Sinar mentari dari kaca jendela terpancarkan ke wajah gadis keturunan Mueng Thai yang masih tertidur dengan lenyapnya. Ano pun bangun, ia telah menyadari bahwa hari sudah pagi. Sebelum ia beranjak dari kasurnya itu, ia mengambil kacamata yang terletak semalaman di atas meja dan tepat berada di sampingnya.
Mata Ano rabun tapi itu hanya terkadang, kecuali saat ia membaca. Jika ia merasa nyaman disaat bangun tidur ia memilih untuk tidak memakai kacamata, tapi tetap saja akan dia pakai kembali di sekolah. Kacamata minus itu telah terpasangkan dan terpadu dengan bola mata cokelatnya, kini pandangan Ano terlihat jelas. Ano baru menyadari bahwa Rissa tak ada di dalam kamar, mungkin ia sedang di dapur untuk menyiapkan makanan seperti biasanya.
Ano pun segera beranjak dari kasurnya dan melihat ke arah jarum jam dinding yang menunjukkan angka 7 tepat.
"Satu Jam lagi!"
Kejut Ano yang akan masuk sekolah pukul 08.00 WIB, sebentar lagi ia akan masuk sekolah dan hari ini adalah hari pembagian kelas setelah event classmeet dan ujian akhir semester dilakukan di kelas 11. Tepat sekali, Ano sekarang naik ke kelas 12. Ano pun langsung pergi ke kamar mandi. Karena waktu sangat singkat ia pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
Ano sudah berpakaian rapi dengan seragamnya pagi ini. Ia langsung pergi ke dapur, ia berpikiran bahwa Rissa sedang di dapur.
"Bunda... Ano sudah siap nih. Bunda?"
Ucap gadis dengan suara sedikit dinyaringkan. Gadis yang sudah menguncirkan rambutnya dengan gaya kucir kuda itu tak melihat sosok bundanya, tapi ia melihat selembar kertas yang diletakkan di atas tudung meja makan. Dengan rasa penasaran ia langsung mengambil selembar kertas dengan tulisan tinta hitam.
Untuk Anakku Sayang : Ano Piecha
Selamat pagi Ano. Jadikan hari ini hari yang luar biasa ya.
Maaf sayang, bunda gak bisa mengantar Ano pagi ini, bunda ditelpon oleh kepala perusahaan untuk meeting pukul 06.30 dan tentu saja seperti biasa bunda akan pulang malam. Oh iya, bunda sudah menyiapkan sarapanmu dan bekal red velvet kesukaanmu. Selamat sarapan sayang.Salam sayang bunda,
Narassari PreechaSetelah membaca surat itu Ano langsung mengukirkan senyum manis di bibir tipisnya itu.
Bunda, gumaman lembut di dalam hati.
Ano langsung membuka tudung makanan dan disana ada segelas susu dan roti berlapis selai kacang yang telah disediakan bundanya, ia menyantap sarapannya itu dengan cepat karena waktu di jam tangannya sudah menunjukkan pukul 07.28
Ano tak bisa naik motor ataupun mobil, bi Sri dan pak Didi kedua pembantunya itu sedang pulang kampung. Ibundanya juga tak ingat untuk menitipkan taksi kepada Ano, mungkin bunda juga terburu-buru tadi. Tak perlu waktu lama, gadis itu langsung keluar dari komplek rumahnya dan menuju jalan raya untuk mencari taksi. Ia melihat suasana kota Jakarta pagi ini yang tak luput dengan kemacetan. Syukurlah, ada taksi yang baru saja menurunkan penumpangnya. Ano langsung menghampiri taksi itu dengan berlari dan melambaikan tangannya.
Sial! Taksi itu tak melihat Ano.
"Astaga! Aku harus naik apa?"
Ucap kesal Ano di trotoar jalan. Ano pun duduk sejenak untuk menghilangkan penatnya dan menunggu taksi. Sudah lima menit Ano duduk namun tak ada taksi yang berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irremplazable
Teen FictionKedua makhluk yang dipertemukan oleh sebuah drama kehidupan dengan perjalanan sesuai alur ini selalu bertahan. Anong Piecha, seorang gadis yang menganggap bahwa hidup hanyalah seperti daun yang terbawa angin entah dimana ia dijatuhkan. Setiap hariny...