Part 5

22 1 0
                                    

"Ara !!!" tunggu bentar kok kamu buru buru sih kayak habis nyolong aja :).
deva langsung mengangkat jari tengah dan manisnya "sori becanda, lu serius sih kayak bos besar".

"deva ishh yang cantik dan manis, aku itu lagi ngerjain tugas matematika bentar lagi dikumpul,
lu aj yang santai baget, emang lu uda selesai?" tanya aurora.
"masa sih?" tanya deva dengan memperbarui wajah lemotnya.
dalam sekejap matanya langsung berbinar "oh iyaya gue kan uda selesai kemarin 'lo kok bisa gk selesai sih perasaan lu pinter deh" update wajah heran.
lexy melupakan dengan senyum lebarnya "biasa ara ini orang sibuk jadi susah nyesuain semuanya, gak kayak deva waktu buanyak banget" ucap aurora.
"ah gaya lu, uda akh gue mau manfaatin waktu dulu dengan sebaik mungkin" timpal deva sambil meletakkan kepala diatas meja.
Aurora mengerjakan tugasnya dengan telaten bebas tidak kalah dengan jam masuk sekalah, jadi tidak sia sia dia datang cepat.

"Triiiinggg !!!! akhirnya bel masuk berbunyi bertepatan dengan tugasnya selesai.
'' Akhirrnya selesai juga tepat waktu" ucap aurora sambil tersenyum sendu dan tak lama ia sadar sahabatnya yang tersayang sedang tidur kemudian langsung membangunkannya.
"dev, bagun bu anggun uda didepan pintu, ntar dijewer kamu nangis" deva langsung mengangkat sebuah dan "selamat pagi ibu yang cantik, sepertinya ini adalah hari yang cerah". "alah kamu ini pinter banget ngerayu ibu jadi heran uda berapa banyak cowo baper kamu buat ?. tanya bua anggun dam mengundang tawa satu kelas: D
" akh elahh ibu ini tau aj "jawab deva.
" sudah, buka halaman 105, kita akan melanjutkan pelajaran minggu kemarin dan ketua kelas ambil tugas mereka dan buat meja ibu. "perintah bu anggun.
" baik bu "jawab kevin ,,,,

***
Tringggg !!!
" akhirnya bebas juga, ayo dev buruan ara laper banget nih "sambil menarik tangan deva.
"sabar dong ara, lu gak liat tangan guekan cuma dua" jawab deva dengan ogah ogahan. "kamu mau apa dev, biar ara yang pesenin mumpung belom ramai ?. aku mau bakso sama es jeruk aja deh" jawab deva.


"loh loh loh, itu kenapa ramai ramai" bingung deva, dengan penasaran dia ikut melihat ada apasih sebenarnya. Ketikasampai di tempat wajahnya langsung memerah menahan amarah melihat temanya di perlakukan gak layak.
"heh manusia hina 'lu apain sahabat gue !!! uda merasa hebat lu" teriak deva sambil ngedorong bahu sinta.
"lu yang apaan sok mau jadi pahlawan kesiangan lu? hak gue mau ngapain anak gk tau diri ini 'balas sinta.
" dasar ya lu topeng monyet, lu yang gak tau diri uda bagus sahabat gue gak laporin lu ke kepsek, ngelunjak aja lu? .
Ara berdiri dan memegang tangan deva "udah dev, biarin aja gak usah di ladenin, gue bisa kok ngehadapi dia" sebelum melangkah dan menarik deva menjauh aurora perintah kata yang langsung mebuat amarah sinta memuncak, "sampah" kata ara dingin.
tanpa pikir panjang sinta mengambil makok kosong yang bisa menjangkau dan melempaarnya tepat mengenai kepala aurora, melihat itu ia tersenyum puas dan beranjak dari tempatnya berdiri.

***
aurora yang terkena mongkok terkejut dan sesuau yang hangat mengalir kebadannya tak lama kemudian semua gelap.
deva yang berada di sampingnya dan terkejut melihat temanya ternyata tidak sadarkan diri dan teriak minta tolong, namun sesuatu hal yang membuatnya melongok dan melupakan hal yang penting, sampai sebuah suara menyadarkannya. "lu mau tetap berdiri disitu aja dev ,?" deva langsung sadar dan berlari mengejar sahabatnya yang di gendong oleh orang yang tak terduga. Namun bukan hanya dia yang di buat terkejut dan heran tetapi juga orang yang ada di kantin.
Didalam UKS terasa sunyi senyap, bahkan petugas UMR tidak berani bersuara dan melangkah sedikitpun ketika ketua osis mereka merawat luka aurora. Tiba tiba pintu terbanting kuat dan membuat mereka terkejut terutama ketua osis yang terkenal dingin namun tampan.
"gimana keadaan teman gue? Baik baik aja kan? ,, awas aja itu nenek sihir bakalan gue balas dasar gak punya otak '. Ucapannya terhenti kala mendengar deheman manusia di sampingnya langsung menyengir" ups sori ". tak mau peduli Alvaro langsung berbalik badan cuek dan keluar dari UKS.
Deva duduk di kursi yang disediakan, sambil memegang tangan aurora, dan seketika itu juga ia terkejut dan heran "kenapa tangan ara kasar begini ya? emang dia kerja apa sih sampai kapalan begini heran gue 'pikir deva.
terlalu dengam fikirannya akhirnya dia mendengar aurora bersuaea yang tenyata sudah siuman.
"gimana perasaan kamu ra? masih ada yang sakit? maaf ya gue tadi gak sadar kalau si sinta gila itu ngelempar lu pake mangkok saraf memang itu orang '. ucap deva menggebu gebu. berbeda dengan aurora , dia sibuk banyak hal tidak sadar kalau deva dari tadi memanggilnya.
'oiiii ara, lu mikirin apa sih? kesal gue' keluh deva.
'gak ad dev, aku masih agak ngerasa pusing ...' santai aj deva gak papa kok gak usah di buat heboh gitu ' .
"heboh gimana !!, lu kesakitan gitu ?'. merasa kesal pada sahabatnya yang terlalu menggampangkan.

Kelihatan Manis, Tapi Pahit RasanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang