Author (POV)
Pria itu frustasi, siang tadi Charlie sang ayah kembali menelphone. Dan mengatakan bahwa 2 minggu lagi Charlie dan sang istri akan mengunjungi nya di Dallas. Dengankata lain Justin harus segera mengenalkan gadis itu kepada Charlie. SementaraJustin belum mendapatkan gadis yang pantas untuk dia kenalkan kepada Charlie.
Sempat terbersit di otaknya untuk mengenalkan Caroline, tapi kembali urung saat ialagi-lagi memikirkan dampak yang bisa saja dia terima. Bokong nya menempel di ataskursi taman kota, tanpa dia sadari seorang wanita tengah menangis di ujungkursi panjang yang mereka duduki. Mungkin ini yang dinamakan galau, tidak memperdulikan sekeliling dan hanya mendengarkan pikiran-pikiran kosong mereka.
Semakin lama tangis itu semakin pecah, Justin yang merasa terganggu langsung menoleh,terdengar suara berdentum. BUkkk. Justin terjatuh di rerumputan, dia sangat kaget ketika melihat rambut panjang yang menutupi wajah gadis itu. Sudah seperti kuntilanak. "Hei, apa kau manusia?" Pertanyaan bodoh. Gadis itumenyibakkan rambutnya.
"Tentu saja, Kau," Gadis itu langsung menatap Justin dengan kesal.
"Kenapa aku selalu bertemu denganmu? Setiap aku bertemu denganmu pasti aku akanmendapatkan kesialan," pekik sang gadis.
"Itu tidak hanya kau yang merasakan, aku juga terkena sial. Mau ku beberkankesialan ku saat bertemu denganmu?" Tanya Justin.
"Tidak, jangan menggangguku." Ucap nya.
Ia membelakangi Justin dan menatap kearah gemerlap lampu kota, ini sudah lumayanlarut dan dia masih tak ingin beranjak. "Jika seperti ini, darimana akumendapat uang untuk membayar uang iuran semester Ryan," Samar-samar Justin mendengarocehan gadis itu. Hasil dari novel tidak akan mampu untuk membiayai iuran Ryandan uang semester kuliahnya. Sementara dia di pecat dan tadi dia juga tidak mengambil uang yang di berikan Joe. Dia tidak pernah mengira akan di pecat olehJoe. Sahabatnya, ia tidak mungkin menyusahkan mereka, meskipun mereka baik danselalu mau membantunya.
"Aku bisa membantumu," Ucap nya mendekati gadis itu.
"Aku tidak bertanya padamu, jangan ikut campur." Balasnya ketus.
"Heh, aku hanya mencoba memberi solusi. Ya, jika tidak di terima ya sudah,padahal aku bisa memberimu uang berapapun," Tambahnya.
"Kau pikir aku gadis murahan huh, aku masih bisa mencari uang yang halal untuk biaya mom serta adik ku," Dia semakin kesal melihat Justin yang terlihat begitumenghinanya. Padahal tidak seperti itu,
"Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin menawarkan kerja sama, jikakau tertarik kita bisa menjadi patner," Justin tersenyum tulus, gadis ituterdiam.
"Kerja sama apa?" Tanya nya.
"Aku disuruh mengenalkan calon istri oleh daddy ku, tapi, sampai saat ini akubelum menemukan nya." Ucap Justin.
"Lalu,?"
"Jika kau mau, aku akan membiayai seluruh biayamu dan keluargamu termasuk biaya sekolah adikmu, dengan kau menjadi calon istriku."
"Siapa namamu?"Tanya nya.
"Panggil saja aku Justin, namamu siapa?" Balas Justin bertanya.
"Aravina, tidak harus menikah kan?" Tanya Ara lagi
"Tentu saja harus menikah, jika daddy dan mom ku menyukaimu. Tapi jika tidak maka kita akan menunda sampai mereka menyukaimu," Usul Justin.
"Kau bisa memikirkan sampai beberapa hari kedepan, aku bisa menemuimu dimana?"Tanya Justin lagi.
"Dallas university, aku kuliah disana." Ucap Ara.
"Baiklah, kalau begitu kau harus pulang tidak baik gadis kecil berkeliaranmalam-malam," Ucapan Justin membuat Ara naik pitam.
"Jangan harap aku akan mau bekerjasama dengamu." Teriak Ara jengkel.
Justin melambaikan kiss bye untuk Ara, pria itu tidak tahu ini perihal baik ataubukan. Yang jelas dia merasa lega setelah bertemu dengan Ara. Ternyatapertemuan nya dengan Ara tidak lah selalu sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
My weird Husband is not gay
RomanceProlog....🙂 Keabayang ga sih punya suami Yang katanya gay tapi ternyata hetero juga?? Aravina portman gadis yang berusia 20th yang sangat cantik dan terlihat begitu ceria seorang mahasiswi semester 3 di salah satu universitas jurusan design di dal...