..."Siapa sih Jane ini ? Sepanjang aku hidup bersama Peter dia adalah satu-satunya perempuan yang memenuhi pemikiran Pete and I hate about it.
"You know what Pete, I am gonna find whoever this Jane girl and I'll ask herself who the hell is she and what's her to you and Ludwig"
" Maaf aku salah K...aku tidak bermaksud menyakitimu"
"..."Seketika itu air mata mengalir di pipiku. Aku hanya bisa melihatnya dan mengatakan
" You're really dissapointed me Pete, I love you as my brother and you don't wanna tell me about this girl at all ? Am I nothing to you Pete ? "
"..."
" Ternyata Jane lebih penting ya Pete..."Tanpa menyadarinya air mataku keluar, segera aku berjalan menuju kamar, meninggalkan Pete yang tetap terdiam. Setelah mendengar nama Jane dan melihat reaksi Peter dan Ludwig entah mengapa aku merasa terancam. Tidak seharusnya mereka merahasiakan identitas Jane. Perkataan Ludwig yang menyuruhku untuk menjauh dan tetap diam sangat menganggu di kepalaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember You
RomanceAku tidak pernah menyesal dengan pertemuan kita. Aku bersyukur dengan pertemuan itu, karena aku bisa bahagia bertemu, mengenalmu,menemanimu, serta juga mengingatmu..