Let me

11 4 0
                                    





"Aku tidak bisa, Baek. Aku tidak bisa menjadi kekasihmu."




By SungraAika
🍫








Sebagian pohon terlihat seperti tak bernyawa, di musim gugur mendekati kemarau ini wajar saja bila pohon dan rerumputan seperti tidak terawat. Kering dan berwarna kuning, sebagian berwarna coklat.

Melewati kota yang hampir senja dimana para karyawan sudah nampak tidak segar. Riuh pikuk kota ini semakin terlihat saat berbagai pedagang sedang merapihkan barang dagangannya yang sebagian sudah terjual. Dihiasi dengan lampu-lampu rumah yang menyala seperti bintang di angkasa.

Hari itu aku mengajaknya ke sebuah tempat dimana hanya ada sedikit orang yang berlalu lalang. Saat itulah aku memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku padanya.




•••



Angin bertiup cukup segar di taman ini. Membuat sebagian rambut depannya tersibak ke belakang. Sunyi taman ini semakin bertambah sesaat sudah ku katakan yang sebenarnya.

Selama itulah aku menunggunya mengeluarkan kata-kata atau bahkan beberapa kalimat yang bisa menyingkirkan suasana sunyi ini. Walaupun aku seharusnya menerima apapun yang ia putuskan. Namun, aku terbiasa untuk berharap kejadian baik terjadi. Lain halnya jika itu memang baik untuknya.

"Aku tidak bisa, Baek. Aku tidak bisa menjadi kekasihmu."

"Kenapa?"

"Aku menyukai lelaki lain."

Itulah jawaban yang kuduga. Dan benar saja, keluar darinya. Jungha masih menyukai lelaki itu. Dia yang saat ini menurutku sudah tidak ada harapan lagi. Aku mendengar bahwa Hwang Minhyun itu sudah memiliki kekasih dan sudah tidak berada di kota ini lagi. Jadi untuk apa masih menyukainya?

"Hwang Minghyun?"

Sekejap ia menatapku dengan mata yang terbuka lebar dan mengharapkan penjelasan lebih dariku. Namun setelahnya, ia terlihat panik dan bergumam.

"Tidak. Aku tidak menyukainya."

"Kau tidak bisa mengelabuiku, Jungha-ya."

"Aku tidak mengelabuimu."

"Jangan berbohong. Aku mengetahuinya dari matamu. Kau selalu memperhatikannya. Dan aku memperhatikanmu. Kau pun sering mengakuinya di depan teman-temanmu walau kau berbicara dengan volume yang kecil, aku bisa membaca gerakan bibirmu. Bahkan aku melihat gerakan bibir yang sama saat kau bertemu dengannya di upacara kelulusan dua minggu yang lalu. Dan Minhyun menolaknya."

"Lalu apa yang kau mau?! Apa kau tidak mengerti perasaanku? Aku tidak bisa..."

"Tidak bisa melupakannya?"

Jungha tampak menunduk dan berusaha tidak berkontak mata denganku. Terlihat kesedihan di wajahnya yang berarti dia memang tidak bisa melupakan Minhyun-sunbae. (*Senior dalam arti yang formal)

"Aku butuh waktu untuk memikirkan ini, Baek. Bisakah kau beri waktu beberapa hari untukku?"

"Baiklah. Setelah tiga hari, bisakah kau menemuiku kembali disini? Di jam yang sama."

"..."

"Ayo kita pulang."

Tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari mulutnya.





•••



Cukup kecewa tapi aku tidak bisa menunjukkan itu padanya, entah perasaan apa sehingga aku tidak bisa melupakan perasaan ini. Bahkan menguranginya pun tidak bisa. Memang dia menyukai lelaki itu, maka dari itu aku ambil kesempatan ini untuk mendekatinya. Untuk menyatakan perasaanku. Mengapa dia tidak mau membuka hatinya untuk orang lain? Untukku?

Hatiku selalu tercekik ketika kau menunjukkan tawamu untuknya. Memberinya sesuatu yang aku inginkan. Apa selama ini aku hanyalah seseorang yang tidak pernah ada?

Sekarang ini pukul enam lewat lima belas sore dan aku masih memikirkanmu. Aku tidak bisa merangkai kata-kata manis, kata-kata indah seperti yang biasa ia rangkai untukmu. Aku tak bisa menunjukkan sikap perhatianku seperti sikapmu terhadapnya. Namun, bisakah sekali saja atau mungkin beberapa kali. Kau ajari aku?

Biarkan aku menjagamu, biarkan aku menerima seluruh perhatianmu, biarkan aku merasakan pelukan hangat di hawa musim dingin ini.




Aku masih menunggumu.





Di tempat yang sama.






Dan kau tidak ada.


Sesering apapun aku memikirkanmu, tak bisa mengundangmu datang kemari. Dan aku, merindukanmu. Kita bertemu di sekolah, namun aku tak bisa menanyaimu. Lagi. Kau terus menghindar dan aku terus diam. Aku tak bisa mengganggu apa yang ada di pikiranmu. Walau pernah sesekali kita hanya berdua. Tak ada kesempatan bagiku untuk menyentuhmu. Bahkan mendekat pun tidak bisa. Aku tak bisa melihat raut wajahmu yang seakan sedang menyingkirkanku. Aku tak bisa berbuat kasar padamu. Aku tak bisa memaksamu.


Hingga akhirnya kami merenggang.







Pabo-ya.




Pabo-ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'DongBO' (Dongho paBO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang