15

463 79 25
                                    

Selama beberapa hari sejak insiden marahnya yunhyeong, gadis tinggi itu jadi lebih pendiam meski jinhwan cukup bersyukur yunhyeong sudah tidak menghindarinya walaupun yah... yunhyeong masih tidak mau bicara banyak padanya. Tak apa, dia bisa bersabar menunggu sampai gadis ramping penyuka lipbalm itu perlahan mencair.
Tapi bukan berarti jinhwan hanya diam tanpa melakukan apapun, dia sudah melakukan banyak upaya untuk membujuk gadis cantik itu yang entah kenapa terasa berbeda dari kemarahan awalnya.
Jinhwan tidak yakin sebenarnya, hanya saja beberapa kali dia tidak sengaja mendapati gadis itu lebih banyak melamun atau tiba-tiba menelusupkan wajah pada kedua lengan yang bertumpu di meja dengan wajah agak memerah.
Mungkin jinhwan harus memastikan apakah ini karena ada sangkutan dengannya atau memang ada hal lain.
Ingin bertanya langsung, tapi jinhwan agak takut kalau-kalau dia nanti di bentak lagi karena terus merecok minta dimaafkan seperti tempo hari.

"Ayo"

Jinhwan terkesiap mendengar suara donghyuk di kursi depan yang sudah berdiri menoleh kearahnya,
Gadis mungil itu ikut beranjak dari duduk setelah memastikan semua alat tulisnya masuk dalam laci, kemudian menoleh pada meja yunhyeong di sisi kirinya.

"Yun..." panggil gadis mungil hati-hati.

"Hm"

Yunhyeong ikut bangkit tanpa menoleh sedikitpun ke arah jinhwan mulai berjalan lebih dulu bersisian dengan donghyuk yang sempat bertukar pandang dengan jinhwan sekilas. Jinhwan sendiri mengikuti di belakang setelah sebelumnya menunggu Hanna yang kali ini memilih duduk di kursi belakang masih dari barisan yang sama dengan yunhyeong.

Jinhwan mengernyit begitu sampai bibir pintu beberapa siswi dari kelasnya berjajar rapih pada pembatas balkon kompak.
Donghyuk yang lebih dulu sampai di luar mendekat ikut melongokkan kepala ke lapangan bawah, nampak sekumpulan murid berseragam olah raga masih sibuk membenahi matras di tengah lapangan. Gadis manis itu membulatkan bibir begitu mengerti kelas mana yang ada di bawah sana.

"Kelas hanbin sunbae abis olah raga" ujar gadis itu namun kemudian buru-buru menepuk mulutnya sendiri dengan telapak tangan begitu sadar apa yang baru saja dia katakan. Ia mengerling pada yunhyeong yang diam membisu. Sementara jinhwan sudah menunduk mengulum bibir dengan mata terpejam rapat  merutuk diam-diam begitu nama hanbin di sebutkan.
Perlahan ketiga gadis yang hampir selalu bersama itu melirik yunhyeong yang diluar dugaan hanya diam kalem tanpa reaksi apapun.

"Ini jadi ke kantin tidak?" tanya si gadis song, kompak tiga gadis tadi saling bertukar pandang tak menyangka. Buru-buru hanna yang lebih dulu menguasai diri meringsek maju ke sisi yunhyeong yang sudah bersiap melanjutkan langkah sembari mengangguk beberapa kali  kemudian di ikuti donghyuk.

"Kim jinhwan"

Jinhwan yang masih berdiri diam ditempatnya agak terlonjak kala suara berat seseorang menyapanya, gadis itu menoleh lantas menautkan alis mendapati tubuh jangkung seorang siswa yang setahunya anak kelas sebelah sudah berdiri di belakangnya.

"Mingyu, ada apa?"

"Wali kelas kalian memintaku memanggilkan perwakilan kalian untuk ke ruang guru"

"Huh?"

"Bu Guru Lee Sooyeon, wali kelas kalian kan?" pemuda itu bertanya ragu.

"Ah... Iya benar" jinhwan mengangguk kemudian menolehkan kepala ke sekitar, gadis itu berdecak pelan begitu tersadar  kalau ternyata sudah tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua.

pada kemana deh.

"Baiklah. Terima kasih mingyu-ya"

Terpaksa lagi-lagi ujungnya dia yang maju untuk urusan begini. Gadis mungil itu menghela nafas pasrah mengeluarkan ponsel dari saku seragam berniat mengirimi donghyuk pesan.

THAT SUNBAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang