Kala hati menghangat selalu saja ada es yang membekukan. Ketika rasa mulai berubah, ada saja yang membuat segalanya goyah. Isakan yang terdengar menyayat itu mengundang simpati semesta, ikut menangis membasahi angakasa pula manusia. Gemuruh menyamarkan luka, gerutan perih tak mampu sirna meski berulang kali hujan membasuh nya. Ia ingin berhenti sekarang juga.Kakinya berada di tepian pembatas, menundukkan kepala memandang hamparan jalanan pula pohon atau apapun yang berada beberapa meter dibawah nya. Tak ada yang mampu membayangkan bagaimana rasanya jika seonggok tubuh manusia jatuh ke bawah sana. Dapatkah itu menyembuhkan rasa perih pada relung hatinya?
"Mau ngapain?," Lagi, suara itu hadir menyapa telinga, membuat ego yang sejak dahulu Ia jaga baik-baik sedikit demi sedikit mulai terkikis. Tidak, Ia tak boleh kalah sekalipun Ia memang harus kalah.
Kepalanya menoleh, merangkap sosok yang belakangan selalu menemani harinya diatas rooftop ini. Ia tersenyum tipis, nampak menyedihkan sebab hujan jadi penghias. Seseorang itu tertegun, tak sengaja menangkap sebuah pisau yang tengah di genggam erat oleh laki-laki yang tengah berdiri diatas pembatas rooftop.
"Changbin, turun. Lo tau kan itu licin," raut datar yang diawal Jeongin tunjukkan padanya kembali menyapa, Changbin kembali tersenyum. Lantas Jeongin membuang muka, merasa seakan Ia tak pantas melihat itu.
"Lo tau nggak hari ini gue ngapain?," Changbin berbicara, suara serak namun melengking yang sangat sulit untuk dikeluarkan itu menerobos derasnya hujan, Jeongin kembali memfokuskan perhatian pada Changbin.
"Papa sama Mama hari ini berantem lagi, kali ini perkara soal siapa yang bakalan ngasuh gue kalo mereka cerai. Dua-duanya, gak ada yang mau nampung anak aneh kayak gue, lucu kan? Dirumah itu gue dianggep anjing, bahkan lebih rendah dari itu. Pisau ini yang jadi jawaban gue buat mereka berdua kalo gue gak akan ikut siapapun diantara mereka," jelasnya sambil memandangi pisau yang berada digenggaman, pisau itu kini telah bersih oleh air hujan. Jeongin mematung ditempat.
Bukan karena fakta bahwa Ia tahu Changbin telah merenggut nyawa kedua orang tuanya, melainkan hal yang berbeda. Changbin lah yang Ia khawatirkan.
"Gue gak nyesel, sama sekali enggak. Ini yang dari dulu pengen banget gue lakuin terhadap mereka yang selalu nganggep gue cuma binatang peliharaan--TINGG!!" pisau itu segera terjatuh berbenturan permukaan seng pembatas rooftop tersebut, memberikan suara dengungan yang membuat bahu bergidik.
"Kalo gitu lo mau apa?," Dibalik sikap dinginnya itu, kepalan tangannya mengerat. Tak Ia hiraukan hawa dingin yang kian menusuk tulang. "Mau lompat dari sini? Lompat aja," ujarnya lagi.
Changbin tersenyum entah untuk keberapa kalinya, langkahnya semakin menepi kearah luar, satu langkah lagi dapat dipastikan tubuhnya akan terhempas dari sana. Cokelatnya yang menyendu itu kian menyakitkan karena hujan, Jeongin benci perasaan ini.
"Makasih, karena lo, semesta juga rooftop ini gue jadi tau apa itu rasanya kasih sayang. Makasih banyak," kata itulah yang terakhir kali Jeongin dengar sebelum mata kepalanya melihat tubuh yang belum sempat Ia rengkuh itu dalam hitungan detik jatuh ke peraduan. Terjatuh bebas hingga dadanya terasa sesak.
Tak ada kata selamat tinggal, tak ada pelukan perpisahan, tak ada senyuman pamit untuknya, Jeongin merasa kecewa sekaligus marah disaat bersamaan. Cengkraman pada jemarinya melemah, pun lututnya yang seketika goyah bertemu lantai. Ia terhuyung, bulir-bulir hujan terasa berat hingga membuat dirinya tak sanggup menanggung beban. Baru kali ini Jeongin benci hujan, Ia sangat benci hujan, benci semesta pun rooftop ini.
Ia tak diberi kesempatan untuk menangis, telah diwakilkan oleh hujan yang semakin lama semakin kelam. Changbin nya telah pergi, miliknya kini telah lenyap dari rengkuhannya. Saat ini Ia merasa dunianya berakhir, hidupnya berakhir. Karena Seo Changbin-nya.
-End-
Selesai jugaaaa:")
Akhirnya..
Gimana? Aku berhasil nggak bikin kalian jadi penumpang kapal jeongbin?
Semoga yaaa...Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita inii...💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
[10]The Rooftop | Yang Jeongin & Seo Changbin |✔
Fanfiction"Rooftop itu tempatku menenangkan diri, mungkin suatu saat bisa jadi tempatku mengakhiri hidup" Kisah ini klasik, namun terkadang terasa asik Genre : Bxb, Angst, Fanfiction, a little bit fluffy Pairing : Yang Jeongin (Dom!) & Seo Changbin (Sub!) Rat...