Setiap orang jahat lahir dari orang-orang baik yang merasa dikecewakan oleh dunia.
-AZZAM-
✨✨✨
"Sya. gue minta maaf."
Kalau saja tidak melihat dengan mata kepala sendiri, pasti Kemal dan Darwin tak akan mempercayai ini.
Seorang Azzam meminta maaf.
Aisyah pun tak dapat mempercayainya meski kini laki-laki itu berdiri di hadapannya. Aisyah kira, dengan Azzam mencegatnya di depan pintu kelas adalah ingin melakukan hal buruk padanya. Astaghfirullah, sepertinya Aisyah harus berhenti su'udzon dengan lelaki ini.
"Kemarin gue kelewatan sama lo."
"Iyah, gak papa. Tapi jangan kaya gitu lagi!" kata Aisyah, sembari memperingati.
Azzam tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Kini Azzam mengingat kembali perasaan melegakkan ketika meminta maaf pada orang lain.
***
Waktu istirahat di kantin sekolah.
Kali ini, Azzam hanya duduk berdua dengan Kemal. Dan sebenarnya, sedari semalam Kemal ingin bertanya perihal yang terjadi antara Azzam dan Darwin. Namun Kemal baru bisa mengumpulkan segenap keberaniannya saat ini. "Lo sama Darwin kenapa, sih?"
Azzam segera menatap Kemal. Yang ditatap jadi deg-degan. Karena Kemal tau kalau ada yang sedang tidak baik-baik saja.
"Tanya aja ke Darwin!" begitulah jawaban Azzam.
Kemal membuang napas lelah. Mungkin memang sebaiknya ia bertanya pada Darwin yang kini sosoknya entah ada dimana. "Darwin nya aja gue gak tau ada dimana."
Baru saja selesai bicara, Azzam menunjuk seseorang yang baru masuk ke area kantin dengan kedikkan dagunya, "Tuh!"
Kemal segera menengok ke belakang. Ternyata Darwin di sana, nampak sedang berbicara dengan Aisyah dan Aura.
"Dia ngapain sama mereka?" Kemal bertanya-tanya. Azzam sendiri masih diam dan memperhatikan.
Lalu, Darwin berjalan ke arah mereka. Ia mendekati Azzam dan tanpa disangka, mengacak rambut lelaki itu. "Good job," ujarnya dengan cengiran lebar.
Azzam menyingkirkan tangan Darwin sambil berdesis kesal. "Aiish, rambut gue." Azzam tak suka kalau rambut kecenya diusik.
Darwin segera duduk di sebelah Kemal yang keheranan menatapnya. "Lo PMS, ya?" tanya Kemal tanpa disaring. Sontak saja ia mendapat sentilan dari Darwin.
"Woy, lo napa jadi ikut-ikutan Azzam, sentil-sentil kening gue?!" kesalnya, sambil menggosok kening. Darwin tertawa melihat penderitaan sahabatnya itu.
"Semalem marah-marah, tadi di kelas diem aja, sekarang ketawa-ketawa. Gila lo!"
Darwin pura-pura tak mendengar gerutuan Kemal barusan. Ia lebih tertarik berbicara pada Azzam. "Hebat, gue kira di dalem kamus hidup lo gak ada kata maaf."
Azzam tersenyum tipis, hampir tak dapat dilihat.
"Jadi, apa alesan lo minta maaf ke Aisyah?" tanya Darwin.
Azzam mengaduk minumannya, bergaya sok acuh, meski kemudian ia menjawab, "Gak papa. Pengen minta maaf aja." Ya, egonya masih terlalu tinggi untuk mengakui kalau sebenarnya ia merasa bersalah pada gadis sebaik Aisyah yang tak pernah sekalipun mencari masalah dengannya.
Darwin mencibikkan bibirnya dengan diselipi senyuman tak percaya. "Gue kira gara-gara omongan gue tadi malem. Sorry, gue kelewatan. Tapi gue bilang kaya gitu karena gue peduli sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam [Republish]
Novela Juvenil⚠BAPER STORY Cover by @jc_graphicc "Mulai sekarang lo harus biasa dipanggil Sya sama gue." "Terserah." "Tapi sama gue doang." "Terserah." "Tambahin Yang, yah?" "Hm?" "Sya ... Yang." *** Azzam adalah lelaki seribu modus. Lalu, suatu hari, takdir memb...