Rooftop - Day 2

1.2K 158 48
                                    


Pagi ini, kembali terngiang di kepala akan kalimat menyakitkan yang pernah Ia dengar sebelumnya membuat pening menyerang segera. Lagi-lagi Ia hanya ingin sendirian, menghindari tatapan benci dari sesama penjilat ketenaran. Ia benci bersosialisasi, bukan hanya karena Ia enggan melakukan interaksi, Ia tak bisa. Lidahnya akan kelu ketika berbicara dengan orang lain, maka dari itu kesunyian adalah teman sejatinya. Yang tak pernah ikut campur akan masalahnya, pun mengomentari status kehidupannya.

"Kamu saya gugat cerai, dan Changbin akan jadi hak asuh saya,"

Bibirnya kembali meluncurkan desisan pedih, serasa jantungnya ada yang menghujam menggunakan ribuan benda tumpul. Ngilu yang amat sangat. Kini Ia tak dapat  mengigit bibirnya sebab sudah tidak ada lagi ruang yang 'bersih' pada kenyal berwarna jingga itu, seluruhnya dipenuhi luka. Ketika luka lama telah sembuh, maka luka baru akan timbul kembali. Tampak pucat juga menyedihkan, luka-luka itu bukanlah sesuatu yang nyaman untuk ditatapi. Namun, apa pedulinya?

Melirik pada benda yang saat ini ada di genggaman tangannya, pantulan cahaya matahari pada benda berbahan kaca yang Ia dapatkan dari lantai rumahnya itu membuat kelopaknya menyipit, menyesuaikan intensitas cahaya yang berlebih. Itu adalah pecahan kaca dari gelas yang pagi ini dilempar oleh Ibunya sebagai bentuk ucapan 'Selamat Pagi'  untuk dirinya yang baru saja bangun tidur.

"Mau bunuh diri pake pecahan kaca? Kenapa nggak terjun dari atas sini aja sekalian," kepalanya menoleh selaras dengan maniknya yang melebar sebab seseorang kini tengah duduk di salah satu kursi panjang tak terpakai yang terletak di sudut rooftop itu. Menatap tepat pada dirinya layaknya sebuah robot.

Ting!

Pecahan kaca itu tiba-tiba lepas dari  tangan jatuh ke peraduan.

-tbc-

Agustus ini bahagia sekali ya :")

[10]The Rooftop | Yang Jeongin & Seo Changbin |✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang