Tidak ada yang sama,semua berbeda,jangan samakan masa kini dengan masalalumu, kamu akan menyesal jika sudah menyepelekan masa kinimu di masa depan.
"Langsung tidur".
"Iya cerewet".
"Bukan cerewet cuma ngingetin".
"Yaudah gue masuk dulu".
"Iya".
Ketika sudah membukakan pagar rumahnya milena membalikan badanya.
"Eh iya ren makasih buat hari ini".
"Iya sama-sama, yaudah gue langsung balik yahh, bay".
Milena melambaikan tangannya sambil tersenyum manis pada reno.
Seketika mobil reno melaju dengan kecepatan yang tinggi dan meninggalkan perkomplekan rumah milena.
"Anak kecil udah dinner aja" ucap devano yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan santai.
"Berisik".
"Sini duduk".
"Ngapain males bangget".
"Sini dulu ngeyel".
"Apaan si" milena akhirnya menuruti perkataan devano dan duduk disebelahnya.
"Bantuin gue" bisik devano.
"Ah pasti ka tasya lagi".
"Yap".
"Ah bosen ah" milena bangkit dari duduknya berniat meninggalkan kakaknya itu.
"Yakin gamau silver queen".
"Ah nyogoknya gitu" milena membalikan badannya lagi dan duduk kembali disamping devano, devano memang yang paling juara dalam hal menyogok adiknya.
"Yaudah tugas gue apaan".
"Gampang".
"Iyaaaaa APAAN!!!!".
"santai dong jangan nyolot".
"Lagian malesin".
"Besok lu ajak tasya main ke rumah ya".
"Ngomongnya gimana?lewat chat? Kenapa ga kakak aja,gue gapunya nomernya ".
"Kalo lewat chat udah gue yang laksanain sendiri bego".
"Terus".
"Lo samperin ke kelas".
"Ah malu".
"Biasanya juga malu-maluin".
"His nyebelin".
"Mau ga silver queen".
"Iyaaaaa, yaudah gimana besok deh".
Milena meninggalkan devano dan masuk ke kamarnya.
Hari yang begitu melelahkan untuk milena hingga akhirnya ia tertidur pulas.*
"Pagi mah".
"Eh pagi sayang".
"Ka vano mana".
"Udah berangkat ngampus".
"Tumben amat ga makan dulu".
"Gatau juga".
Milena duduk di meja makan dengan sudah siap menggunakan seragam,ia menggoleskan beberapa lembar roti dengan selai coklat,lalu melahap habis roti tersebut.
"Lena berangkat mah".
"Mau mamah anterin?".
"Gausah mah lena pake angkot aja".
"Nanti kamu sumpek sayang".
"Ah gausah lebay gitu deh mah,yaudah lena berangkat dulu mah dahhh".
Milena berangkat dengan terburu-buru karna hari ini ia bagian piket di kelas,ketika membuka pagar milena dikejutkan dengan seorang pria memakai jaket merah bata dan menunggangi motor ducati.
"Pagi nona" sambil membuka kaca helmnya.
"Eh elu kirain siapa".
"Kirain penculik ya hahahah".
" ga juga" milena langsung naik di jok belakang dan langsung meminta helm kepada reno, lalu tak lama setelah itu mereka segera berangkat ke sekolah.
*
Mereka sudah memarkirkan motornya
Kemudian keduanya dengan cepat sudah sampai dikelas."Tumben gasik" tanya mita kepada milena yang baru saja menaruh tas ranselnya dan belum sempat duduk.
"Piket ngabsen".
"Oh".
"anter ke T.U cepet".
"Ngapain".
"Ngambil absen buru" milena menarik tangan mita kasar.
"Eh len penerimaan murid baru kapan?".
"Lu tanya gue?".
"Yaiyalah masa setan".
"Yakali gue bukan osis".
"Tunggu bentar jangan kemana-mana".
"Oke".
Milena masuk ke ruang T.U untuk mengambil absen sedangkan sahabatnya diminta menunggu diluar.
Setelah beberapa menunggu akhirnya milena pun keluar dari ruang T. U dengan selembar kertas ditanganya.
"Lama amat".
"Biasa".
"Lagian jadi murid jangan pinter-pinter banget".
"Iri ya".
"Ga".
Mita mendahului langkahnya di depan milena,dan milena hanya bisa geleng-geleng dengan kelakuan sahabatnya itu.*
"Len tadi ada yang nyariin lo".
"Siapa?".
"Anak kelas tetangga gatau namanya" ucap reno cuek.
"Ngapain".
"Gatau".
"Oh" milena langsung duduk dibangkunya dengan tidak menghiraukan siapa tadi yang mencarinya.
"Permisi ada yang namanya milena".
Seorang pria yang tampak sedikit asing untuk milena ada di depan pintu kelasnya.
"Iya saya".
Milena melangkah mendekat pada pria itu,diikuti oleh sorot mata seluruh siswa di kelasnya.
"Bisa minta nomer wa".
"Hah" milena tersontak kaget untuk apa pria itu meminta nomernya,apa pria itu menyukai dirinya apa hanya sekedar ingin berkenalan atau apa? Pertanyaan semacam itu yang saat ini terputar di kepalanya.
"Hei" pria itu membuyarkan lamunan milena.
"Eh iya,emm buat apa?".
"Masukin lo ke grup olimpiade".
"Hah".
"Lo belum tau pengumuman yang lolos seleksi".
"Belum".
"Pantes,oh ya btw gue ga bisa lama-lama banyak tugas soalnya".
"Oh iya ini" milena memberikan hp nya kepada pria tersebut dan pria tersebut selesai menyalin nomer milena dan langsung kembali ke kelasnya.
"Siapa" reno sudah langsung mengintrogasi milena.
"Gatau" ucap milena santai sambil duduk di bangkunya.
"Lah,dia ngapain".
"Minta nomer wa".
"Hah".
"Gosah lebay deh pake teriak segala".
" ya maap".
"Eh ren gue lupa nanya namanya".
"Gausah kenal".
"Kenapa?".
"Ngapain temenan sama cowo" ucap reno yang seketika raut wajahnya berubah menjadi datar,entah apa yang terjadi pada pada reno.
"Lah ko sewot".
"Hmm" reno bangkit dari duduknya dan keluar dari kelasnya.
"Lah kenapa tu anak" ucap mita.
"Gatau kesambet kali".
"Yakali siang-siang".
"Eh lo kenal cowo tadi ga?".
"Ga dia kan murid baru".
"Oh pantes".
"Kenapa?suka?cakep emang dia mah".
"Idih".
"Terus?".
"Dia minta nomer wa".
"Hah".
"Iya".
"Masa sih suka sama lo".
"His bukan".
"Terus".
"Grup olimpiade kimia".
"Oh".
Bel masuk berbunyi semua masuk pada habitatnya masing-masing,hingga tidak terasa waktu istirahat tiba.
"Yu".
"Tumben ngajak ngantin" ucap reno heran.
"Yee emang kenapa?".
"Biasanya malah mbunekin otak".
"Heh".
"Suka banget rumus kimia si,aneh biasanya kalo manusia paling males sama yang namanya rumus".
"Terus".
"Jangan-jangan lu bukan manusia lagi".
"Ihhhhh RENOOOOOOOOO" milena mengejar reno yang sudah lari ke kantin duluan.*
"Mang siomay sama softdrink".
"Lu mau pesen apa len".
"Mie ayam".
"Mang satu lagi mie ayam sama softdrink".
"Heh sotau, mang ralat si reno sotau aku pesen mie ayam sama cappucino".
"Ribet dasar cewe".
"Biarin" ucap milena cuek lalu ia mendengar notif dari hp nya dan langsung mengeceknya.+62: ini gue faisal, rekan lo di pelatihan olimpiade kimia.
"Siapa?" Reno sangat penasaran dengan isi pesannya dan dari siapa pesan itu berasal.
"Cowo tadi".
"Hah coba-coba liat berani ya dia ngechat lo" reno merebut handphone milik milena.
"Ih terserah dia dong lagian kenapa si".
"Ya gapapa,nih" reno mengembalikan handphone milena.
Muka reno langsung berubah datar,meskipun makanan pesanannya sudah datang tapi ia tidak menghiraukan makanan itu dan hanya membolak-balik siomay itu.
"Kok ga di makan?" Milena heran dengan tingkah laku reno hari ini kepadanya.
"Lo bales apa?".
"Apanya?".
"Pesan dari dia".
"Faisal?".
"Hmmm".
"Cuma bales ok".
"Bagus".
"Ko bagus".
"Cepet di makan".
Mereka langsung melahap habis makanan itu setelah istirahat selesai mereka hanya menikmati waktu kosongnya dengan bermain game dan lain sebagainya.Cuap-cuap author💜
Maaf baru repost emmm sibuk produktif wqwqwq...
Ini juga maksain buat repost😆
Jangan lupa like comment🎈
KAMU SEDANG MEMBACA
dua pilihan
Teen FictionAda pepatah mengatakan " mencintai tak harus memiliki ". Sama halnya dengan perasaan yang tak bisa diungkapkan, menyesakan, menyimpan luka, tangisan tak bersuara. Sesak? Memang , apa dayaku yang ingin meng kita-kan aku dan kamu. .Puspa Aprilia Trim...