Bau anyir meresap pada tubuh
Tapak kaki memaksa menyentuh
gang-gang sempit
Waktu menunjukkan pukul dini hari
Purnama telah lenyap sejak lalu dicuri oleh pemuja cahaya
Nyala berangsur redup,
dan krik adalah musik yang telingaku paksa nikmatiSelokan-selokan pembuangan limbah dan hajat manusia
Tong-tong sampah di antara rumah
Bersahutan berulang kali menyeru-nyeru namaku,
"Kemarilah kau, kemarilah kau, ini Aku rumahmu, jalan pulangmu merebah lelah"Langkahku ingin melawan berani
Tapi, otakku mati oleh bising bisik mereka
Segalanya ada dan tertatap mata
Tapi, lenyap, lenyap begitu saja
Dan aku tak sekalipun mampu menamainya,
"Ini apa?" Tanyaku pada selaluTerasinglah aku oleh kehidupan
Berdiri seolah manusia paling suci pasca reinkarsi
Tapi, nyatanya aku hanyalah boneka tak berjiwa
Pontang-panting dibawa manusia-manusia ke mana-mana
Menopang tubuh sendiri yang fanaHingga tiada
Hingga segalanya tiada
Dan aku tidak pernah lebih dari perihal yang akan sirna sia-sia

KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Manusia
PoésieSemoga kembali menjadi manusia. Selamat berjalan, seterusnya, sampai kapan saja.