Bab 12

17 1 0
                                    


ia merasa bersalah dan tidak bermaksud menyinggungnya dengan hal yang dirasakannya belakangan ini. melihat dari respon aurora ia menjadi menyesal telah menceritakannya, seharusnya kegelisahan yang dirasakannya lebih baik dipendam sendiri.

"Ra, kamu mau kemana? aku belum selesai cerita loh. kok kamu main pergi aja sih?" ucap alvaro sengaja seakan merasa tersinggung akan sikap aurora, dengan harapan aurora berhenti dan tidak melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. namun kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan, sebab ia dapat melihat aurora berjalan dengan menuju kamar mandi dalam keadaan menangis.

"aurora, maaf kalau aku buat kamu merasa gak nyaman dan merasa bersalah dengan semua ini. tapi kamu harus tau kalau aku nyaman sama kamu, aku gak masalah dengan hubungan kita belakangan ini. gak ada yang dirugikan Ra', justru harusnya aku yang merasa bersalah sama kamu karna uda rebut satu-satunya hal berharga yang udah kamu jaga selama ini." ucap alvaro membujuk aurora.

'cklek' suara pintu terbuka.

mendorong pintu pelan disuguhkan pemandangan yang membuat hatinya nyeri dan tanpa menunggu waktu ama untuk aurora berada dalam pelukannya. alvaro merunduk dan mengecup pelipis aurora lama dan berkali-kali, sungguh ia ingin menyalurkan kehangatan dan kenyaman kepada aurora agar ia tidak merasa bersalah dengan apa keadaan. sungguh alvaro sudah mulai menyayangi wanita yang saat ini berada dalam pelukannya, dan ingin rasanya ia membuat aurora tersenyum bahagia selalu menghapus segala kenangan buruk yang dialaminya, bahkan keinginan aurora untuk merasakan kasih sayang dari keluarganya. ia ingin membuat aurora melupakan harapan itu karena telah mendapatkan kebahagian dan kasih sayang darinya.

"Ara, hei.." panggil alvaro. namun aurora tetap menundukkan kepalanya didalam pelukan alvaro ia merasa malu akan dirinya sendiri karena merasa mejadi seorang perempuan jalang yang merayu laki-laki untuk kepuasannya semata. Alvaro mengangkat dagu aurora supaya bisa menatap matanya. sambil menatap dalam mata aurora alvaro menjelaskan apa yang menjadi kegundahan hati aurora.

"Ra, kamu gak salah apa-apa kok. kamu bukan wanita gampangan, kamu itu wanita yang sangat hebat. justru menjadi orang pertama buat kamu aku senang, aku jadi tau kamu orangnya seperti apa, sifat kamu seperti apa" ucap alvaro tulus.

" jadi jangan pernah merasa bersalah akan hal yang kita alami atau perbuat belakanngan ini. aku nyaman sama kamu, aku senang bisa lakukan hal yang selama ini kita lakukan sama kamu. dan kamu perlu ingat bahwa, aku ini bukan orang yang hidup tanpa dosa. wajar setiap orang punya kekurangan masing-masing. dan lagi aku tau apa yang kamu rasakan, sefrustasi apa kamu dalam menjalani hidup" jelas alvaro dengan lembut sambil mengelus rambut panjang aurora.

aurora menatap alvaro dalam sejak lelaki itu memberikan penjelasan kepadanya. jelasnya, ia sangat senang dengan semua ungkapan yang diutarakan oleh alvaro. ia merasa menjadi orang yang paling beruntung karena dapat mengenal ia lebih dahulu sebelum cewek-cewek sekolahnya mengenal dia lebih jauh. Ia dapat melihat tatapan alvaro kepadanya sangat tulus menganggap bahwa ia adalah wanita yang berharga.

"hiks, hiks, Thanks Al. Kamu pria yang baik dan aku sangat senang bisa kenal sama kamu. kamu orangnya baik,sekalipun kamu terkesan dingin tapi kamu adalah orang yang peduli terhadap sekitar kamu. kamu janji ya jangan pernah tinggalin aku sendiri, kamu temani aku didunia ini agar tidak merasakan kesepian." ucap aurora tulus sambil memeluk alvaro.

"kamu tau al ?, kamu adalah hal terindah dalm hidupku. jadi jangan tinggalin aku sendiri ya, aku takut gak kuat jalani hidup aku sendiri. selama ini aku gak punya kekuatan, tempatku berharap saja tidak ada. ingin menaruh pengharapan lebih sama kakek tapi aku takut kecewa. bukan karena kakek yang tidak menyanyangiku lagi, tapi aku takut semakin dibenci keluargaku." guman aurora pelan.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Thank you, jangan lupa komen ya

Kelihatan Manis, Tapi Pahit RasanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang