Bunyi gitar memecah hening petang
Di pinggir jalan yang minim kata,
duduk tersudut kenyataan
Berkawan bayangan pantulan cahaya yang temaramWaktu belum begitu larut
Sekira kurang dari sepuluh di atas jarum jam sembilan
Mata mengikuti arah pena yang berkelana mengotori putih kertas hasil pohon pembalakan liar di hutan jauh dari jawaIngatan-ingatan menikam tajam pada jantung yang seketika pula menghentikan detak waktu
Telinga bising oleh suara yang diantarkan oleh angin kencang-kencang
Ketiadaan hadir berulang kali berkali-kali sebagai yang seolah ada
Tubuh mencoba selalu menolak tapi tak pernah mampu apa-apaDan aku, kalah sekali lagi oleh diri sendiri

KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Manusia
PoetrySemoga kembali menjadi manusia. Selamat berjalan, seterusnya, sampai kapan saja.