Bab 7

31 12 0
                                    

"Mas Vio. Ayo masuk" Ucap Rangga yang telah menganggap Vio seperti kakanya sendiri. Ucapan itu lagi lagi membuat ukiran senyum di bibir bundanya karena ia turut bahagia melihat anaknya yang bahagia memiliki saudara. Tak perlu waktu lama, Vio pun masuk. Lagi, lagi dan lagi Vio lupa akan ucapan Rangga di cafe

"Maaf ya tante, kami telat" Ucapnya sembari bersalaman dan mencium tangan Lia

"Panggil saya mamah" Pinta Lia sambil mengelus kepala Vio

"Mamah..." Seketika saja mata Vio menjadi berkaca-kaca

"Never mind dear" Suara itu terdengar lembut hingga mengingatkan Vio kembali dengan kasih sayang ibundanya dikala ia kecil. Dekapan hangat Lia juga mengingatkannya dengan ucapan hati betapa beruntungnya ia dahulu memiliki malaikat tak bersayap yang selalu memeluknya sebelum ia tidur. Tapi, dikala Vio mengetahui apa tujuan yang sebenarnya wanita itu menikah dengan ayahnya. Benar, hanya karena harta dan merebut warisan yang tersimpan dendam. Walau telah terbendung, Vio tak mengeluarkan air mata itu karena pikirnya air mata ini tidak layak dikeluarkan untuk wanita keji sepertinya.

"Sebelum makan cakenya, kalian sholat maghrib dulu ya" Pinta Lia kepada kedua anaknya itu

Sholat maghrib telah mereka lakukan. Sembari nonton tv, Lia, Rangga dan Vio bersama-sama memakan rainbow cake itu.

Makan malam dan kegiatan malam hari keluarga Aditama ini telah usai. Lia pun menyuruh kedua anaknya untuk tidur.

"Ingat pesan mamah. Jangan begadang!" Pinta Lia kepada Rangga, karena jika tidak ada tugas sekolah terkadang Rangga menonton youtube di kamarnya diam-diam dan syukurlah di kala Rangga kelas 11, perilaku buruknya itu ketahuan oleh Lia dan ia menyita smartphone Rangga selama 1 bulan. Kejadian itu membuat Rangga putus dengan pacarnya karena pacarnya berpikir jika Rangga tidak mempedulikannya. Untunglah jika Rangga putus, toh ceweknya juga alay. Cuman ga dichat sehari aja ngomelnya udah kesana kemari. Sampai-sampai ia sudah membuat Rangga malu, karena pacarnya (lebih tepat mantannya) membuat kalimat di kertas karton "Cowok sekarang sudah berkuasa hingga tidak peduli dengan Ceweknya. Awas ya lo Rngg" dan di tempel di mading sekolah. Astaga, atas hal apapun bagaimana Rangga tidak malu. Untunglah kabar itu tidak menyebar luas karena baru saja mantannya menempelkannya ada guru BK yang tiba-tiba datang dan langsung merobek kertas karton dengan kalimat yang menjijikan itu. Dan lagi lagi Rangga bersyukur guru BK itu hanya mengurangi point belajar mantannya karena di kertas karton itu nama Rangga hanya ditulis "Rngg". Tak lama kemudian, diwaktu jam istirahat Rangga pun memutuskan hubungannya.

"Vio jangan ikut begadang juga ya" Pesan pertama Lia untuk Vio

"Iya mah" Ucao Vio sebagai tanda bahwa ia benar-benar menjalankan nasihatnya Lia.

•••
Pagi yang cerah sekali, suasana hari ini cukup berbeda. Vio yang biasanya diantar oleh sopir rumahnya kini ia diantar oleh mamahnya. Seketika, mobil berwarna merah telah mendahului mobil abu-abu mereka. Tak menyangka, padahal hanya sekilas tapi lelaki bertubuh tinggi itu bisa-bisanya melihat sesuatu.

"Itukan..." Ucap Vio.

"Iya itu mobilnya Ano" Jawab Rangga dengan santainya sambil memakan ice cream.

"Siapa itu Ano?" Tanya Lia yang sedang menyetir dengan hati-hati karena mereka telah sampai di dekat gerbang sekolah.

"Gebetannya Vio mah. Hahahaha, tidak mah. Dia teman sekelas kami dan duduknya tepat di depan kami." Ledek Rangga yang membuat pipi Vio berubah menjadi merah muda. Namun, Itu hanya sebentar saja karena ia tak mau jika Rangga lebih mengejeknya lagi.

"Dasar anak SMA" Ucap mamahnya. Lia tak mau melanjutkan perkataannya itu karena ia akan malu jika ditanya oleh anaknya tentang masa SMA nya. Sudahlah, lupakan.

IrremplazableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang