Alas Kata

304 32 4
                                    

"Kamu itu kalau jadi perempuan jangan banyak bicara. Sudahlah, lebih baik kau diam saja!" Bentak seorang suami kepada istrinya yang telah mengeluarkan dirinya dari sebuah kamar ke ruang keluarga yang berdekatan.

"Loh, kamu itu yang banyak tingkah. Saya ini sudah capek kerja dari pagi sampai malam. Pulang pulang kamu malah sama wanita lain yang tidak becus!" Jawab perempuan berwajah khawatir disertai kecewa kepada suaminya. Ia tak menerima apa yang dilakukan suaminya dan itu jelas, perempuan mana yang mau dan mempersilahkan suaminya untuk diberlakukam seperti itu?. Entah apa yang dipikirkan suaminya sekarang setelah terkena PHK dari kantor dua bulan yang lalu. Dan hingga kini lelaki itu belum mendapatkan pekerjaan. Mau bagaimana lagi jika ia ditolak terus menerus, ia pun memasrahkan sementara kepada istrinya dan memilih untuk menjadikan dirinya seorang yang pengangguran.

Omongan sang lelaki yang tak dapat dipegang itu membuat hati perempuan sang pencari nafkah menjadi kecewa. Perempuan yang telah menumpahkan air keringat demi uang dan tanpa memikirkan keluh kesah suaminya yang pengangguran langsung menampar kupu-kupu malam yang dibawa oleh lelaki berdusta.

"Rissa! Cukup perbuatanmu itu" Bentaknya kepada seorang istri yang telah menangis tersendu. Perempuan itu bernama Narissara Preecha, seorang yang selalu setia terhadap suaminya, hingga tak disadari ia telah dikelabui oleh sebuah perkataan yang terbuang sia-sia.

"Kamu yang cukup mas!" Bentak perempuan itu kembali.

Ia menumpahkan air matanya yang telah terbendung lama sejak melihat suaminya sedang bermesraan dengan perempuan lain di dalam kamar sambil menonton televisi.

"Kalau begitu, lebih baik saya keluar dari rumah ini. Silahkan kamu nikmati sepuasnya seisi rumah ini! Ayo, kita keluar saja" Lontaran pedih oleh lelaki biadab kepada wanita yang memiliki ikatan janji suci dengannya. Manusia yang tak merasa bersalah sedikitpun itu pergi ke kamar dan membawa sebuah koper yang berisi pakaian miliknya dan langsung menggandeng perempuan yang ia bawa tepatnya kupu-kupu malam untuk keluar dari rumah dengan membawa sebuah mobil miliknya. Salam hangat yang biasa dikeluarkan oleh bibir manis lelaki itu tak hadir malam ini. Yang hadir hanyalah cetusan cacian terbekaskan hingga ke lubuk hati seorang insan yang tak mengetahui dengan kondisi harian lelakinya yang sebenarnya.

Perempuan yang baru saja pulang dari pekerjaannya itu langsung duduk di shofa dan menangis sambil tertunduk.

Tak disangka, seorang gadis berumur 17 tahun telah mendengarkan sebuah dialog malam yang mengusik telinga dan juga hatinya dari balik pintu kamar yang berdekatan dengan ruang keluarga. Sebenarnya ia sering sekali mendengar ucapan ayah yang keji kepada keluarga kecilnya, namun gadis itu merasa biasa saja. Tetapi kali ini ia ikut menangis dibalik pintu karena ayahnya benar-benar meninggalkan seorang malaikat tak bersayap yang telah melahirkannya, tanpa sebab yang logis. Gadis itu tidak tahu bahwa ayahnya telah membawa wanita lain ke dalam rumah, karena setelah sholat isya ia langsung mengerjakan tugas sekolahnya dan tentu ia sibuk dengan keadaan itu. Bagaimana gadis itu ingin memperhatikan kondisi ayahnya? Jika ia dibentak terus-terusan tanpa sebab yang tak masuk akal. "Biarkan saja" kata-kata itu akan terngiang jelas dikala hati ia ingin menyikapi lelaki yang katanya hero dengan baik.

Gadis itu tak kuat mendengar tangisan seorang malaikatnya, ia pun segera membuka pintu dengan cepat dan berlari menuju tempat bundanya berada. Ia langsung memeluk perempuan yang mulai menua itu dan berkata

"Sudahlah bunda, lelaki sepertinya tidak pantas untuk dikecewakan apalagi bunda tangisi!" Ucapan kesal gadis itu kepada Rissa. Ia sudah kesal sejak dulu kepada ayahnya. Walaupun seorang lelaki itu menyayanginya sejak kecil tapi ia telah merasakan ketidaknyamanan dengan ayahnya. Ayahnya memang menyayanginya, tetapi kasih dikala ia remaja tak terkontrolkan. Lelaki itu hanya melihat sebuah hasil yang dilakukan anak gadisnya disekolah, ketika hasil itu buruk ia langsung mencaci maki habis-habisan. Ia tak melihat sebuah proses yang dilakukan anaknya. Karena dalam pikiran lelaki itu hanyalah uang dan jeri payah yang ia tuangkan seharian. Hingga membuat gadis itu benci dengan omelan dan cacian yang tak mengerti keadaannya.

"Ano, maafkan bunda ya nak" Ucap sang bunda kepada gadis itu. Gadis bertubuh tinggi dan putih serta dengan rambut hitam lurus itu bernama Anong Piecha, yang kerap dipanggil Ano. Ano sangatlah cantik dan mirip dengan ibundanya yang berketurunan Mueang Thai, tepatnya kota candi di Thailand yaitu Ayutthaya. Piecha adalah sambungan nama dari kakek buyutnya yaitu Piti dan Preecha. Piti adalah keturunan dari nenek buyut sedangkan Preecha dari kakek buyut, apabila keduanya disambungkan memiliki arti bijaksana dan jadi lah sebuah arti nama yang selaras "kebahagiaan yang bijaksana"

Kakek buyutnya suka dengan nama itu karena arti nama itu berkaitan dengan sebuah kehidupan keluarga. Katanya, keluarga yang bahagia adalah pengisi dunia. Tanpa keluarga, dunia ini seperti debu dan ilalang pengganggu. Kebijaksanaan dalam keluarga ialah suatu kepentingan untuk menumpas kekerasan. Tetapi, nama itu tak sesuai dengan nasib Ano sekarang. Dan Ano pun beranggapan bahwa hidup ini layaknya daun kering yang tak kuat lagi berpegangan dengan ranting dan mempasrahkan kepada angin entah dimana ia akan menempatkannya.

Awalnya Rissa tak mau menikahi lelaki yang bernama Yuda Dwi Andriani itu, tapi Yuda sangatlah baik kepada Rissa begitu pula dengan orang tuanya. Ia mengenal baik orang Indonesia asli Jakarta itu. Setelah Ano berusia 12 tahun Kedua orang tua Yuda meninggal karena kecelakaan besar, entah kenapa Yuda mulai mengubah sikapnya kepada keluarga kecilnya itu dan sudah mulai tak memikirkan keluarganya

"Bunda gagal menjaga keluarga ini Ano" belum sempat Ano menjawab perkataan bunda tadi, bunda langsung melanjutkannya

"Bunda tidak gagal. Yang gagal Adalah Yuda Dwi Andriani!" Jelas Ano kepada bundanya disertai rasa kebencian yang sudah menggumpal pekat di dalam dirinya.

"Sudahlah bunda, mari kita tidur saja. Jangan pikirkan kejadian tadi, mulai besok kita harus membangun kehidupan kita sendiri" Ajak pelan Ano kepada sang bunda untuk tidur bersamanya.

Sekarang, Rissa dan Ano merasa baikan setelah mereka masuk ke dalam kamar dengan suasana yang tenang. Ano memutar alunan lagu nyaman di dalam kamar hingga membuat Rissa tertidur dengan lelap disampingnya. Ano paham bahwa bunda sedang shock, dan ia mengharapkan besok bunda menjadi baikan.

Ketika Rissa telah hilang harapan, Ano tetap yakin hari esok akan menjadi suatu keindahan dari yang Rissa harapkan selama ini. Besok pagi adalah waktu untuk mata terbuka dan mulai membuat mentari cemburu dengan hasrat permulaian yang membara.

.
.
.
.
Heyyy!! Gimana cerita bagian prolog nya?
Penasaran apa yang akan dilakukan Ano untuk sang bunda di hari esok?
Oke, yang sabar ya buat tunggu bab selanjutnya;)
Jangan lupa follow akun @haenufti dan berikan komentarmu:)

IrremplazableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang