BAB X

1K 92 15
                                    

Ada yang bertemu untuk berpisah dan ada yang berpisah untuk dipertemukan kembali..

"Hana....." teriak Tisa
"bahagia banget!" Hana melirik curiga
"gue nginap di rumah ello yah malam ini"
"tumben biasanya malam mingguan bareng akbar, lagi berantem ya"
"pokonya entar pulang bareng ke rumah ello"
"siapa yang ngizinin"
"siapa yang nanya?" Hana pun hanya bisa menggeleng.

     Malam hari di rumah Hana, Tisa sibuk membongkar lemari pakaian Hana. Hingga pilihannya jatuh pada dres selutus berwarna putih tulang.
"kamu ngapain sih?" tanya Hana Yang melihat Tisa sibuk di depan lemarinya
"ello gunain yang ini!" Tisa memberikan dres itu ke Hana
"emang mau kemana?"
"pakai saja, entar juga tau. Oh make up yang tipis ya dikit!"
"ada apaan sih Tis?" Hana mulai curiga tapi apa lah daya nya Tisa sudah menariknya duduk di meja rias.

     Sementara di ruang tamu, papa dan mama Hana menerima kedatangan Daniel beserta keluarganya.
"om, tante , kenalin ini bunda dan kaka say"
"saya Hari dan ini istri saya Rini"
"saya Maria dan anak saya Tania" mereka pun saling bersalaman

"maaf om, tante, saya datang tanpa pemberitahuan sebelumnya"
"tidak apa nak, lalu ada apa ya?"
"begini pak Hari, niat kami datang ke sini untuk memingang Hana Salsabilla untuk putra semata wayang saya Daniel Arya Tama" ke dua orang tua Hana terkejut dan saling memandang.
"sebenarnya Hana belum tau semua ini. Saya kesini untuk membuktikan keseriusan saya!"

     Mendengar itu, orang tua Hana tersenyum, karena mereka tau Daniel anak yang baik. Terlebih mama Hana yang dari awal melihat Daniel sudah menyukainya.

     Sementara di kamar, Hana sudah siap. Dres yang di berikan Tisa membuat Hana tampil feminin dengan riasan yang sederhana.

"Han, turun nak, Daniel datang dengan keluarganya!" mama Hana berdiri bahagia di depan pintu kamar. "Kak daniel??"
"di tunggu di bawah ya sayang!" mama Hana keluar dari kamar dan turun kembali.
"Tis....!" Hana berbalik ke Tisa meminta penjelasan

**flash back on**

"oke sekarang apa rencana kamu?" tanya Fiona pada daniel
"kakak buruan nembak Hana!" nyambar Tisa
"iya nanti keburu di serobot orang!"
Akbar menimpali
"gue akan langsung melamar Hana!"
"melamar??!!!!" seru mereka bertiga bersamaan
"kalau di tolak!" tanya Fiona
"itu resiko gue!" tegas Daniel penuh keyakinan.

     Akhirnya siang itu mereka menyusn rencana, mulai dari fiona yang akan membantu daniel meyakinkan orang tuanya, Tisa yang akan memastikan keluarga Hana tidak kemana -mana dan Akbar tentunya merelakan malam minggunya bersama Tisa.

**flash back off**

"Yang di tunggu sudah tiba" Tisa membawa Hana duduk di samping ke dua orang tuanya
"Nak, kenalin ini tante maria bundanya daniel dan Tania kakak Daniel!" Hana menyalim tangan keduanya
"cantik, nggak salah pilih!" Tania menyenggol lengan Daniel sehingga membuat wajah Danie memerah.
"Nak begini....."

Papa Hana pun menjelaskan tujuan danel dan keluarganya datang. Mendengar itu, ia sangat terkejut. Tak ada terlintas dalam fikurannya Daniel akan datang melamarnya, karena selana ini Daniel tidak pernah menyatakan perasaannya.

"bagaimana nak?"

Hana berfikir cukup lama hingga ia menarik nafas.

"aku sebelumnya meminta maaf, tapi aku butuh waktu untuk memikirkannya apa kah kaka bersedia memberi aku waktu?" ia tau Daniel cowo yang baik dan dia juga yakin Daniel mampu membuatnya bahagia, tapi apakah dia bisa membuat Daniel bahagia, alasan itulah kenapa ia butuh waktu.
"baik lah Han, aku akan beri kamu waktu dab aku akan menunggu jawabanmu!"

     Akhirnya pembicaraan itu usai. Kini mereka menikmati jamuan yang sudah disiapkan. Jangan tanya dari mana semua jamuan kue itu, Tisa ya, dia yang menyiapkan semuanya. Tentunya dengan bantuan asisten rumah tangga Hana.

     Kini Hana dan Daniel mengobrol di ruang tengah. Sambil menunggu Hana yang sedang ke dapur, Daniel berkeliling melihat beberapa fhoto keluarga Hana. Hingga perhatiannya tertuju pada fhoto seorang anak kecil perempuan yang tidak mungkin salah ia kenali.

"itu fhoto Hana waktu kecil" Hana menjelaskan
"kamu pernah tinggal di lombok?"
"iya, kok kakak tau. Tapi Hana nggak begitu ingat...."
" senja!" Daniel berbalik melihat Hana yang berdiri dibelkangnya
"kamu senja?" mata daniel tampak memerah menahan tangis
"ada apa?" Tanie bertanya saat melihat mereka begitu serius
"dia senja kak, senjaku!" daniel menjawab tanpa mengalihkan pandangannya ke Hana yang tampak bingung dengan semua pembicaraan Daniel.
"Tunggu kamu anak laki-laki itu?" mama Hana bersuara di balas anggukan Daniel.
"Han, kamu masih ingat nak, dulu kamu selalu menyuruh mama ngantarin kamu ke pantai untuk bertemu orang yang selalu kamu panggil kakak dan dia memanggilmu senja!" mama Hana menjelaskan

     Kini fikiran Hana kembali kemasa lalu. Di mana ia melihat anak laki-laki yang sedang memotret di pinggir pantai, dia juga ingat bagaimana dia sangat menyukai laki-laki itu dan bagaimana laki-laki itu akhirnya lebih suka memanggilnya senja dan bagaimana laki-laki itu meninggalkannya dan bagaimana dia selalu menunggu di pantai itu.

"dunia penuh misteri. Ternyata orang yang kamu cari selama ini sangat dekat dengan kamu, tapi kamu malah dipertemukan karena kamu mengikhlaskan masa lalumu" Semua yang berada diruangan itu merasa terharu. Apa lagi dengan mama dan kakak Daniel yang tau bagaimana perjuangan Daniel mencari senjanya.

     Meraka pun tersenyum bahagia. Malam itu berakhir bahagia. Walaupun Hana belum memberikan jawaban tapi tidak mengurangi kebahagiaan Daniel. Akhirnya ia menemukan senjanya. Yang membuatnya heran bagaimana ia bisa jatuh cinta dua kali dengan orang yang sama.

"gue nggak nyangka ello dan kak daniel sudah saling mengenal" seru Tisa saat mereka berbaring di kamar
"aku juga nggak nyangka, dia ternyata orang yang dulu sangat aku tunggu!"

     Hana pun kembali mengingat bagaimana ia sangat sedih terlebih saat dia harus meninggal kan lombok untuk ikut pindah ke Jakarta. Namun disitu lah awal mula ia bisa melupakan kenangan daniel saat bertemu dengan ritzki dan mulai jatuh hati dengannya. Namun satu yang pasti dari dulu Daniel selalu bisa membuat nya tenang dan tersenyum..

Melawan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang