Aku kembali ke dalam kamar. Setelah sedikit bermain dengan Rommy dan Ronny, badanku menjadi lelah. Rafael sempat mengkhawatirkanku. Tapi aku mencegahnya. Aku bisa ke kamar sendiri.
Rommy dan Ronny sekarang sedang mengobrol dengan Rafael. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku tak peduli. Badanku terasa sangat pusing. Apakah kekuatanku tidak akan terkendali lagi. Ku mohon jangan.
Aku mendudukkan diriku di atas kasurnya Rafael. Ya aku tak tau harus kemana. Jadi ke sinilah aku. Aku memegangi kepalaku. Apa yang terjadi padaku? Aku merasa sangat aneh. Lebih aneh dari kemarin.
Aku hendak merebahkan tubuhku tiba-tiba pintu balkon terbuka begitu saja. Dapat ku rasakan angin bertiup dengan kencang. Aku mulai khawatir, jangan bilang kekuatan anginku akan tak terkendali lagi.
Dengan langkah berat aku pergi menuju pintu balkon. Aku menutup pintu balkon dan menguncinya. Seketika aku menjadi waspada. Ada apa ini? Aku seperti merasakan keberadaan seseorang di kamar ini, namun samar.
Aku mengedarkan pandanganku. Aku tak bisa menemukan siapa-siapa. Dimana dia dan siapa? Aku harus memberi tau Rafael tentang ini. Aku segera berjalan menuju pintu kamar. Ketika aku hendak membuka pintu kamar, tengguk leherku dipukul dengan keras oleh seseorang. Samar-samar aku mendengar suara yang berat.
“Kau hebat bisa merasakan kehadiranku, dear.”
***
Gerald’s POV
Sudah seminggu mateku pergi. Dan sejak itu, badanku juga semakin tak terurus. Tugas alphaku juga terbengkalai begitu saja. Tentu saja, keadaanku terlihat sangat buruk. Pandanganku selalu kosong, entah apa yang ku pikirkan.
Sejak hari dimana aku mereject mateku, dan dia menerimanya. Leo tidak pernah menunjukan dirinya. Aku tidak bisa mendengat diaranya, bahkan keberadaannya pun tidak. Sejak hari itu pula, aku tak bisa melupakan tatapan tajamnya. Tatapan tajam mateku.
Gadis yang telah membuatku seperti ini. Gadis yang rambutnya berubah menjadi biru sebelum menerima rejectku. Mata biru yang menatap benci ke arahku. Aku tak bisa melupakan semua itu.
Jesica? Aku sudah tak peduli lagi dengannya. Aku terlalu muak untuk melihatnya. Ia ku usir dari mansionku. Dan aku tak peduli dengan sumpah serapahnya. Aku bahkan tak peduli lagi dengan hidupnya.
Aku pernah pergi ke kampus untuk meyakinkan bahkan mateku di sana. Nihil. Yang ku lihat hanya bangku kosong yang biasa ia pakai. Bahkan Sheila juga tak berangkat. Leyla, adikku bahkan marah besar padaku. Ia selalu menghindariku.
Aku menatap kosong taman yang ada di mansionku. Tempatku dulu merejectnya. Apa yang sudah ku lakukan. Semua kejadian itu terus berputar seperti kaset yang rusak. Tak kurasa aku sampai meneteskan air mataku. Mate, kau dimana?
“Gerald, berhentilah bersikap seperti ini.” aku terlalu dalam melamun sehingga aku tak menyadari bahwa Mom dan Dad berdiri di belakangku.
“Gerald?” aku tidak menjawab pertanyaan Mom. Tiba-tiba Dad memukul pipiku keras. Aku terjatuh ke samping. Ujung bibirku sobek mengeluarkan darah. Tiba-tiba Dad mencengkram kerah bajuku.
“Apa yang kau lakukan, Gerald. Kau seorang Alpha. Lihatlah dirimu. Kau bahkan tidak lagi mengurus dirimu sendiri. Bagaimana nasib dari pack ini, hah? Kau pikir jika kau bertingkah seperti ini matemu akan kembali? Berhentilah bertingkah kekanakan seperti ini.”
Aku tak mejawab. Aku hanya memalingkan wajahku.
“Dengar, Gerald. Kau yang sudah melakukan ini. Hadapilah. Kau hanya orang pengecut yang tak mau menerima kenyataan.”
Aku seketika marah mendengar perkataan Dad.
“Kau tak tau apa-apa Dad. Kau tak tau bagaimana rasanya kehilangan mate seperti ku.”
“Ya, aku memang tak tau. Dan tak akan pernah. Karena aku bukan orang bodoh seperti mu yang menyianyiakan matenya hanya karena penampilannya semata.”
Aku bisu seribu kata. Itu memang benar. Aku menyianyia kan mateku sendiri. Dan itu hanya karena penampilannya semata. Ini semua memang salahku. Dad melepaskan cengkramannya pada kerahku.
“Sadarlah, Gerald. Kau harus bangkit demi pack ini. Kau tak bisa merepotkan seluruh pack hanya karena masalah yang kau buat sendiri. Jika kau tak bisa berubah, terpaksa aku akan menggunakan cara kasar.”
Aku melirik ke arah Mom, dia terlihat menahan tangisnya. Dad dan Mom langsung meninggalkan sendirian di taman ini. Aku benci mengakui ini. Tapi ini memang kesalahanku.
Aku melangkah lunglai ke dalam mansión. Aku melihat Leyla berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya. Tak berapa lama, ia keluar dengan membawa beberapa barang dan sebuah tas di punggungnya.
“Mau kemana kau.” Leyla berhenti dan melirikku tajam.
“Bukan urusanmu.” Jawabnya ketus dan ia pergi keluar mansión. Dapat kulihat Sheila menunggunya di dalam mobil miliknya. Dan dengan cepat mereka pergi. Aku kembali melangkahkan kakiku ke ruang kerjaku. Mate, dimana kau?
***
Rafael’s POV
Aku sedang berada di ruang tamu dengan Alpha Rommy dan Alpha Ronny. Kami sedang membicakan tentang masalah kerja sama kami. Sejak masa kepemimpinan Dad, packku dan pack Snow Moon Pack menjalin kerja sama yang kuat. Tiba-tiba pintu depan mansión terbuka kasar.
“Rafael, Aku datang..” Teriak Sheila keras. Aku melotot ke arahnya. Apakah dia tak punya sopan santun?
“Ops, maafkan saya. Saya tak tau jika kalian berada di sini, Alpha Rommy, Alpha Ronny.” Sheila menunduk hormat. Nah, begitu baru adikku. Ku lihat di belakang Sheila ada Leyla.
“Raf, dimana Rosa?”
“Di kamar” jawabku singkat.
Sheila dan Leyla langsung berlari ke arah kamar mateku, maksudku, kamarku. Belum sempat aku membicarakan sesuatu lagi, terlihat Cristal berlari dengan tergesa-gesa.
“Rafael, dimana Rosa?”
“Dia dikamar, kenapa kau mencarinya?”
“Aku tak bisa merasakan auranya di sini.” Jawab Cristal panik. Apa maksudnya? Tadi Rosa pergi ke kamar. Dan Lobo juga tenang-tenang saja dari tadi. Bahkan Alpha Rommy dan Alpha Ronny juga.
“Rafael, Rosa tidak ada dikamar.” Ucap Sheila yang sukses membuat seluruh orang diruangan itu terkejut. Bagaimana bisa ini terjadi. Bahkan kami dari tadi tidak merasakannya. Ada apa ini?
Tbc.
***
Hola, I'm back..
Pencinta Gerald mana suaranya??
Yang penasaran sama Gerald tuh dah dijelasin keadaannya..
Ia baik-baik saja.. sepertinyaLobo : zzz
Jay : zzz
Jack : zzz
(Di dalam mimpi)
Lobo : Mate, kemarilah. Aku akan memberi kejutan.
Ruby : Apa itu?
(Lobo memberi segunung rusa mati)
Ruby : Oh, Lobo. Itu sangat baik. Mari kita habiskan bersama.
(Ruby menyihir Lobo menjadi katak)
---
Jack : Mate. Akhirnya aku bertemu denganmu.
Mate Jack : Aku juga. Sangat senang bisa bertemu denganmu. Tapi pertemuan kita tak akan mudah.
Jack : Apa maksudmu, mate?
---
Jay : Mate. Oh, my sweetheart.
(Tendang)
Mate Jay : Aku juga senang, mate. Tapi tahan dulu.
Jay : Ya? Ada apa ini?Seri serigala..
Wkwk..
Jangan bingung sama Jack dan Jay ya..
Oke, bagi yang tak sabar ama spoilernya, ini dia..Part 19
‘Hanya saja apa? Dimana Rheva. Kita tidak punya waktu untuk membahas segel itu.’
‘Rheva. Dia berada di..Wakakak, sengaja ku potong biar penasaran😆😂
Ada yang tau dimana Rheva?
Clue nya ada di spoilernya lho..Jangan lupa vote dan komen yaa😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard Wolf [Complete]
Kurt AdamSequel The Destiny Rheva Nadira Alva Black. Dia adalah gadis cantik dengan mata hijau dan rambut pirang gelap yang menawan. Dia selalu berpenampilan nerd. Kenapa? Karena ini seperti permintaan dari mendiang ibunya. Dia harus mencari mate nya yang si...