2 hari. Dan penyihir itu belum datang. Hal ini cukup membuatku naik darah. Bahkan kemarin aku telah menghancurkan ruang kerjaku sendiri. Oh demi Moon Goddess, kenapa dia lama sekali.
Siang tadi, mateku telah sadar. Huft, bahkan tanpa bantuan penyihir itu mateku sudah bangun. Mata mateku terlihat redup. Aku tau dia pasti menyesali kejadian tempo hari. Ya, sebenarnya ia berkata tidak tau sih.
Rosa bahkan sudah menceritakan semuanya. Aku senang akhirnya dia mau terbuka denganku. Tapi yang jadi masalah adalah, ia masih ragu untuk menerima ku sebagai matenya. Ok, Rafael. Untuk kali ini aku harus sabar.
'Rafael, ayolah. Aku sudah tak bisa menahannya lagi. Cepat tandai dia.'
'Sabarlah, Lobo. Biarkan dia menerima kita terlebih dahulu. Aku tidak mau jika dia tidak mau.'
Lobo memutuskan mindlink kami sepihak. Marah. Ya tentu saja. Serigala itu memang pemarah. Dan aku harus bersusah payah untuk menahannya agar dia tidak lebih menghancurkan apapun yang ada.
'Aku dengar itu' lihatkan, ia marah.
Entah mengapa semakin hari aku dapat merasakan aura wizard dari Rosa. Apa karena dia mateku? Entahlah, yang jelas auranya semakin kuat setiap harinya.
"Sayang, tenanglah. Semua akan baik-baik saja." Aku memeluk mateku sambil menenangkannya.
Dapat ku rasakan mateku tidak menolak. Ku letakkan kepalaku di ceruk lehernya. Merasakan candu dari aromanya yang tak bisa ku tahan lagi. Bahkan Lobo meraung-raung kesenangan di dalam sana. Dan tentu saja memaksaku untuk menandainya.
'Alpha, sang penyihir putih sudah datang.' Mindlink Bruce.
Hmph. Selalu saja Bruce menganggu waktuku. Setiap saat dan di waktu yang tidak tepat. Akupun melepaskan pelukanku. Kulihat mateku menatap bingung. Aw manisnya. Bahkan ia terlihat lebih cantik dari hari ke hari.
"Sang penyihir putih sudah datang, sayang. Ayo kita turun." Ucapku yang diangguki mateku.
Kami berdua turun ke ruang tamu. Di sana terlihat seorang gadis sedang berdiri memunggungi ku dan berbicara dengan Bruce. Dia menoleh ke belakang dan..
"AAAAAHHHHH, Rhevaaa. Sudah lama kita tidak berjumpa." Penyihir itu entah sejak kapan tiba-tiba memeluk mateku.
"Cristal? Kenapa kau di sini? Dimana Nenek buyut Vanya?"
"Ow, dia sedang pergi dan aku yang menggantikannya, tentu saja aku datang ke sini karena permintaan dari Alpha ini, dan lihatlah dirimu, rambutmu berubah warna, dan aura wizard mu semakin kuat, OMG, jangan bilang kau bukan Rheva, jangan katakan kau Rosana, aaahhh aku sangat ingin sekali bertemu denganmu, akhirnya sahabatku dapat menunjukan sisi wizard nya."
Ok, aku mulai lelah dengan ini. Maksudku lihat lah. Dia bahkan tidak memberi jeda pada perkataannya. Gadis penyihir ini.. errr siapa tadi namanya? Ku dengar mateku memanggilnya Cristal. Baiklah.
"Emm, permisi, Cristal. Jika aku benar. Ku rasa kita punya masalah serius di sini. Jadi bisakah kita tunda dulu acara reuni kecil ini." Interupsiku dengan menekan kata Cristal, namanya.
"Oh, maafkan saya, Alpha. Kalau begitu, mari ku periksa kau, Rosa. Tak kusangka kau yang akan bermasalah dan membutuhkanku."
Cristal menyuruh mateku untuk duduk. Dia memintaku untuk menjauh. Cukup jauh. Tidak. Sangat jauh. Oh, Mateeee.. (alay ah)
Dia merapal mantra yang tak ku ketahui. Seketika lingkaran sihir muncul di bawah mateku. Aku menahan nafas sejenak. Tiba-tiba pilar cahaya mencul mengelilingi mateku.
'Apa yang terjadi?' tanya Lobo panik
'Entahlah. Berdoa saja yang terbaik.'
Cristal berhenti merapalkan mantra. Pilar cahaya itu ikut menghilang, bersamaan dengan menghilangnya lingkaran sihir di bawah mateku. Cristal tampak mengerutkan dahinya. Apa yang terjadi?
"Dimana Rheva?" aku terkejut dengan pertanyaan Cristal. Apa maksudnya itu?
Rosa menunduk sedih. Air matanya bahkan sampai menetes. Tanpa perpikir panjang, aku langsung berlari mendekatinya. Aku memluknya erat. Dapat ku rasakan kesedihan yang dia alami. Aku mengelus-elus punggungnya lembut.
"Tenanglah, sayang. Aku ada di sini. Semua akan baik-baik saja."
Rosa membalas pelukanku. Ia semakin terisak.
"Hiks, Rheva. Rheva menghilang sejak kejadian mantan mateku mereject ku."
Cristal menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Bagaimana bisa?"
Rosa hanya menggeleng lemah. Dia tidak ingin membahasnya lagi. Aku tau itu. Aku langsung menoleh ke arah Cristal dan memberi isyarat bahwa aku akan menceritakannya nanti. Dia menangguk paham.
"Baiklah, Rosa, yang penting sekarang hidupmu dalam bahaya, kau tau kan kalian belum pernah berganti shift, dan shift pertamamu ke bentuk wizard ini ternyata lebih membutuhkan energy dari pada shift ke wujud wolf, dengan hilangnya Rheva, pemilik tubuh ini, maka lama-kelamaan kekuatanmu tidak ada yang mengontrol, kekuatan itu akan terus diproduksi, kau memang bisa mengontrol kekuatan itu, tapi kau masih butuh Rheva jika kekuatan itu terus bertambah, kekuatan Rheva lah yang bisa menghentikannya." Eeee. Aku tidak paham yang barusan ia katakan. Rosana menggeleng sedih.
"Aku tau" Apa ini? kenapa aku tidak tau apa-apa.
"Kau harus segera menemukan Rheva. Jika tidak-" entah mengapa aku sedikit marah dengan perkataan Cristal barusan. Itu membuat hatiku takut.
"Jika tidak, kau akan dikuasai oleh kekuatan itu sepenuhnya. Itu berarti, kalian akan mati."
Tbc.
***
Hola, I'm back again..
Yang nungguin aku update..
Heh, maaf lama..
Gak ada yang nebak sih.. wkwkAuthor : Bikin mini dialog tentang Gerald ah..
(Mengetik)
Author : Dududududu🎶
(Grrrrrr)
Author : Aku seperti merasakan aura yang tidak mengenakkan..😑
Leyla : Thor! Sudah kubilang kan untuk tidak udah mengurus Gerald lagi!😠
Author : Suka hati.
Leyla : Sini hapus!
Author : Ah tidak.
(BRAK BRAK BRAK)
Author : Aaahhhh... BELUM KE SAVE!!😱
Author : Semua nya hilang sia"😫
Author : Ini semua salahmu, Leyla..
(TEPLAK TEPLAK BUG BUG BUG)
Author : Aku menyerah🏳️
(Author babak belur, Leyla tak terluka sedikitpun)Silahkan baca spoiler next part
Here you goo🤕Part 17
"Bukan, kau pasti akan senang melihatnya." Oke, aku tidak suka senyuman itu. Itu membuatku khawatir.Kejutan mulu dah dari kemaren..
Apa biar romantis ya? Atau mungkin cuma kebetulan? Wkwk..Jangan lupa vote dan komen ya🤕
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard Wolf [Complete]
WerewolfSequel The Destiny Rheva Nadira Alva Black. Dia adalah gadis cantik dengan mata hijau dan rambut pirang gelap yang menawan. Dia selalu berpenampilan nerd. Kenapa? Karena ini seperti permintaan dari mendiang ibunya. Dia harus mencari mate nya yang si...