1

1.4K 101 0
                                    


Kim Jinhwan berjalan pelan di koridor sendirian, ini masih terlalu pagi belum banyak siswa yang datang. Ah, Jinhwan suka suasana sepi di pagi begini, udara masih segar dan belum banyak yang datang itu artinya dia bisa berjalan santai dan tenang sepanjang koridor menuju kelasnya.

Sampai dikelas masih kosong, bagus, dia punya sedikit waktu lagi untuk sendiri. Perlahan dia berjalan menuju mejanya. Memasukkan tas ke dalam laci kemudian berjalan menuju jendela melihat pemandangan luar yang tepat ke arah bagian taman belakang sekolah. Setidaknya sekolah ini masih punya pemandangan hijau itu menyenangkan.
Jinhwan melirik pintu sekilas,
Hm, masih belum ada yang datang.
Uhm, mungkin duduk dikoridor menunggu teman temanya datang tidak masalah, Pikirnya.
Teman-teman... Ya kali ini Jinhwan berhasil punya teman, meski tidak begitu dekat tapi setidaknya Jinhwan punya teman bicara tidak seperti masa JHS nya dulu.

Gadis itu mengesah... Meletakkan kedua tanggannya ke pembatas, menatap ke bawah... Ke tengah lapangan, disana sudah ada beberapa siswa yang sedang bermain bola. Di pagi begini sudah sibuk bermain bola, Jinhwan tak habis pikir bagaimana orang lain terlihat punya banyak tenaga.

Jika itu dia... Tidak mungkin.
Tidak. Dia tidak akan repot repot membuang tenaga nya di pagi hari, hari masih panjang artinya masih banyak tenaga yang harus dia simpan untuk itu...

Sesekali mata sipitnya memindai ke segala arah, tampak banyak siswa mulai berdatangan. Kini dia melirik ujung koridor berharap temannya sudah datang.

Tapi belum tampak sepertinya... Eh? tunggu....

Jinhwan mengerjapkan matanya...

Itu...

Seorang siswa berjalan santai di koridor, seragam atasnya  tertutupi sweater turtle neck berwarna biru dengan garis putih, kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana serta earphone putih menyumpal kedua telinga nya.
Jinhwan mengeryit...

Sepertinya tidak asing.

Anak laki-laki itu berjalan semakin dekat dari tempat Jinhwan berdiri...

Oh?!

Wajah tampan itu... Mata tajam, hidung tinggi, bibir plum dengan garis wajah tegas berjalan santai memasang ekspresi datar tak terbaca.

Gadis mungil itu kini agak terbelalak.

Bukankah itu orang yang waktu itu?

Benar, Jinhwan ingat. Itu seniornya dulu di masa JHS yang membuat heboh di acara kelulusan angkatan Jinhwan waktu itu.
Minus rambut blonde nya.
Penampilannya terlihat fresh dengan rambut yang sudah di pangkas rapih berwarna hitam.

Eiiih, Tapi bernarkah? Bukankah dia mendengar teman-teman kelas JHS-nya  heboh mengeluh dan merengek bahwa tak akan bisa melihat sunbae tampan mereka, karena sunbae itu bersekolah di salah satu sekolah elite di seoul. Lalu kenapa dia disini?.

Suara derap langkah kaki yang kian mendekat membuat jinhwan tersadar dari lamunannya, mengerjap ... 

Huh?!!

Tepat ketika dia mengangkat wajahnya , tatapannya bertemu dengan  manik legam yang tengah menatap lurus ke arahnya. Obsidian mereka saling mengunci untuk beberapa detik sampai sang sunbae memutuskan lebih dulu kontak mata mereka dan memutar arah,  berbelok ke arah koridor yang berbeda tepat disisi kiri Jinhwan berdiri.

THAT SUNBAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang