12. "Cantik!"

45.3K 4.4K 159
                                    

Setiap alasan yang kamu buat agar kamu bisa menunda shalat atau tidak melaksanakam shalat, itu adalah alasan yang dibuat oleh syaitan.

Jadi jangan dituruti!
Lawan!
Lekas ambil wudhu dan laksanakan shalat!

✨✨✨

Hari sabtu di pagi hari yang menyejukkan hati. Azzam sedang menikmati sarapan pagi berupa roti panggang beroleskan selai yang ia sukai. Di hadapannya ada Helena yang menatapnya keheranan karena putranya ini bangun terlalu pagi di hari libur. Tak seperti biasanya.

"Mami mau ngomong apa, sih? Dari tadi liatin Azzam terus."

Helena mengerjapkan kedua bola mata indahnya. Wanita tiga puluh tahunan itu masih sangat cantik di usianya yang sekarang. Wajahnya putih bersih dengan semburat merah alami di pipinya.

"Ini kamu gaksalah liat jam, 'kan? Baru jam tujuh lho!"

"Azzam tau. Azzam ada kegiatan hari ini."

"Futsal?" tebak Helena.

"Bukan."

"Basket?"

"Bukan, Mih."

"Touring?"

Azzam menggeleng dan akhirnya ia memberitahu. "Bangun panti."

"Ha? Apa? Ini kayaknya Mami salah denger."

Azzam menghela napas. "Mami gak salah denger. Azzam mau bantu-bantu buat bangun panti sama temen-temen."

Secara perlahan, bibir Helena menerbitkan senyuman yang semakin terlihat lebar dan haru. Ini merupakan hal baik yang harus dirayakan.

"Azzam berangkat dulu yah, Mih. Mau jemput Kemal, kendaraan dia masih disita bokapnya," pamit Azzam sambil berdiri dari kursinya.

"Sini dulu!" suruh Helena. Azzam pun berjalan mendekati Helena.

Tanpa Azzam sangka, Helena memeluknya. Azzam tersenyum geli. "Ngapain sih, Mi?"

"Merayakan perubahan kamu," kata Helena sambil melepas pelukannya. Di wajahnya masih ada cengiran cantik yang Azzam sukai.

"Yaudah Azzam berangkat."

"Iyah, hati-hati, yah."

Azzam menganggukkan kepala dan membiarkan Helena mengecup keningnya sebelum benar-benar berlalu.

***

"Nyangka gak sih lo, bakal ada di sini?" pertnyaan itu meluncur dari Kemal. Ia bertanya pada Azzam yang menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Mau balik?" tanya Kemal lagi.

Azzam dan Darwin sontak meliriknya tajam. Kemal hanya menyengir.

"Kalian kenapa masih berdiri di sini? Ayo bagi-bagi tugas! Bersihin lantai satu, bersihin jendela satu, satu lagi cabutin rumput di luar!" suruh Bu Nur pada ketiga lelaki jangkung yang berdiri di tengah ruangan.

Dan tugas pun dibagi. Azzam memilih untuk membersihkan jendela. Darwin dengan cepat mengambil sapu lantai. Dan Kemal dengan terpaksa mencabuti rumput dengan gerutuan yang tak kelar-kelar.

Azzam membersihkan jendela dengan lap basah. Hal itu sontak membuatnya mengeluh dalam hati karena kini tangannya menjadi kotor. Azzam kira ia akan membersihkan jendela dengan kemoceng. Tapi kalau bukan hanya debu ringan dan ada kotoran bandel yang menempel, tentu tidak bisa hanya dengan kemoceng saja.

Lain dengan Azzam yang mengelap setiap kaca itu dengan lesu, tak semangat dan merasa jiji, seorang gadis yang membersihkan dari sisi dalam malah terlihat begitu bersemangat dan tiga kali lipat bekerja lebih cepat dari Azzam yang membersihkan sisi luar.

Azzam [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang