Part 23 - The Hidden Power

12.6K 776 42
                                    

Hola..
Karena aku dari kemaren banyak nganggur, aku putusin buat up hari ini..
So, happy reading

***

Aku menatap Gerald tajam. Rosa bahkan sudah marah-marah di dalam sana. Sementara yang ditatap malah hanya menunjukkan wajah terkejut.

"Apa apaan kau? Apakah kau tak bisa pergi dariku?"

"Nadira? Tidak, kau tak mungkin Nadira, dia kan-"

"Jelek? Huh, tak kusangka sampai saat ini kau masih berpikiran bahwa aku itu jelek. Dan tak kusangka kau masih meragukan seseorang yang jelek."

Gerald membeku seketika. Aku tak peduli. Toh aku dulu sudah menerima reject nya. Jadi kita tak punya hubungan apa-apa lagi. Aku mulai muak melihat wajahnya, aku langsung bergi berlalu melewatinya. Namun tiba-tiba dia langsung menahan tanganku.

"Tunggu dulu. Maafkan aku, Nadira. Ku mohon kembalilah padaku. Aku hancur tanpamu. Tolong maafkanlah aku." Aku dengan cepat langsung memlintir tangan Gerald dan menjatuhkannya ke lantai.

"Sudah terlambat, Gerald. Sudah terlambat. Aku sudah tak bisa menerimamu lagi. Dan mulai sekarang jangan ganggu hidupku lagi." Kataku sembari melepaskan Gerald.

"Kau adalah milikku, dan akan selalu menjadi milikku Nadira. Kau tak akan bisa-"

Ucapan Gerald terpotong. Rafael mencengram lehernya dan menabrakannya ke dinding. Ku lihat dia sangat marah pada Gerald. Tentu saja, mate mana yang tidak marah bila pasangannya dalam bahaya. Terutama Alpha, mereka sangat possessive.

"Apa yang kau lakukan pada mateku." Geram Rafael.

"Apa maksudmu." Ucap Gerald dengan susah payah.

Aku berjalan mendekati Gerald. Aku menurunkan sedikit kerah bajuku sehingga tato pada leherku terlihat. Seketika Gerald terkejut, wajahnya terukir ketidak percayaan dengan apa yang dilihatnya.

"Aku adalah mate dari Rafael. Oleh karena itu, jangan ganggu hidupku lagi." Rafael melepaskan cengkramannya. Aku mengelus-elus tangan Rafael. Kemudian kami meninggalkan Gerald begitu saja.

***

Rafael's POV

Pertemuan Alpha ini berlangsung sangat lama. Ditambah lagi ada mantan mate dari Rheva disini. Cih, dari tadi dia melihatku dengan tatapan sinis. Memangnya aku tak bisa melakukan itu. Yah, sangat disayangkan pertemuan Alpha ini harus dilaksanakan saat bulan purnama.

Kami sedang membahas masalah diplomasi, kemudian suara pecahan kaca menginterupsi pertemuan. Suara teriakan saling susul menyusul. Seketika aku khawatir. Tidak hanya aku, tapi para Alpha yang lain juga.

'Mate. Raf, mate kita, cepatlah. Susul dia' ucap Lobo mendesakku.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan sedikit kasar.

"Mohon maaf mengganggu pertemuan. Tapi Luna Nadira, ia sepertinya akan berganti shift." Seketika aku langsung cemas, ini adalah pergantian shift nya yang pertama.

Aku langsung berlari keluar ruang pertemuan. Disusul oleh Alpha yang lain. Sial, seharusnya aku tak menyetujui pertemuan ini dilakukan ketika bulan purnama. Aku melewati ruang tamu yang sudah kosong. Pasti para Luna telah mengejarnya.

Aku langsung berlari membelah hutan. Shift pertama membutuhkan daerah yang luas untuk mendapatkan sinar bulan secara maksimal. Pasti mateku pergi ke arah tebing. Aku sampai di tebing. Dapat ku lihat para Luna sedang berdiri melihat Rheva.

Wizard Wolf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang