[Can I call ?]

4 0 0
                                    

[ KRING...KRING...]

" Lily, ada telepon untukmu !"
" Tunggu Buu !"

" Halo?"
" Heii..ini K."
" Heii...gimana ntar ? Jadi kan ?"
" Jadi kok...di rumahmu aja gimana ?"
" Hmm..boleh, kenapa emangnya K ?"
" Tidak..hanya saja, Pete sedang membersihkan rumah...jadi dia menyuruhku untuk ketemu di rumahmu ."
" Ok...jam 7 malam ya !"
" Ok..sampai ketemu, Lily."

" Telepon dari siapa?"
" Aduh, kaget !"
" Dari K..."
" Ada apa dengannya? Apa terjadi sesuatu? Apa dia terluka?"

Wajah itu..Aku sudah lama tidak melihatnya. Wajah yang menampakkan rasa penasaran. Sudah lama kakak tidak seperti ini semenjak SMP.

" Kak...kau suka dengannya?"
"..."
" Beneran nih?! "
" Aku tidak tau.."

Dia...jelas menyukai K.

" Kak...kuberitau satu hal."
" ?"
" Aku adalah temannya. Aku jauh lebih mengenalnya darimu... Kemiripan muka dan senyuman yang dimilikinya dengan perempuan itu, membuatmu suka dengannya, bukan?"
"..."
" Berhentilah berlaku seperti itu kak..kau hanya akan menyakitinya."

....

" Masuk K !"
" Permisi.."
" Nggak usah malu, masuk aja..anggap rumah sendiri."
" Makasih Lily..."
" Oh iya...maaf kemarin Aku pinjam jaketmu tapi belum kukembaliin . Jaketnya udah ku cuci kok.."
" Nggak apa...terima kasih sudah dicucikan."

[ LILY ! SINI BANTU IBU !]

" Aduh maaf K...jaketmu masih dikamarku, kamu ambil sendiri ya?"
" Oh, ok...bantu aja Ibumu."
" Maaf ya...naik aja terus belok kanan, masuk di pintu yang ada gantungan bunganya.."

Dari penglihatanku...keluarga Lily adalah keluarga yang harmonis. Berkebalikan denganku. Aku hanya hidup bersama Peter, tanpa pernah tau siapa kedua orang tuaku...

" Permisi ?"
" ..."
" Gelap banget ya...jaket ? jaket? hmm..dimana ya?"

" Aduh !"
" Ah maaf !"
" Kau menginjakku..."
" Tom ???"
" K ?? Kamu ngapain ? "
" Ini kamarmu?!"
" Apa yang akan kau lakukan di kamar laki-laki ?"
" Maaf aku salah masuk !"

Aduh malu banget.

" Tunggu"

Dia menarik tanganku.

" ..."
" Duduk sini"
" Tidak"
" Tenang saja..Aku tak bermaksut apa-apa."
"..."

Di kegelapan yang dingin ini kami duduk bersebelahan. Jantungku serasa lepas. Rambutnya yang betantakan, dan mukanya yang lucu membuatku semakin ingin segera pergi dari sini.

" Hadap ke samping"
" Hah?"
" Cepetan"
" Apaan sih!?"

Jemarinya menyentuh rambutku. Aku tak sanggup lagi menahan debaran di dadaku.

" Sudah"
" Hah?"
" Udah keluar sana"
"????"
" Kalau kau memasang muka seperti itu..Aku tidak akan tinggal diam."
" Baik..Aku pergi."

....

" K !! Udah dapet jaketnya belum??"
" Hmm..tunggu Aku masih nyari."
" Di dekatnya lemariku, K "
" Udahh Lily..aku udah dapat."
" Okk..ayo turun, kita makan !"
" Okk..."

Tak sengaja aku melihat dikaca, Ada sebuah kalung mutiara terpasang di leherku.

" Ini..."

....

" Mau makan yang mana, K?"
" Aku ikut aja..."
" Lah..kamu tinggal pilih dan ambil."
" Hmm..iya, makasih Lily."
" Hei K...kok diam aja sih??"
" Enggak kok..."

" Bu..ini K"
" Halo K...senang bertemu denganmu."
" Iya tante..."
" Udah berapa lama kenal sama Lily?"
" Baru ini tante"
" Lily enggak nyusahin kan di sekolah?"
" Enggak kok tante..."
" Aku enggak pernah nyusahin siapa-siapa, bu"
" Iya..iya, Tom ayo turun !!!"
" ...."

Semenjak kejadian tadi Aku tidak berani menatapnya. Kepalaku dipenuhi tanda tanya..

" Ini K, temannya Lily."
" Udah kenal kok."
" Wah bagus kalau begitu."
" Iya tante..."

.....

" Tom,udah jam setengah 10..antar K pulang ke rumahnya."
" Iya..."
" Hei Tom...ingat yang kubilang tadi..I'll watch you "
"Shut up Lily"

Perjalanan pulang dipenuhi kesunyian. Tidak ada satu pun kata yang keluar dari mulut kami. Tom pun sepertinya tidak akan memulai percakapan. Aku sungguh tidak tau apa yang harus kulakukan sekarang...

" Tom...terima kasih"
" Untuk apa ?"
" Kalungnya"
" Semoga kau suka..."
" Kalung ini...mengapa kau berikan padaku?"
" ...."
" Tom?"
" Aku pikir...mungkin akan terlihat manis kalau kamu pakai"
" Oo...ok"

Perbincangan kecil itu mendekatkan jarak di antara kami.

[...]

" Udah sampai..."
" Iya...hmm thank you Tom"
" Masuk aja dulu"
" Iya..kamu hati-hati"
" K...nanti malam aku telepon ya?"
" Hmm..ok, bye"

Rasanya aneh ada lelaki lain selain Peter yang mau meneleponku di malam hari. Tanpa kusadari aku tersenyum mendengar perkataanya...






Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang